SATUAN KEGIATAN LAYANAN
Setiap
individu adalah unik. Artinya setiap individu memiliki perbedaan antara yang
satu dengan yang lain. Perbedaan tersebut bermacam-macam, mulai dari perbedaan
fisik, pola berpikir dan cara-cara merespon atau mempelajari hal-hal baru.
Dalam hal belajar, masing-masing individu memiliki kelebihan dan kekurangan
dalam menyerap pelajaran yang diberikan. Oleh karena itu dalam dunia pendidikan
dikenal berbagai metode untuk dapat memenuhi tuntutan perbedaan individu
tersebut. Di negara-negara maju sistem pendidikan bahkan dibuat sedemikian rupa
sehingga individu dapat dengan bebas memilih pola pendidikan yang sesuai dengan
karakteristik dirinya.
Di Indonesia
seringkali kita mendengar keluhan dari orangtua yang merasa sudah melakukan
berbagai cara untuk membuat anaknya menjadi “pintar”. Orangtua berlomba-lomba
menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah-sekolah terbaik. Selain itu anak
diikutkan dalam berbagai kursus maupun les privat yang terkadang menyita habis
waktu yang seharusnya bisa dipergunakan anak atau remaja untuk bermain atau
bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya. Namun demikian usaha-usaha
tersebut seringkali tidak membuahkan hasil seperti yang diharapkan, bahkan ada
yang justru menimbulkan masalah bagi anak dan remaja.
Apa sebenarnya yang terjadi? Mengapa anak-anak tersebut tidak
kunjung-kunjung pintar? Salah satu faktor yang dapat menjadi penyebabnya adalah
ketidaksesuaian cara belajar yang dimiliki oleh sang anak dengan metode belajar
yang diterapkan dalam pendidikan yang dijalaninya termasuk kursus atau les
privat. Cara belajar yang dimaksudkan disini adalah kombinasi dari bagaimana
individu menyerap, lalu mengatur dan mengelola informasi.
Otak Sebagai Pusat Belajar
Otak manusia adalah
kumpulan massa protoplasma yang paling kompleks yang ada di alam semesta.
Satu-satunya organ yang dapat mempelajari dirinya sendiri dan jika dirawat
dengan baik dalam lingkungan yang menimbulkan rangsangan yang memadai, otak
dapat berfungsi secara aktif dan reaktif selama lebih dari seratus tahun. Otak
inilah yang menjadi pusat belajar sehingga harus dijaga dengan baik sampai
seumur hidup agar terhindar dari kerusakan.
Menurut MacLean,
otak manusia memiliki tiga bagian dasar yang seluruhnya dikenal sebagai triune
brain/three in one brain (dalam DePorter & Hernacki, 2001). Bagian
pertama adalah batang otak, bagian kedua sistem limbik dan yang ketiga
adalah neokorteks.
Batang otak
memiliki kesamaan struktur dengan otak reptil, bagian otak ini bertanggungjawab
atas fungsi-fungsi motorik-sensorik-pengetahuan fisik yang berasal dari panca
indra. Perilaku yang dikembangkan bagian ini adalah perilaku untuk
mempertahankan hidup, dorongan untuk mempertahankan spesies.
Disekeliling batang
otak terdapat sistem limbik yang sangat kompleks dan luas. Sistem ini berada di
bagian tengah otak manusia. Fungsinya bersifat emosional dan kognitif yaitu
menyimpan perasaan, pengalaman yang menyenangkan, memori dan kemampuan belajar.
Selain itu sistem ini mengatur bioritme tubuh seperti pola tidur, lapar, haus,
tekanan darah, jantung, gairah seksual, temperatur, kimia tubuh, metabolisme
dan sistem kekebalan. Sistem limbik adalah panel kontrol dalam penggunaan
informasi dari indra penglihatan, pendengaran, sensasi tubuh, perabaan,
penciuman sebagai input yang kemudian informasi ini disampaikan ke pemikir
dalam otak yaitu neokorteks.
Neokorteks
terbungkus di sekitar sisi sistem limbik, yang merupkan 80% dari seluruh materi
otak. Bagian ini merupakan tempat bersemayamnya pusat kecerdasan manusia.
Bagian inilah yang mengatur pesan-pesan yang diterima melalui penglihatan, pendengaran
dan sensasi tubuh manusia. Proses yang berasal dari pengaturan ini adalah
penalaran, berpikir intelektual, pembuatan keputusan, perilaku normal, bahasa,
kendali motorik sadar, dan gagasan non verbal. Dalam neokorteks ini pula
kecerdasan yang lebih tinggi berada, diantaranya adalah : kecerdasan
linguistik, matematika, spasial/visual, kinestetik/perasa, musikal,
interpersonal, intrapersonal dan intuisi.
Karakteristik Cara Belajar
Berdasarkan
kemampuan yang dimiliki otak dalam menyerap, mengelola dan menyampaikan
informasi, maka cara belajar individu dapat dibagi dalam 3 (tiga) kategori.
Ketiga kategori tersebut adalah cara belajar visual, auditorial dan kinestetik
yang ditandai dengan ciri-ciri perilaku tertentu. Pengkategorian ini tidak
berarti bahwa individu hanya yang memiliki salah satu karakteristik cara
belajar tertentu sehingga tidak memiliki karakteristik cara belajar yang
lain. Pengkategorian ini hanya merupakan pedoman bahwa individu memiliki salah
satu karakteristik yang paling menonjol sehingga jika ia mendapatkan rangsangan
yang sesuai dalam belajar maka akan memudahkannya untuk menyerap pelajaran.
Dengan kata lain jika sang individu menemukan metode belajar yang sesuai dengan
karakteristik cara belajar dirinya maka akan cepat ia menjadi “pintar” sehingga
kursus-kursus atau pun les private secara intensif mungkin tidak diperlukan
lagi.
Adapun ciri-ciri
perilaku individu dengan karakteristik cara belajar seperti disebutkan diatas,
menurut DePorter & Hernacki (2001), adalah sebagai berikut:
1.
Karakteristik Perilaku Individu dengan
Cara Belajar Visual
Individu yang memiliki kemampuan belajar visual yang baik ditandai dengan
ciri-ciri perilaku sebagai berikut:
·
rapi dan teratur
·
berbicara dengan cepat
·
mampu membuat rencana
jangka pendek dengan baik
·
teliti dan rinci
·
mementingkan
penampilan
·
lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada
apa yang didengar
·
mengingat sesuatu
berdasarkan asosiasi visual
·
memiliki kemampuan
mengeja huruf dengan sangat baik
·
biasanya tidak mudah
terganggu oleh keributan atau suara berisik ketika sedang belajar
·
sulit menerima
instruksi verbal (oleh karena itu seringkali ia minta instruksi secara
tertulis)
·
merupakan pembaca yang
cepat dan tekun
·
lebih suka membaca
daripada dibacakan
·
dalam memberikan
respon terhadap segala sesuatu, ia selalu bersikap waspada, membutuhkan
penjelasan menyeluruh tentang tujuan dan berbagai hal lain yang berkaitan.
·
jika sedang berbicara
di telpon ia suka membuat coretan-coretan tanpa arti selama berbicara
·
lupa menyampaikan
pesan verbal kepada orang lain
·
sering menjawab
pertanyaan dengan jawaban singkat “ya” atau “tidak’
·
lebih suka
mendemonstrasikan sesuatu daripada berpidato/berceramah
·
lebih tertarik pada
bidang seni (lukis, pahat, gambar) daripada musik
·
seringkali tahu apa
yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai menuliskan dalam kata-kata
2. Karakteristik Perilaku
Individu dengan Cara Belajar Auditorial
Individu yang
memiliki kemampuan belajar auditorial yang baik ditandai dengan ciri-ciri
perilaku sebagai berikut :
·
sering berbicara
sendiri ketika sedang bekerja
·
mudah terganggu oleh
keributan atau suara berisik
·
lebih senang
mendengarkan (dibacakan) daripada membaca
·
jika membaca maka
lebih senang membaca dengan suara keras
·
dapat mengulangi atau
menirukan nada, irama dan warna suara
·
mengalami kesulitan
untuk menuliskan sesuatu, tetapi sangat pandai dalam bercerita
·
berbicara dalam irama
yang terpola dengan baik
·
berbicara dengan
sangat fasih
·
lebih menyukai seni
musik dibandingkan seni yang lainnya
·
belajar dengan
mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada apa yang dilihat
·
senang berbicara,
berdiskusi dan menjelaskan sesuatu secara panjang lebar
·
mengalami kesulitan
jika harus dihadapkan pada tugas-tugas yang berhubungan dengan visualisasi
·
lebih pandai mengeja
atau mengucapkan kata-kata dengan keras daripada menuliskannya
·
lebih suka humor atau
gurauan lisan daripada membaca buku humor/komik
3. Karakteristik Perilaku
Individu dengan Cara Belajar Kinestetik
Individu yang memiliki kemampuan belajar kinestetik yang baik ditandai
dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut :
·
berbicara dengan
perlahan
·
menanggapi perhatian
fisik
·
menyentuh orang lain
untuk mendapatkan perhatian mereka
·
berdiri dekat ketika
sedang berbicara dengan orang lain
·
banyak gerak fisik
·
memiliki perkembangan
otot yang baik
·
belajar melalui
praktek langsung atau manipulasi
·
menghafalkan sesuatu
dengan cara berjalan atau melihat langsung
·
menggunakan jari untuk
menunjuk kata yang dibaca ketika sedang membaca
·
banyak menggunakan
bahasa tubuh (non verbal)
·
tidak dapat duduk diam
di suatu tempat untuk waktu yang lama
·
sulit membaca peta
kecuali ia memang pernah ke tempat tersebut
·
menggunakan kata-kata
yang mengandung aksi
·
pada umumnya
tulisannya jelek
·
menyukai kegiatan atau
permainan yang menyibukkan (secara fisik)
·
ingin melakukan segala
sesuatu
Dengan
mempertimbangkan dan melihat cara belajar apa yang paling menonjol dari diri
seseorang maka orangtua atau individu yang bersangkutan (yang sudah memiliki
pemahaman yang cukup tentang karakter cara belajar dirinya) diharapkan dapat
bertindak secara arif dan bijaksana dalam memilih metode belajar yang sesuai.
Bagi para remaja yang mengalami kesulitan belajar, cobalah untuk mulai
merenungkan dan mengingat-ingat kembali apa karakteristik belajar anda yang
paling efektif. Setelah itu cobalah untuk membuat rencana atau persiapan yang
merupakan kiat belajar anda sehingga dapat mendukung agar kemampuan tersebut
dapat terus dikembangkan. Salah satu cara yang bisa digunakan adalah dengan
memanfaat berbagai media pendidikan seperti tape recorder, video, gambar, dll.
Selamat mencoba. Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar