BAB
I
1.PENDAHULUAN
I.1 Pencemaran Udara
Udara dimana
di dalamnya terkandung sejumlah oksigen, merupakan komponen esensial bagi
kehidupan, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya. Udara merupakan campuran
dari gas, yang terdiri dari sekitar 78 % Nitrogen, 20 % Oksigen; 0,93 % Argon;
0,03 % Karbon Dioksida (CO2) dan sisanya terdiri dari Neon (Ne),
Helium (He), Metan (CH4) dan Hidrogen (H2). Udara
dikatakan "Normal" dan dapat mendukung kehidupan manusia apabila
komposisinya seperti tersebut diatas. Sedangkan apabila terjadi penambahan
gas-gas lain yang menimbulkan gangguan serta perubahan komposisi tersebut, maka
dikatakan udara sudah mengalami pencemaran/ terpolusi.
Akibat
aktifitas perubahan manusia udara seringkali menurun kualitasnya. Perubahan kualitas
ini dapat berupa perubahan sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat kimiawi.
Perubahan kimiawi, dapat berupa pengurangan maupun penambahan salah satu
komponen kimia yang terkandung dalam udara, yang lazim dikenal sebagai
pencemaran udara. Kualitas udara yang dipergunakan untuk kehidupan tergantung
dari lingkungannya. Kemungkinan disuatu tempat dijumpai debu yang bertebaran
dimana-mana dan berbahaya bagi kesehatan. Demikian juga suatu kota yang
terpolusi oleh asap kendaraan bermotor atau angkutan yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan.
Polusi udara di kebanyakan kota di
Asia Tenggara dan China memiliki peringkat teratas sebagai penyebab kematian
dari 500.000 orang setiap tahun, kata Michal Krzyzanowski, seorang spesialis
kualitas udara pada Pusat Lingkungan WHO Eropa, di Bonn, Jerman .
Menurut WHO
di seluruh dunia, polusi udara menyebabkan kematian 800.000 orang setiap tahun.
Berdasarkan studi Bank Dunia tahun 1994, pencemaran udara merupakan
pembunuh kedua bagi anak balita di Jakarta, 14% bagi seluruh kematian balita
seluruh Indonesia dan 6% bagi seluruh angka kematian penduduk Indonesia.
Jakarta sendiri adalah kota dengan kualitas terburuk ketiga di dunia.
I.2
Jenis Pencemar Udara
Di dunia, dikenal 6 jenis zat pencemar udara utama yang berasal dari kegiatan
manusia (anthropogenic sources), yaitu Karbon monoksida (CO), oksida sulfur
(SOx), oksida nitrogen (NOx), partikulat, hidrokarbon (HC), dan oksida
fotokimia, termasuk ozon.
Pencemaran udara akibat kegiatan
transportasi yang sangat penting adalah akibat kendaraan bermotor di darat.
Kendaraan bermotor menghasilkan gas CO, Nox, HC, SO2 dan tetraethyl lead, yang
merupakan bahan logam timah yang ditambahkan ke dalam bensin berkualitas rendah
untuk meningkatkan nilai oktan guna mencegah terjadinya letupan pada mesin.
Parameter-parameter penting akibat aktivitas ini adalah CO, Partikulat, Nox,
HC, Pb dan Sox (Fardiaz, 1992).
I.3
Dampak Pencemaran Udara
Dampak terhadap kesehatan yang disebabkan oleh pencemaran udara akan
terakumulasi dari hari ke hari. Pemaparan dalam jangka waktu lama akan
berakibat pada berbagai gangguan kesehatan, seperti
bronchitis, emphysema, dan kanker paru-paru. Dampak kesehatan yang diakibatkan oleh pencemaran udara berbeda-beda antar individu. Populasi yang paling rentan adalah kelompok individu berusia lanjut dan balita. Menurut penelitian di Amerika Serikat, kelompok balita mempunyai kerentanan enam kali lebih besar dibandingkan orang dewasa. Kelompok balita lebih rentan karena mereka lebih aktif dan dengan demikian menghirup udara lebih banyak, sehingga mereka lebih banyak menghirup zat-zat pencemar (Soedomo, 2001).
bronchitis, emphysema, dan kanker paru-paru. Dampak kesehatan yang diakibatkan oleh pencemaran udara berbeda-beda antar individu. Populasi yang paling rentan adalah kelompok individu berusia lanjut dan balita. Menurut penelitian di Amerika Serikat, kelompok balita mempunyai kerentanan enam kali lebih besar dibandingkan orang dewasa. Kelompok balita lebih rentan karena mereka lebih aktif dan dengan demikian menghirup udara lebih banyak, sehingga mereka lebih banyak menghirup zat-zat pencemar (Soedomo, 2001).
Tabel 1 Dampak pencemaran udara berupa gas
NO
|
BAHAN
PENCEMAR
|
SUMBER
|
DAMPAK/AKIBAT PADA INDIVIDU/MASYARAKAT
|
1.
|
Sulfur Dioksida (SO2)
|
Batu bara
atau bahan bakar minyak yang mengandung Sulfur.
Pembakaran limbah pertanah.
Proses dalam industri.
|
Menimbulkan efek iritasi pada
saluran nafas sehingga menimbulkan gejala batuk dan sesak nafas.
|
2.
|
Hidrogen Sulfa (H2S)
|
Dari kawah gunung yang masih
aktif.
|
Menimbulkan
bau yang tidak sedap, dapat merusak indera penciuman (nervus olfactory)
|
3.
|
Nitrogen Oksida (N2O)
Nitrogen Monoksida (NO)
Nitrogen
Dioksida (NO2)
|
Berbagai
jenis pembakaran.
Gas buang
kendaran bermotor.
Peledak, pabrik pupuk.
|
Menggangu sistem pernapasan.
Melemahkan sistem pernapasan paru
dan saluran nafas sehingga paru mudah terserang infeksi.
|
4.
|
Amoniak (NH3)
|
Proses Industri
|
Menimbulkan
bau yang tidak sedap/menyengat.
Menyebabkan
sistem pernapasan, Bronchitis, merusak indera penciuman.
|
5.
|
Karbon Dioksida
(CO2)Karbon Monoksida (CO)Hidrokarbon
|
Semua hasil pembakaran.Proses
Industri
.
|
Menimbulkan efek sistematik,
karena meracuni tubuh dengan cara pengikatan hemoglobin yang amat vital bagi
oksigenasi jaringan tubuh akaibatnya apabila otak kekurangan oksigen dapat
menimbulkan kematian.
Dalam jumlah kecil dapat
menimbulkan gangguan berfikir, gerakan otot, gangguan jantung.
|
I.4 Sumber Pencemaran Udara
Di Indonesia, kurang lebih 70% pencemaran udara disebabkan oleh emisi
kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang
dapat menimbulkan dampak negatif, baik terhadap kesehatan manusia maupun
terhadap lingkungan, seperti timbal/timah hitam (Pb), suspended particulate
matter (SPM), oksida nitrogen (Nox), hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO),
dan oksida fotokimia (Ox). Kendaraan bermotor menyumbang hampir 100% timbal,
13-44% suspended particulate matter (SPM), 71-89% hidrokarbon, 34-73% Nox, dan
hampir seluruh karbon monoksida (CO) ke udara Jakarta. Sumber utama debu
berasal dari pembakaran sampah rumah tangga, di mana mencakup 41% dari sumber
debu di Jakarta. Sektor industri merupakan sumber utama dari sulfur dioksida. Di tempat-tempat padat di Jakarta konsentrasi timbal bisa 100 kali dari
ambang .
Menurut penelitian ”Jakarta
Urban Development Project”, konsentrasi timbal di Jakarta akan mencapai 1,7-3,5
mikrogram/meter kubik (ìg/m3) pada tahun 2000. Menurut Bapedalda Bandung, konsentrasi
hidrokarbon mencapai 4,57 ppm (baku mutu PP 41/1999: 0,24 ppm), Nox mencapai
0,076 ppm (baku mutu: 0,05 ppm), dan debu mencapai 172 mg/m3 (baku mutu: 150
mg/m3) (Soedomo, 2001).
BAB II
PEMBAHASAN
II. HIDROKARBON
II.1. Definisi
Hidrokarbon
Gas alam atau juga disebut gasolin, adalah bahan bakar fosil berbentuk gas yang terutama
terdiri dari metana. Ia banyak
ditemukan di ladang minyak dan ladang gas alam dalam jumlah
besar, dan juga di dasar tambang batu bara dalam jumlah
kecil.Gas yang kaya akan metana yang tercipta dari pembusukan anaerobik bahan-bahan
organik selain dari fosil, maka disebut biogas. Sumber biogas
dapat ditemukan di rawa-rawa, tempat pembuangan akhir, pembuangan kotoran, dan pupuk serta gas dalam perut/usus sapi.
Metana adalah gas rumah kaca yang dapat menciptakan pemanasan global ketika
terlepas ke atmosfer, dan umumnya dianggap sebagai polutan ketimbang sumber
energi yang berguna. Meskipun begitu, metana di atmosfer bereaksi dengan ozon,
memproduksi karbon dioksida dan air, sehingga efek rumah
kaca dari metana yang terlepas ke udara relatif hanya berlangsung sesaat.
Sumber metana yang berasal dari makhluk hidup kebanyakan berasal dari rayap,
ternak (mamalia) dan pertanian (diperkirakan kadar emisinya sekitar 15, 75 dan
100 juta ton per tahun secara berturut-turut).
Komponen kimia utama metana adalah (CH4), yang merupakan molekul hidrokarbon yang terpendek
dan teringan. Ia juga mungkin mengandung zat hidrokarbon gas yang lebih berat
seperti etana (C2H6), propana (C3H8) and butana (C4H10), selain gas-gas lain yang mengandung sulfur dalam jumlah
yang berbeda-beda
Hidrokarbon merupakan segolongan
senyawa yang banyak terdapat di alam sebagai minyak bumi. Indonesia banyak
menghasilkan minyak bumi yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, diolah menjadi
bahan bakar motor, minyak pelumas dan aspal.
Hidrokarbon (HC), walaupun ada
berbagai nama untuk polutan ini, mulai dari "gas organik reaktif"
sampai "senyawa organik yang mudah menguap", tetapi semua nama
tersebut mengacu pada ribuan polutan yang terdapat dalam bensin yang tak
terbakar, cairan pencuci kering, zat pelarut untuk industri, dan berbagai jenis
kombinasi lain dari hidrogen dengan karbon. Banyak jenis hidrokarbon berbahaya
secara sendiri-sendiri: benzene, suatu konstituen dari gasolin, misalnya, dapat
menimbulkan leukemia. Jenis-jenis lain bereaksi dengan oksida-oksida nitrogen
dalam cahaya matahari, dan menimbulkan asap kabut atau ozon.
Hidrokarbon dan oksidan fotokimia
merupakan komponen polutan udara yang berbeda tetapi mempunyai hubungan satu
dengan yang lain. Hidrokarbon merupakan polutan primer karena dilepaskan ke
udara secara langsung, sedangkan oksidan fotokimia berasal dari reaksi-reaksi
yang melibatkan hidrokarbon baik secara langsung maupun tidak langsung. Masalah
yang dihadapi karena adanya polusi hidrokarbon harus mempertimbangkan juga
adanya polusi oksidan fotokimia.
Akibat aktifitas perubahan manusia udara
seringkali menurun kualitasnya. Perubahan kualitas ini dapat berupa perubahan
sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat kimiawi. Perubahan kimiawi, dapat berupa
pengurangan maupun penambahan salah satu komponen kimia yang terkandung dalam
udara, yang lazim dikenal sebagai pencemaran udara. Kualitas udara yang
dipergunakan untuk kehidupan tergantung dari lingkungannya. Kemungkinan disuatu
tempat dijumpai debu yang bertebaran dimana-mana dan berbahaya bagi kesehatan.
Demikian juga suatu kota yang terpolusi oleh asap kendaraan bermotor
atau angkutan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
Pencemaran udara yang diakibatkan oleh gas buang kendaraan bermotor
pada akhir- akhir ini sudah berada pada kondisi yang sangat
memprihatinkan dan memberikan andil yang terbesar dalam pencemaran udara
secara total terutama di kota-kota besar negara berkembang.
Salah satu polutan gas buang kendaraan bermotor yang ikut
berpartisipasi dalam pencemaran udara adalah hidrokarbon. Bensin yang
digunakan sebagai bahan bakar untuk kendaraan bermotor merupakan
suatu campuran komplek antara hidrokarbonhidrokarbon sederhana dengan
sejumlah kecil bahan tambahan non-hidrokarbon bersifat sangat volatil
yang sangat mudah menguap dan mengemisikan hidrokarbon ke udara.
Hidrokarbon yang diemisikan tersebut merupakan polutan primer karena
dilepaskan ke udara secara langsung oleh kendaraan bermotor baik pada
saat pengisian bahan bakar maupun karena tidak sempurnanya pembakaran yang
terjadi di ruang bakar.
II.2. Klasifikasi Hidrokarbon
Klasifikasi hidrokarbon merupakan
senyawa yang hanya tersusun oleh karbon dan hidrogen. Sedangkan senyawa karbon
lainnya dapat dipandang sebagai turunan dari hidrokarbon. Hidrokarbon masih
dapat dibagi menjadi dua kelompok utama: hidrokarbon alifatik, termasuk di
dalamnya adalah yang berantai lurus, yang berantai cabang, dan rantai
melingkar, dan kelompok kedua, hidrokarbon aromatik yang mengandung cincin atom
karbon yang sangat stabil.
Hidrokarbon alifatik masih dapat dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan
kelipatan ikatan karbon-karbon; hidrokarbon jenuh yang mengandung ikatan
tunggal karbon-karbon; dan hidrokarbon tak jenuh yang mengandung paling sedikit
satu ikatan rangkap dua karbon-karbon atau ikatan rangkap tiga.
JENIS-JENIS
HIDROKARBON
JENIS
|
RANTAI
KARBON
|
RUMUS
MOLEKUL
|
TITIK
DIDIH
|
TITIK
LEBUR
|
WUJUD
|
KEGUNAAN
|
METANA
|
C1
|
CH4
|
-161-
|
-153
|
Gas
|
Bahan bakar,carbon hitam,gasoline
|
ETANA
|
C2
|
C2H6
|
-88
|
-183,3
|
Gas
|
Bahan kimia
|
PROPANA
|
C3
|
C3H8
|
-46
|
-189,7
|
Gas
|
Bahan bakar pemantik api, pemanggang
|
BUTANA
|
C4
|
C4H10
|
-1
|
-138,40
|
Gas
|
Bahan bakar pemantik,pemanggang
|
PENTANA
|
C5
|
C5H12
|
36,1
|
129,7
|
Cair
|
Pelarut,pendingin
|
HEXSANA
|
C6
|
C6H14
|
69,7
|
-95,3
|
Cair
|
Bahan bakar motor
|
HEPTANA
|
C7
|
C7H16
|
98,4
|
-90,6
|
Cair
|
Pelarut
|
OKTANA
|
C8
|
C8H18
|
125,7
|
-56,8
|
Cair
|
Pelarut
|
NONANA
|
C9
|
C9H20
|
150,8
|
-53,5
|
Cair
|
Pelarut
|
DECANA
|
C10
|
C10H22
|
174,1
|
-29,7
|
Cair
|
Pelarut
|
KEROSEN
|
C12-C16
|
200-315
|
Cair
|
Bahan bakar kompor,disel ,dsb
|
||
BAHAN BAKAR MINYAK
|
C15C18
|
Sampai 357
|
Cair
|
|||
MINYAK PELUMAS
|
C16 C20
|
350dst
|
Cair
|
|||
PELUMAS (GEMUK)
|
C20
|
Semisolid
|
||||
FARAFFIN-LILIN
|
C26
|
Solid
|
||||
TER
|
C26
|
Residu
|
||||
MINYAK TANAH
KOKAS
|
C26
|
residu
|
KARAKTERISTIK
HIDROKARBON
Struktur
Hidrokarban (HC) terdiri dari elemen hidrogen dan korbon dan sifat fisik HC
dipengaruhi oleh jumlah atom karbon yang menyusun molekul HC. HC adalah bahan
pencemar udara yang dapat berbentuk gas, cairan maupun padatan. Semakin tinggi
jumlah atom karbon, unsur ini akan cenderung berbentuk padatan. Hidrokarbon
dengan kandungan unsur C antara 1-4 atom karbon akan berbentuk gas pada suhu kamar,
sedangkan kandungan karbon diatas 5 akan berbentuk cairan dan padatan.
HC yang berupa
gas akan tercampur dengan gas-gas hasil buangan lainnya. Sedangkan bila berupa
cair maka HC akan membentuk semacam kabut minyak, bila berbentuk padatan akan
membentuk asap yang pekat dan akhirnya menggumpal menjadi debu. Berdasarkan
struktur molekulnya, hidrokarbon dapat dibedakan dalam 3 kelompok yaitu
hidrokarban alifalik, hidrokarbon aromatik dan hidrokarbon alisiklis. Molekul
hidrokarbon alifalik tidak mengandung cincin atom karbon dan semua atom karbon
tersusun dalam bentuk rantai lurus atau bercabang.
Hidrokarbon
(HC), walaupun ada berbagai nama untuk polutan ini, mulai dari “gas
organik reaktif” sampai “senyawa organik yang mudah menguap”, tetapi semua nama
tersebut mengacu pada ribuan polutan yang terdapat dalam bensin yang tak
terbakar, cairan pencuci kering, zat pelarut untuk industri, dan berbagai jenis
kombinasi lain dari hidrogen dengan karbon. Banyak jenis hidrokarbon berbahaya
secara sendiri-sendiri: benzene, suatu konstituen dari gasolin, misalnya, dapat
menimbulkan leukemia. Jenis-jenis lain bereaksi dengan oksida-oksida nitrogen
dalam cahaya matahari, dan menimbulkan asap kabut atau ozon.
Hidrokarbon
dan oksidan fotokimia merupakan komponen polutan udara yang berbeda tetapi
mempunyai hubungan satu dengan yang lain. Hidrokarbon merupakan polutan primer
karena dilepaskan ke udara secara langsung, sedangkan oksidan fotokimia berasal
dari reaksi-reaksi yang melibatkan hidrokarbon baik secara langsung maupun tidak
langsung. Masalah yang dihadapi karena adanya polusi hidrokarbon harus
mempertimbangkan juga adanya polusi oksidan fotokimia.
hidrokarbon merupakan teknologi umum
yang digunakan untuk beberapa senyawa organic yang diemisikan bila bahan bakar
minyak dibakar. Sumber langsung dapat berasal dari berbagai aktivitas
perminyakan yang ada, seperti ladang minyak, gas bumi geothermal. Umumnya
hidrokarbon terdiri atas methana, ethan dan turunan-turunan senyawa alifatik
dan aromatic. Hidrokarbon dinyatakan dengan hidrokarbon total (THC).
Senyawa
hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi berupa benzena, toluena,
ethylbenzena, dan isomer xylena, dikenal sebagai BTEX, merupakan komponen utama
dalam minyak bumi, bersifat mutagenik dan karsinogenik pada manusia. Senyawa
ini bersifat rekalsitran, yang artinya sulit mengalami perombakan di alam, baik
di air maupun di darat.
SUMBER DAN
DISTRIBUSI
Hidrokarbon
merupakan segolongan senyawa yang banyak terdapat di alam sebagai minyak bumi.
Indonesia banyak menghasilkan minyak bumi yang mempunyai nilai ekonomi tinggi,
diolah menjadi bahan bakar motor, minyak pelumas, dan aspal.
Sebagai bahan
pencemar udara, Hidrokarbon dapat berasal dari proses industri yang diemisikan
ke udara dan kemudian merupakan sumber fotokimia dari ozon. HC merupakan
polutan primer karena dilepas ke udara ambien secara langsung.
Kegiatan
industri yang berpotensi menimbulkan cemaran dalam bentuk HC adalah industri
plastik, resin, pigmen, zat warna, pestisida dan pemrosesan karet. Diperkirakan
emisi industri sebesar 10 % berupa HC. Sumber HC dapat pula berasal dari sarana
transportasi. Kondisi mesin yang kurang baik akan menghasilkan HC. Pada umumnya
pada pagi hari kadar HC di udara tinggi, namun pada siang hari menurun. Sore
hari kadar HC akan meningkat dan kemudian menurun lagi pada malam hari. Adanya
hidrokarbon di udara terutama metana, dapat berasal dari sumber-sumber alami
terutama proses biologi aktivitas geothermal seperti explorasi danpemanfaatan
gas alam dan minyak bumi dan sebagainya. Jumlah yang cukup besar juga berasal
dari proses dekomposisi bahan organik pada permukaan tanah, Demikian juga
pembuangan sampah, kebakaran hutan dan kegiatan manusia lainnya mempunyai
peranan yang cukup besar dalam memproduksi gas hidrokarbon di atmosfir.
II.3.
Parameter pencemaran udara
Menurut Soedomo (2001),
hidrokarbon merupakan teknologi umum yang digunakan untuk beberapa senyawa
organic yang diemisikan bila bahan bakar minyak dibakar. Sumber langsung dapat
berasal dari berbagai aktivitas perminyakan yang ada, seperti ladang minyak,
gas bumi geothermal. Umumnya hidrokarbon terdiri atas methana, ethan dan
turunan-turunan senyawa alifatik dan aromatic. Hidrokarbon dinyatakan dengan
hidrokarbon total (THC).
Senyawa hidrokarbon yang
terkandung dalam minyak bumi berupa benzena, toluena, ethylbenzena, dan isomer
xylena, dikenal sebagai BTEX, merupakan komponen utama dalam minyak bumi,
bersifat mutagenik dan karsinogenik pada manusia. Senyawa ini bersifat
rekalsitran, yang artinya sulit mengalami perombakan di alam, baik di air
maupun di darat.
a. Aktivitas yang mempengaruhi hidrokarbon
Industri pengolahan minyak dan
petrokimia mengemisikan hidrokarbon dalam jumlah yang besar. Aktivitas alam
sendiri juga mengemisikan hidrokarbon yang membentuk konsentrasi alami hidrokarbon
di atmosfer. Sumber-sumber yang tergolong alami adalah lautan, rawa dan hutan,
dimana sebagian terbesar merupakan produk metabolisme biologis.
Hidrokarbon juga merupakan
pencemar utama yang diemisikan oleh kendaraan bermotor dari lalu lintas di
dalam perkotaan. Di beberapa kota besar, sumber ini merupakan sumber
hidrokarbon yang paling dominan, sebagai pencemar primer dan yang memberikan
kontribusi terbesar dalam pencemaran oksidan fotokimia.
DAMPAK KESEHATAN
b. Jenis
efek
Hidrokarbon terutama berperan dalam
atmosfer dalam pembentukan ozon dan fotooksidan lainnya, bersama-sama dengan
adanya oksida nitrogen dan sinar ultra violet. Gangguan pernapasan dapat timbul
akibat senyawa hidrokarbon sendiri, meliputi laryngitis, pharya dan bronchitis.
Dampak fotooksidan yang terbentuk, sebenarnya lebih besar dari dampak
hidrokarbon sendiri
Hidrokarbon diudara akan bereaksi dengan bahan-bahan lain dan akan
membentuk ikatan baru yang disebut plycyclic aromatic hidrocarbon (PAH) yang
banyak dijumpai di daerah industri dan padat lalulintas. Bila PAH ini masuk
dalam paru-paru akan menimbulkan luka dan merangsang terbentuknya sel-sel
kanker.Pengaruh hidrokarbon aromatic pada kesehatan manusia dapat terlihat pada
tabel dibawah ini.
BAB III
KESIMPULAN
IV. PENGENDALIAN
HIDROKARBON
IV.1.
Mitigasi Dampak Hidrokarbon
Terdapat empat strategi dalam
mitigasi dampak hidrokarbon :
1. Kontrol emisi kendaraan bermotor, hal ini dapat dilakukan secara
periodik. Jakarta mulai memberlakukan sistem kontrol emisi gas buang kendaraan
bermotor per Januari 2006. Diharapkan stiker lulus uji emisi ini akan menjadi
syarat pengurusan STNK. Pengujian emisi itu dilakukan dengan cara memasukkan
selang pada lubang knalpot dan alat akan mencetak hasil pengukuran. Sementara
agar sebuah kendaraan dapat lulus uji emisi dikeluarkan standar baku mutu.
Untuk bahan bakar bensin dengan sistem karburator dan sistem injeksi, zat yang
akan diukur adalah kadar karbonmonoksida dan hidro karbon. Sedangkan bahan
bakar solar berdasarkan persentase opasitas.
2. Kontrol emisi sumber stasioner seperti kilang minyak, petrokimia dengan
menggunakan metode kondensasi, evaporasi, insenerasi, absorpsi dan subsitusi.
3. Penghindaran reseptor dari daerah yang tercemar.
4. Kontrol lingkungan (Controlled environment). Ada beberapa macam teknik
yang telah digunakan untuk mengontrol emisi hidrokarbon dari sumbernya, yaitu insinerasi,
adsorbsi, absorbsi dan kondensasi. Dua macam alat insinerasi telah
digunakan. Yang pertama menggunakan api untuk osdiasi lengkap hidrokarbon
menjadi CO2 dan air, dimana efisiensi penghilangan hidrokarabon
sangat tinggi. Alat yang kedua menggunakan katalis sehingga oksidasi
hidrokarbon lengkap dapat terjadi pada suhu rendah daripada dalam alat pertama.
Tetapi masalah yang mungkin timbul adalah keracunan katalis. Metode adsorbsi,
gas buangan dilalukan pada bed yang terdiri dari adsorber granula terbuat dari
karbon aktif. Pada metode absorbsi cara yang dilakukan hampir sama dengan
metode adsorbsi, hanya bedanya gas-gas buangan mengalami kontak dengan cairan dimana
hidrokarbon akan larut atau tersuspensi. Metode kondensasi dilakukan dengan
prinsip pada suhu yang rendah gas hidrokarbaon akan mengalami kondensasi
menjadi cairan. Gas-gas dilalukan melewati permukaan bersuhu rendah, dan cairan
hidrokarbon yang terkondensasi tetap tertinggal dan dapat dikumpulkan.
IV.2
Alternatif Bahan Bakar
Alternatif mengganti bahan bakar
kendaraan bermotor dengan menggunakan energi sinar matahari dan juga
minyak-minyak sayuran (nabati). Antara lain dengan menggunakan:
1. Minyak kelapa sawit Ternyata sumber hidrokarbon bisa didapat dalam
minyak kelapa sawit atau biji-bijian yang lain.Padanya terdapat struktur
trigliserida yang serupa dengan hidrokarbon minyak bumi, yang memungkinkan
digunakan untuk mensubstitusi minyak bumi. Peran teknologi katalis sangat vital
pada tahap ini karena mengubah struktur trigliserida menjadi produk yang saat
ini disuplai oleh minyak bumi memerlukan katalis yang tepat. Turunan gliserida
yang dapat menggantikan bahan yang disuplai dari minyak bumi ialah bahan baker
(solar dan bensin) dan bahan baku petrokimia.
PENCEGAHAN
D.1.1 Sumber
Bergerak
a) Merawat
mesin kendaraan bermotor agar tetap baik.
b) Melakukan
pengujian emisi secara berkala dan KIR kendaraan.
c) Memasang
filter pada knalpot.
D.1.2 Sumber
Tidak Bergerak
a) Memasang
scruber pada cerobong asap.
b)
Memodifikasi pada proses pembakaran.
D.1.3 Manusia
Apabila kadar
oksidan dalam udara ambien telah melebihi baku mutu (235 mg/Nm3 dengan waktu
pengukuran 1jam) maka untuk mencegah dampak kesehatan dilakukan
upaya-upaya:
a) Menggunakan
alat pelindung diri, seperti masker gas.
b) Mengurangi
aktifitas di luar rumah.
2.
PENANGGULANGAN
a) Mengganti
peralatan yang rusak.
b) Mengatur
pertukaran udara didalam ruang, seperti menggunakan exhaust-fan.
makasih ya referensinya :D salam kenal
BalasHapus