Kesempurnaan
Penciptaan
Atom
HARUN YAHYA
Daftar Isi
Pendahuluan
Bab 1 Episode Pembentukan Atom
• Penciptaan Alam Semesta
• Big Bang dan Perluasan Alam Semesta
• Big Bang dengan Bukti
• Allah Menciptakan Alam Semesta dari Ketiadaan
• Tanda-Tanda Al Quran
• Penciptaan Materi dari Momen ke Momen
• Gaya-Gaya Fundamental di Alam Semesta
• Kekuatan Raksasa di Dalam Inti: Gaya Nuklir Kuat
• Sabuk Pengaman Atom: Gaya Nuklir Lemah
• Gaya yang Menjaga Elektron tetap pada Orbitnya Gaya Elektromagnetik
• Gaya yang Menjaga Alam Semesta Tetap Utuh Gaya Gravitasi
Bab 2 Struktur Atom
• Kekuatan yang Terkandung dalam Inti
• Ruang di Dalam Atom
• Di Dalam Inti: Proton dan Netron
• Sumber Keanekaragaman di Alam Semesta
• Garis Batas Keberadaan Fisik: Quark
• Aspek Lain dari Atom: Elektron
• Partikel-Partikel Terakselerasi
• Orbit Elektron
• Gelombang atau Partikel?
• Gerbang Dunia Penuh Warna dibuka oleh Elektron
Bab 3 Langkah Kedua Menuju Materi: Molekul
• Ikatan-ikatan Kimia
• Ikatan Ion
• Ikatan Kovalen
• Ikatan Logam
• Langkah Berikutnya: Senyawa
• Bahan Penyusun Kehidupan: "Karbon"
• Apa yang Terjadi Seandainya Atom-Atom yang
Berdekatan Tiba-Tiba Bereaksi?
• Ikatan Antara Molekul: Ikatan Lemah
• Molekul Ajaib: Air
• Sifat-Sifat Ajaib Air
• Sifat Air yang Menarik
• Langit-Langit Pelindung: Ozon
• Molekul yang Kita Rasakan dan Cium
• Bagaimana Kita Memandang Materi?
Bab 4 Atom-Atom yang Menjadi Hidup
Bab 5 Kekuatan Atom
• Kekuatan Tersembunyi di Dalam Inti
• Fisi
• Fusi
• Efek Bom Atom: Hiroshima dan Nagasaki
• Pada Momen Ledakan
• Seperseribu Detik Setelah Ledakan
• Dua Detik Setelah
Ledakan
• Enam Detik Setelah Ledakan
• Tiga Belas Detik Setelah Ledakan
• Tiga Puluh Detik Setelah Ledakan
• Dua Menit Setelah Ledakan
• Radiasi yang Dipancarkan Atom
Kesimpulan
KEPADA PEMBACA
Buku ini berisi
fakta-fakta yang meruntuhkan teori evolusi. Semua ini untuk menangkal
kekeliruan pandang akibat teori ini, yang telah begitu lama menjadi landasan
bagi semua filsafat anti-Tuhan. Darwinisme menolak fakta penciptaan, dan lebih
jauh lagi, penciptaan Allah, dan selama 140 tahun terakhir filsafat ini telah
membuat banyak orang meninggalkan kepercayaannya atau jatuh ke dalam keraguan.
Oleh karena itu, sangat penting kiranya menunjukkan bahwa teori ini merupakan
suatu kekeliruan dan penipuan, dan menyebarkannya kepada semua orang.
Seperti dalam buku-buku
lain karangan penulis, penjelasan yang disampaikan dilengkapi dengan ayat-ayat
Al Quran dan para pembaca diajak untuk mempelajari dan hidup dengan ayat-ayat
tersebut. Semua subjek yang berhubungan dengan ayat-ayat Allah dijelaskan tanpa
meninggalkan ruang apa pun bagi keraguan atau pertanyaan dalam pikiran pembaca.
Penuturan yang tulus,
terus-terang dan lancar akan memungkinkan setiap pembaca dari berbagai usia dan
kelompok sosial memahami buku-buku ini dengan cepat dan mudah. Bahkan mereka
yang keras menentang ketuhanan akan tersentuh dengan fakta-fakta yang
diungkapkan dalam buku-buku ini dan tidak dapat membantah kebenaran isinya.
Buku ini dan semua
karya-karya lain dari penulis dapat dibaca secara perorangan atau dikaji
bersama dalam suatu diskusi. Membaca buku-buku ini dalam kelompok pembaca akan
sangat bermanfaat, karena para pembaca dapat mengutarakan perenungan dan
pengalaman mereka kepada yang lainnya.
Akhirnya, buku-buku yang
ditulis semata untuk mencari keridhaan Allah ini dapat menjadi sarana yang amat
efektif untuk memahami maupun menyampaikan Islam kepada orang lain.
TENTANG PENGARANG
Pengarang, yang menulis
dengan nama pena HARUN YAHYA, lahir di Ankara pada tahun 1956. Setelah
menyelesaikan sekolah dasar dan menengahnya di Ankara, ia kemudian mempelajari
seni di Universitas Mimar Sinan, Istambul dan filsafat di Universitas
Istam-bul. Semenjak 1980-an, pengarang telah menerbitkan banyak buku bertema
politik, keimanan, dan ilmiah. Harun Yahya terkenal sebagai penulis yang
menulis karya-karya penting yang menyingkap kekeliruan para evolusionis,
ketidak-sahihan klaim-klaim mereka dan hubungan gelap antara Darwinisme dengan
ideologi berdarah seperti fasisme dan komunisme.
Nama penanya berasal dari
dua nama Nabi: “Harun” dan “Yahya” untuk memuliakan dua orang nabi yang
berjuang melawan kekufuran. Stempel Nabi pada cover buku-buku penulis bermakna
simbolis yang berhubungan dengan isi bukunya. Stempel ini mewakili Al Quran,
kitabullah terakhir, dan Nabi kita, penutup segala nabi. Di bawah tuntunan Al
Quran dan Sunah, pengarang menegaskan tujuan utamanya untuk menggugurkan setiap
ajaran fundamental dari idelogi ateis dan memberikan “kata akhir”, sehingga
membisukan sepenuhnya keberatan yang diajukan melawan agama.
Semua karya pengarang ini
berpusat pada satu tujuan: menyampaikan pesan-pesan Al Quran kepada masyarakat,
dan dengan demikian mendorong mereka untuk memikirkan isu-isu yang berhubungan
dengan keimanan, seperti keberadaan Tuhan, keesaan-Nya, dan hari akhirat, dan
untuk menunjukkan dasar-dasar lemah dan karya-karya sesat dari sistem-sistem tak
bertuhan.
Karya-karya Harun Yahya
dibaca di banyak negara, dari India hingga Amerika, dari Inggris hingga
Indonesia. Buku-bukunya tersedia dalam bahasa Inggris, Prancis, Jerman, Italia,
Spanyol, Portugis, Urdu, Arab, Albania, Rusia, Serbia-Kroasia (Bosnia),
Polandia, Melayu, Turki Uygur, dan Indonesia, dan dinikmati oleh pembaca di
seluruh dunia.
Pendahuluan
Mengapa?”
Setelah jawabannya
ditemukan, pertanyaan ini ada-lah kunci menuju gerbang yang mengantarkan
sese-orang ke dunia baru yang sama sekali berbeda. Pada saat yang sama,
per-tanyaan ini merupakan garis tipis pemisah antara orang yang tahu dan mereka
yang tidak tahu.
Di dunia tempat kita
hidup, manusia terus-menerus mencari jawaban akan pertanyaan seperti, “apa?”,
“bagaimana?” dan “dengan cara apa?”, dan hanya dapat membuat kemajuan kecil
dalam menjawabnya. Tidak mungkin seseorang menemukan kebenaran kecuali dia
bertanya kepada dirinya, “mengapa?” mengenai keteraturan dan keseimbangan luar
biasa di mana dia merupakan bagian di dalamnya.
Dalam buku ini, kita akan
membahas subjek 'atom', pembangun dasar setiap benda hidup dan benda mati.
Setelah melihat apa yang terjadi dan bagaimana itu terjadi dalam hubungannya
dengan atom, kita akan mencari jawaban untuk pertanyaan “mengapa?”. Jawaban per-tanyaan
ini akan membawa kita pada kebenaran yang kita cari. Kita akan menemukan
jawaban itu dalam Al Quran, petunjuk ilahiah yang berisikan penjelasan untuk
segala sesuatu.
Sejak paro pertama abad
ke-19, beratus-ratus ilmuwan bekerja siang dan malam untuk mengungkap rahasia
atom. Studi-studi ini, yang men-dedah bentuk, gerakan, struktur dan sifat-sifat
atom lainnya, telah meng-hancurkan prinsip fisika klasik bahwa materi adalah
suatu entitas tanpa awal dan tanpa akhir, dan meletakkan pondasi untuk fisika
modern. Penelitian-penelitian itu juga memunculkan pelbagai pertanyaan baru.
Banyak ahli fisika, yang
mencari jawaban untuk semua pertanyaan itu, akhirnya sepakat bahwa terdapat
suatu keteraturan sempurna, keseimbangan tepat dan desain terencana dalam atom,
seperti semua hal lainnya di alam semesta ini.
Kebenaran ini diungkapkan
dalam Al Quran yang diturunkan Allah empat belas abad yang lalu. Seperti yang
telah dijelaskan dalam Kitab Suci bahwa seluruh jagat raya berjalan dengan
keteraturan yang sempurna karena bumi, langit, dan semua yang berada di
antaranya diciptakan Allah, yang memiliki kekuasaan dan ilmu yang tak terbatas.
Tentu saja tidak aneh
bahwa semua yang diciptakan Allah memiliki kesempurnaan luar biasa dan berjalan
dengan ketertiban tanpa cacat. Yang mengejutkan justru ketidakpekaan manusia
yang tiada akhir ter-hadap begitu banyak keajaiban yang dia temui, lihat,
dengar, dan tahu — termasuk tubuhnya sendiri — dan ketidakpeduliannya pada
alasan “me-ngapa” detail yang luar biasa ini ditunjukkan kepadanya.
Walaupun yang dibahas
adalah subjek ilmiah, tujuan buku “Kesem-purnaan Penciptaan Atom” ini berbeda
dengan tujuan buku-buku ilmiah pada umumnya. Buku ini membahas atom khusus
sebagai bahan pem-bangun benda-benda, baik hidup maupun mati, dengan pertanyaan
“apa?“, “bagaimana?”, “dengan cara apa?”, yang pada akhirnya mem-buka pintu
jawaban untuk pertanyaan “mengapa?”. Setelah pintu ini terlewati, keunggulan
ilmu pengetahuan Allah, dan ciptaan-Nya akan terungkap agar semua makhluk dapat
melihatnya:
“Allah, tidak ada Tuhan
melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak
mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi.
Siapakah yang da-pat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui
apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mere-ka tidak
mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi
Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara
keduanya.” ( QS. Al Baqarah, 2: 255) !
Bab 1
EPISODE PEMBENTUKAN ATOM
Alam semesta, dengan
dimensi yang luasnya tak terjangkau pemahaman manusia, berfungsi pada
keseimbangan yang sensitif tanpa pernah gagal. Alam semesta juga berfungsi
dengan keteraturan terencana, dan sudah demikian sejak awal pembentukannya.
Bagaimana alam raya yang luas ini terwujud, akan menuju ke mana, dan bagaimana
hukum-hukum alam bekerja memper-tahankan keteraturan dan keseimbangan di
dalamnya, selalu menjadi perhatian manusia sejak dulu sampai sekarang. Para
ilmuwan telah melakukan penelitian tak terhitung banyaknya mengenai subjek ini
dan menghasilkan pelbagai teori dan pendapat. Bagi para ilmuwan yang mengukur
rancangan dan keteraturan alam semesta dengan menggu-nakan akal dan kesadaran
mereka, tidaklah susah sama sekali untuk menjelaskan kesempurnaan ini. Ini
karena Allah, Zat Mahakuasa, Penguasa seluruh jagat raya, yang menciptakan
rancangan sempurna ini. Dan ini sangatlah jelas bagi semua orang yang mau
berpikir dan bernalar. Allah menyebutkan kebenaran nyata ini dalam ayat Al
Quran:
“Sesungguhnya dalam
penciptaaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” (QS. Ali ‘Imran, 3: 190) !
Akan tetapi, para ilmuwan
yang tidak mengindahkan bukti penciptaan itu mengalami kesulitan besar dalam
menjawab pertanyaan yang tak ada habisnya ini. Mereka tidak ragu menggunakan
segala cara seperti menghasut, membuat teori-teori palsu tanpa dasar ilmiah apa
pun. Bila tersudut, mereka bahkan menipu untuk mempertahankan teori-teori yang
bertentangan sepenuhnya dengan kenyataan. Namun seluruh perkembangan ilmu
pengetahuan yang terjadi hingga awal abad ke-21, membawa kita pada sebuah fakta
tunggal; alam semesta diciptakan dari ketiadaan oleh Allah yang Mahakuasa dan
Maha Mengetahui.
Penciptaan Alam Semesta
Selama berabad-abad, orang
mencari jawaban untuk pertanyaan “bagaimana asal-usul alam semesta”.
Beribu-ribu model alam semesta telah diajukan dan beribu-ribu teori telah
dihasilkan di sepanjang sejarah. Namun tinjauan terhadap semua teori ini
mengungkapkan bahwa pada intinya mereka hanya terbagi dalam dua model berbeda.
Yang pertama adalah konsep alam semesta tak terbatas tanpa permulaan, yang
tidak lagi memiliki dasar ilmiah apa pun. Yang kedua adalah bahwa alam semesta
diciptakan dari ketiadaan, yang sekarang ini dikenal dalam masyarakat ilmiah
sebagai “model standar”.
Model pertama, yang telah
terbukti tak dapat bertahan, menyatakan bahwa alam semesta telah ada sejak
waktu yang tak terbatas dan akan terus bertahan dalam keadaannya yang sekarang
ini. Gagasan alam semesta tak terbatas ini telah berkembang sejak zaman Yunani
kuno, dan telah menyebar ke dunia barat sebagai hasil filosofi materialistis
dan telah dibangkitkan kembali dengan Renaisans. Inti Renaisans adalah
pengkajian kembali hasil kerja para pemikir Yunani kuno. Jadi, filosofi
materialis dan konsep alam semesta tak terbatas yang dididukung oleh filosofi
ini dicomot dari rak sejarah yang berdebu oleh kepentingan ideologis dan
filosofis, dan disampaikan pada manusia sebagai fakta-fakta ilmiah.
Penganut materialisme
seperti Karl Marx dan Friedrich Engels dengan penuh semangat merangkul gagasan
itu, yang jelas menyediakan dasar-dasar kuat untuk ideologi materialistis
mereka. Dengan demikian keduanya memainkan peran penting dalam memperkenalkan
model ini pada abad ke-20.
Menurut model “alam
semesta tak terbatas”— yang sangat populer di paro pertama abad ke-20 — alam
semesta tidak memiliki awal maupun akhir. Alam semesta tidak pernah diciptakan
dari tidak ada menjadi ada, tidak pula akan hancur. Menurut teori ini, yang
juga menjadi dasar untuk filosofi materialis, alam semesta memiliki struktur
yang statis. Namun, temuan-temuan ilmiah belakangan menyatakan bahwa teori ini
sama sekali salah dan tidak ilmiah. Alam semesta tidak akan ada tanpa awal;
alam semesta ini bermula dan telah diciptakan dari ketiadaan.
Gagasan bahwa alam semesta
ini tak terbatas, yaitu tidak berawal, selalu menjadi titik awal ateisme dan
ideologi yang mengingkari Allah. Ini karena dalam pandangan mereka, bila alam
semesta ini tak berawal, berarti tidak ada yang menciptakan. Namun ilmu
pengetahuan segera mengungkapkan bukti pasti bahwa argumen-argumen materialis
ini tidak berlaku, dan alam semesta diawali dengan sebuah ledakan dahsyat yang
disebut Big Bang. Muncul dari sesuatu yang tidak ada hanya berarti satu hal:
“Penciptaan”. Allah, Yang Mahakuasa, menciptakan seluruh alam semesta.
Ahli astronomi Inggris
ternama, Sir Fred Hoyle, adalah salah seorang ilmuwan yang penasaran dengan
fakta ini. Dengan teori “steady-state”-nya, Hoyle menerima bahwa alam semesta
mengalami perluasan, tetapi tetap berkeras bahwa alam semesta tidak terbatas
dalam skalanya dan tanpa awal maupun akhir. Menurut model ini, ketika alam
semesta meluas, materi muncul secara spontan dan dalam kuantitas sebesar yang
dibutuhan. Teori ini, yang berlandaskan pada premis-premis yang sangat tidak
praktis atau sulit, dan yang diajukan dengan kepen-tingan tunggal untuk mendukung
gagasan “alam semesta tak terbatas tanpa awal atau akhir”, bertolak belakang
dengan teori Big Bang. Padahal teori Big Bang secara ilmiah telah terbukti
dengan sejumlah besar pengamatan. Hoyle dan yang lainnya terus mengingkarinya,
namun se-mua perkembangan ilmu alam menyatakan sebalik-nya.
Big Bang dan Perluasan Alam Semesta
Pada abad ke-20, terjadi lompatan
besar di bidang astronomi. Pertama, pada tahun 1922, seorang ahli fisika Rusia,
Alexandre Friedmann, menemukan bahwa alam semesta tidak memiliki struktur yang
statis. Berpijak pada Teori Relativitas Einstein, Friedmann menghitung bahwa
sebuah impuls kecil saja dapat mengakibatkan alam semesta meluas atau mengerut.
Georges Lemaître, salah seorang ahli astro-nomi terkenal Belgia, adalah yang
pertama kali menyadari pentingnya hitungan ini. Hitungan ini membawanya pada
kesimpulan bahwa alam semesta memiliki awal dan terus-menerus meluas sejak
permulaan. Ada hal penting lainnya yang diangkat Lemaître: menurutnya, seharusnya
ada kelebihan radiasi yang tertinggal dari Big Bang dan ini dapat dilacak.
Lemaître yakin bahwa penjelasannya benar walaupun pada awalnya tidak mendapat
banyak dukungan dari kalangan ilmuwan. Sementara itu, bukti lebih lanjut bahwa
alam semesta meluas mulai bermunculan. Pada waktu itu, Edwin Hubble, seorang
ahli astronomi dari Amerika, yang mengamati bintang-bintang dengan teleskop
raksasanya, menemu-kan bahwa bintang-bintang memancarkan cahaya geser merah
(red shift) tergantung jarak mereka. Dengan temuan ini, yang diperolehnya di
Observatorium Mount Wilson, California, Hubble menantang seluruh ilmuwan yang
mengajukan dan membela teori “keadaan-tetap” (steady-state), dan mengguncangkan
pondasi model alam semesta yang dianut saat itu.
Temuan-temuan Hubble
bergantung pada aturan fisika bahwa spektrum cahaya yang bergerak menuju titik
pengamatan cenderung mendekati ungu, sementara spektrum cahaya yang bergerak
meninggal-kan titik pengamatan cenderung mendekati merah. Ini menunjukkan bahwa
benda-benda angkasa yang diamati dari Observatorium Mount Wilson California
bergerak menjauhi bumi. Pengamatan selanjutnya mengungkap-kan bahwa bintang dan
galaksi tidak hanya bergerak menjauhi kita tetapi juga saling menjauhi satu
sama lain. Pergerakan benda-benda angkasa ini sekali lagi membuktikan bahwa
alam semesta meluas. Dalam buku Stephen Hawking's Universe, David Filkin
menyatakan gagasan menarik tentang perkembangan ini:
Dalam dua tahun, Lemaître
mendengar berita yang selama ini berharap pun dia tak berani. Hubble telah
mengamati bahwa cahaya dari galaksi adalah geser merah, dan menurut efek
Doppler, ini berarti bahwa alam semesta meluas. Kini, ini hanya soal waktu.
Einstein tertarik pada kerja Hubble dan memutuskan untuk mengun-junginya di
Observatorium Mount Wilson. Pada saat yang sama, Lemaître memberikan kuliah di
Institut Teknologi California, dan berhasil menyudutkan sekaligus Hubble dan
Einstein. Dia mengajukan teori “atom primitif”-nya dengan hati-hati, selangkah
demi selangkah, meyakinkan bahwa seluruh alam semesta telah diciptakan “pada
hari yang tidak memiliki hari kemarin”. Dengan sangat saksama, dia menjelaskan
seluruh perhitungan matematikanya. Ketika selesai, dia tidak dapat memercayai
telinganya sendiri. Einstein berdiri dan menyatakan bahwa apa yang baru saja
didengarnya adalah “interpretasi yang paling indah dan paling memuaskan yang
pernah kudengar” dan selanjutnya mengakui bahwa menciptakan “konstanta
kosmologis” adalah “kesalahan terbesar” dalam hidupnya.1
Fakta yang telah
mengejutkan Einstein, yang dianggap sebagai salah satu ilmuwan terpenting dalam
sejarah, adalah bahwa alam semesta mempunyai permulaan.
Pengamatan lebih jauh pada
perluasan alam semesta telah membuka jalan bagi pendapat-pendapat baru. Sejak
saat itu, para ilmuwan sampai pada model alam semesta yang semakin kecil
apabila seseorang kembali ke masa lampau, dan pada akhirnya mengerut dan
konvergen pada satu titik, seperti yang dikemukakan Lemaître. Kesimpulan yang
dapat diturunkan dari model ini adalah bahwa pada suatu masa, semua benda alam
semesta memadat dalam sebuah titik-massa tunggal yang memiliki “volume nol”
karena gaya gravitasinya yang sangat besar. Alam semesta kita menjadi ada
sebagai hasil dari ledakan titik-massa yang memiliki “volume nol” ini. Ledakan
ini disebut “Big Bang”.
Big Bang menunjukkan hal
lain. Mengatakan bahwa sesuatu memi-liki volume nol itu berarti sama dengan
mengatakan bahwa sesuatu itu “tidak ada”. Seluruh alam semesta ini diciptakan
dari sesuatu yang “tidak ada” ini. Selanjutnya, alam semesta ini memiliki awal,
bertolak belakang dengan pandangan materialisme, yang beranggapan bahwa “alam
semesta adalah kekal”.
Big Bang dengan Bukti
Begitu ditetapkan
kenyataan bahwa alam se-mesta mulai terbentuk setelah sebuah ledakan be-sar,
para ahli astrofisika mencapai kemajuan pesat dalam penelitian-penelitian
mereka. Menurut George Gamow, apabila alam semesta terbentuk dalam ledakan
besar dan tiba-tiba, pastilah terting-gal sejumlah radiasi dari ledakan
tersebut yang menyebar rata di seluruh alam semesta.
Pada tahun-tahun setelah
hipotesis ini disam-paikan, temuan-temuan ilmiah susul-menyusul terjadi, dan
semuanya membuktikan kebenaran Big Bang. Pada tahun 1965, dua orang peneliti
ber-nama Arno Penzias dan Robert Wilson menemu-kan suatu bentuk radiasi yang hingga
saat itu tak teramati, yang disebut sebagai “radiasi latar bela-kang kosmis”.
Radiasi ini tidak seperti benda-benda alam semesta lainnya karena
keseragam-annya yang luar biasa. Radiasi ini tidak terlokali-sasi, juga tidak
memiliki sumber yang jelas; justru tersebar merata di mana-mana. Segera
disadari bahwa radiasi ini adalah peninggalan Big Bang, yang masih memancar
sejak ledakan besar itu terjadi. Gamow telah meneliti frekuensi radiasi
tersebut, dan menemu-kan bahwa besarnya mendekati nilai yang telah diramalkan
oleh para ilmuwan. Penzias dan Wilson dianugerahi Penghargaan Nobel atas temuan
mereka itu.
George Smoot dan tim
NASA-nya hanya membutuhkan waktu delapan menit untuk mencocokkan
tingkatan-tingkatan radiasi yang dilaporkan oleh Penzias dan Wilson, berkat
satelit ruang angkasa COBE. Sensor-sensor yang sensitif pada satelit berhasil
memberikan keme-nangan baru bagi teori Big Bang. Sensor-sensor itu membenarkan
keber-adaan suatu bentuk yang rapat dan panas sisa dari Big Bang. COBE memotret
sisa-sisa nyata dari Big Bang, dan kelompok ilmuwan dipaksa mengakuinya.
Bukti lainnya berhubungan
dengan jumlah relatif Hidrogen dan Helium di alam semesta. Perhitungan
menunjukkan bahwa proporsi gas hidrogen-helium di alam semesta cocok dengan
hitungan teoretis dari apa yang seharusnya tersisa setelah Big Bang.
Penemuan bukti penting ini
menyebabkan teori Big Bang diterima sepenuhnya oleh dunia ilmiah. Dalam sebuah
artikel di Scientific American yang terbit bulan Oktober 1994 disampaikan bahwa
“model Big Bang adalah satu-satunya model yang diakui pada abad ke-20”.
Satu persatu, pengakuan
mulai berdatangan dari nama-nama yang mempertahankan konsep “alam semesta tak
terbatas” selama bertahun-tahun. Dennis Sciama, yang mempertahankan teori
“steady-state” bersama Fred Hoyle, menggambarkan situasi mereka setelah
pembuk-tian Big Bang. Dia berkata bahwa mulanya dia mendukung Hoyle tetapi,
setelah bukti mulai menumpuk, dia harus mengakui bahwa permainan ini telah
selesai dan teori steady-state harus dibuang.2
Allah Menciptakan Alam Semesta dari Ketiadaan
Dengan banyaknya bukti
yang ditemukan sains, pendapat yang ber-hubungan dengan “alam semesta tak
terbatas” disingkirkan ke tumpukan sampah sejarah gagasan ilmiah. Namun,
pertanyaan-pertanyaan yang lebih penting bermunculan: Apa yang ada sebelum
sebelum Big Bang? Kekuatan apa kiranya yang dapat menyebabkan ledakan raksasa
yang menghasilkan alam semesta yang sebelumnya tidak ada?
Ada satu jawaban yang
dapat diberikan untuk pertanyaan apa yang ada sebelum Big Bang: Allah, Yang
Mahakuasa, yang menciptakan bumi dan langit dalam keteraturan sempurna. Banyak
ilmuwan, terlepas dari mereka beriman atau tidak, terpaksa mengakui kebenaran
ini. Walaupun mereka mungkin menolak untuk mengakui kenyataan ini dalam media
ilmiah, pengakuan mereka secara tersirat membongkar rahasia mereka. Anthony
Flews, seorang filosof ateis terkenal, berkata:
Jelas sekali, pengakuan
itu baik bagi jiwa. Oleh karena itu, saya akan mulai dengan mengakui bahwa
penganut ateis Stratonis harus merasa malu dengan konsensus kosmologis dewasa
ini. Karena tampaknya para ahli kosmologi menyediakan bukti ilmiah untuk apa
yang dianggap St. Thomas tidak terbukti secara filosofis; yaitu, bahwa alam
semesta mempunyai permulaan. Selama alam semesta dapat dengan mudah dianggap
tidak hanya tanpa akhir, namun juga tanpa permulaan, akan tetap mudah untuk
mendesak bahwa keberadaannya yang tiba-tiba, dan apa pun yang ditemukan menjadi
ciri-cirinya yang paling mendasar, harus diterima sebagai penjelasan akhir.
Meskipun saya mempercayai bahwa teori itu (alam semesta tanpa batas) masih
benar, tentu saja tidak mudah atau nyaman untuk mempertahankan posisi ini di
hadapan kisah Ledakan Besar. 3
Sebagian ilmuwan seperti
H. P. Lipson, fisikawan Inggris yang materialis, mengakui bahwa mereka terpaksa
menerima teori Big Bang:
Jika benda hidup bukan disebabkan oleh
interaksi atom-atom, gaya-gaya alam, dan radiasi, bagaimana dia muncul? … Namun
saya rasa, kita harus … mengakui bahwa satu-satunya penjelasan yang paling
masuk akal adalah penciptaan. Saya tahu ini aib bagi para fisikawan, termasuk
saya, tapi kita tidak boleh menolak apa yang tidak kita sukai bila bukti-bukti
eksperimental mendukungnya.4
Kesimpulannya, sains
menunjuk pada suatu realita tunggal apakah para ilmuwan materialis menyukainya
atau tidak. Benda dan waktu diciptakan oleh Pencipta, Yang Mahakuasa, dan yang
menciptakan langit, bumi dan segala sesuatu yang berada di antaranya: Mahakuasa
Allah.
“Allah-lah yang
menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku
padanya, agar kamu mengetahui bahwa-sanya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu,
dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.” (QS.
Ath-Thalaaq, 65: 12) !
Tanda-Tanda Al Quran
Selain menjelaskan alam
semesta, model Big Bang mempunyai implikasi penting lain. Seperti yang
ditunjukkan dalam kutipan dari Anthony Flew di atas, ilmu alam telah
membuktikan pandangan yang selama ini hanya didukung oleh sumber-sumber agama.
Kebenaran yang
dipertahankan oleh sumber-sumber agama adalah realitas penciptaan dari
ketiadaan. Ini telah dinyatakan dalam kitab-kitab suci yang telah berfungsi
sebagai penunjuk jalan bagi manusia selama ribuan tahun. Dalam semua kitab suci
seperti Perjanjian Lama, Perjanjian Baru, dan Al Quran, dinyatakan bahwa alam
semesta dan segala isinya diciptakan dari ketiadaan oleh Allah.
Dalam satu-satunya kitab
Allah yang keutuhannya bertahan, Al Quran, terdapat pernyataan tentang
penciptaan alam semesta dari ketiadaan, di samping bagaimana kemunculannya, yang
sesuai dengan ilmu pengetahuan abad ke-20, meskipun diungkapkan 14 abad yang
lalu.
Pertama, penciptaan alam
semesta dari ketiadaan diungkapkan dalam Al Quran sebagai berikut:
“Dia Pencipta langit dan
bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak pa-dahal Dia tidak mempunyai istri. Dia
menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al An’aam,
6: 101) !
Aspek penting lain yang
diungkapkan dalam Al Quran empat belas abad sebelum penemuan modern Big Bang
dan temuan yang berkaitan dengannya adalah bahwa ketika diciptakan, alam
semesta menempati volume yang sangat kecil:
“Dan apakah orang-orang
yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduannya dahulu
adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air
kami ja-dikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga
beriman?” (QS. Al Anbiyaa’, 22: 30) !
Terjemahan ayat di atas
mengandung pemilihan kata yang sangat penting dalam bahasa aslinya, bahasa
Arab. Kata ratk diterjemahkan “suatu yang padu” yang berarti “bercampur,
bersatu” dalam kamus bahasa Arab. Kata itu digunakan untuk merujuk dua zat
berbeda yang menjadi satu. Frase “Kami pisahkan” diterjemahkan dari kata kerja
bahasa Arab, fatk yang mengandung makna bahwa sesuatu terjadi dengan memisahkan
atau menghancurkan struktur ratk. Tumbuhnya biji dari tanah adalah salah satu
tindakan yang menggunakan kata kerja ini.
Mari kita tinjau lagi ayat
tersebut dengan pengetahuan ini di benak kita. Dalam ayat itu, langit dan bumi
pada mulanya berstatus ratk. Mereka dipisahkan (fatk) dengan satu muncul dari
yang lainnya. Menariknya, para ahli kosmologi berbicara tentang “telur kosmik”
yang mengandung semua materi di alam semesta sebelum Big Bang. Dengan kata lain,
semua langit dan bumi terkandung dalam telur ini dalam kondisi ratk. Telur
kosmik ini meledak dengan dahsyat menyebabkan materinya menjadi fatk dan dalam
proses itu terciptalah struktur keseluruhan alam semesta.
Kebenaran lain yang
terungkap dalam Al Quran adalah pengem-bangan jagat raya yang ditemukan pada
akhir tahun 1920-an. Penemuan Hubble tentang geser merah dalam spektrum cahaya
bintang diungkap-kan dalam Al Quran sebagai berikut:
“Dan langit itu Kami bangun
dengan kekuasaan (Kami) dan sesung-guhnya Kami benar-benar meluaskannya.” (QS.
Adz-Dzaariyat, 51: 47) !
Singkatnya, temuan-temuan
ilmu alam modern mengarah pada kebenaran yang dinyatakan dalam Al Quran dan
tidak mendukung dogma materialis. Materialis boleh saja menyatakan bahwa semua
itu “kebetulan” namun fakta yang jelas adalah bahwa alam semesta terjadi
sebagai hasil penciptaan Allah dan satu-satunya pengetahuan yang benar tentang
asal mula alam semesta ditemukan dalam sabda Allah yang diturunkan kepada kita.
Penciptaan Materi dari Momen ke Momen
Seperti yang telah
ditunjukkan teori Big Bang sekali lagi, Allah men-ciptakan alam semesta dari
tidak ada. Ledakan besar ini melibatkan banyak gradasi dan detail halus,
mendorong manusia untuk berpikir, dan semua materi ini tidak bisa dijelaskan
sebagai suatu kebetulan saja.
suhu pada setiap momen
ledakan, jumlah partikel atom, gaya-gaya yang bekerja, dan intensitasnya, harus
memiliki nilai yang sangat tepat. Bahkan jika satu nilai saja tidak tepat, alam
semesta yang kita tinggali sekarang ini tak akan pernah terbentuk. Akhir
seperti itu tak akan terelakkan jika satu saja dari nilai yang disebutkan di
atas bergeser sedikit yang meskipun secara matematis hanya dinyatakan dengan
nilai mendekati “0”.
Pendek kata, alam semesta
dan bahan penyusunnya, yaitu atom, yang sebelumnya tidak ada menjadi ada segera
setelah Big Bang berkat keseimbangan yang telah diciptakan oleh Allah ini. Para
ilmuwan melakukan banyak penelitian untuk memahami kronologis kejadian-kejadian
yang berlangsung selama proses ini dan pengaturan hukum-hukum fisika yang
bekerja pada setiap fase. Fakta-fakta yang sekarang diakui para ilmuwan yang
telah bergelut di bidang ini adalah sebagai berikut:
l Momen “0”: “Momen” ini
adalah momen ketika materi dan waktu belum ada, dan ketika ledakan berlangsung,
yang dalam fisika disebut sebagai t (waktu) = 0. Ini berarti bahwa tak ada
apa-apa pada saat t = 0 ini. Untuk mendapatkan gambaran kejadian sebelum
“momen” — ketika penciptaan dimulai — ini, kita harus tahu hukum-hukum fisika
yang ada saat itu, karena hukum-hukum fisika yang berlaku sekarang tidak
mencakup momen awal ledakan.
Kejadian-kejadian yang
mungkin didefinisikan oleh para ahli fisika dimulai pada 10-43 detik, yang
merupakan unit waktu terkecil. Ini adalah frame waktu yang sulit diterima daya
pikir manusia. Apa yang terjadi dalam periode waktu sangat kecil, yang bahkan
tidak bisa kita pahami ini? Para ahli fisika sampai kini masih belum mampu
mengembangkan teori yang menjelaskan dengan detail lengkap kejadian-kejadian
pada momen itu.5
Ini karena para ilmuwan
tidak memiliki data yang dibutuhkan untuk membuat perhitungan. Aturan
matematika dan fisika mene-mui kebuntuan pada batasan tersebut. Jadi, kejadian
sebelum ledakan dan pada momen pertama ledakan, yang setiap de-tailnya
bersandar pada keseimbangan rumit, mengandung realita di luar batasan pikiran
manusia dan ilmu fisika.
Penciptaan ini, yang
dimulai sebelum adanya waktu, mengarahkan momen demi momen pada pemben-tukan
materi alam semesta dan hukum-hukum fisika. Sekarang mari kita cermati
peristiwa-peristiwa yang terjadi dengan ketepatan luar biasa dalam waktu yang
sangat singkat selama ledakan ini.
Sebagaimana disebutkan di
atas, dalam ilmu fisika, segala sesuatu dapat dihitung dari 10-43 detik dan
seterusnya, dan energi serta waktu dapat didefinisikan hanya setelah waktu ini.
Pada saat terjadinya penciptaan, suhu men-capai 1032
(100.000.000.000.000.000.000. 000.000.000.000) Kelvin. Sebagai pemban-dingnya,
derajat suhu matahari dinyatakan dalam satuan juta (108) dan derajat suhu beberapa
bintang lainnya yang jauh lebih besar dari matahari dinyatakan dalam satuan
milyar (1011). Bahwa suhu tertinggi yang dapat diukur saat ini terbatas dalam
milyaran derajat, mengungkapkan betapa tinggi suhu pada 10-43 detik.
l Bila kita meninjau
selangkah ke de-pan dari periode 10-43 detik ini, kita sampai pada titik ketika
waktu berada pada 10-37 detik. Selang waktu antara dua periode ini tidak
seperti satu atau dua detik saja. Kita berbicara mengenai selang waktu
sesingkat satu per quadrilliun-kali-quadrilliun detik, suhu masih luar biasa
tinggi, yaitu 1029 (100.000.000.000.000.000.000.000.000.000) K. Tak satu atom
pun tercipta pada fase ini.6
l Satu langkah lagi, kita
sampai pada 10-2 detik. Periode waktu ini mengindikasikan seperseratus detik.
Saat ini, suhu seratus milyar derajat. Pada titik ini, “alam semesta awal”
mulai terbentuk. Partikel-partikel seperti proton dan netron yang membentuk
inti atom belum lagi muncul. Hanya ada elektron dan anti-partikelnya, positron
(anti-elektron), karena temperatur dan kecepatan alam semesta pada titik ini
hanya memungkinkan pembentukan partikel-partikel ini. Kurang dari sedetik
setelah ledakan terjadi, terbentuklah elektron-elektron dan positron-positron.
Mulai dari momen ini dan
seterusnya, waktu pembentukan setiap partikel sub-atom sangatlah penting.
Setiap partikel harus muncul pada momen yang tepat sehingga hukum-hukum fisika
yang sekarang dapat terbentuk. Pemilihan partikel apa yang terbentuk terlebih
dahulu sangat penting. Bahkan sedikit saja penyimpangan dalam urutan atau
waktu, akan menggagalkan pembentukan alam semesta menjadi sekarang ini.
Mari kita berhenti sejenak
dan berpikir.
Teori Big Bang memberikan
bukti keberadaan Allah dengan menun-jukkan bahwa semua materi yang membentuk
alam semesta berasal dari ketidakadaan. Bahkan teori ini menunjukkan bahwa
bahan penyusun — yaitu atom-atom — juga menjadi ada dalam waktu kurang dari
satu detik setelah Big Bang.
Keseimbangan dan
keteraturan yang luar biasa dalam partikel-partikel ini layak dijelaskan. Alam
semesta mendapatkan kondisinya yang sekarang ini berkat keseimbangan ini, yang
akan digambarkan lebih terrinci pada halaman-halaman berikutnya. Keseimbangan
ini pula yang membuat kita hidup damai. Pendeknya, pengaturan yang sempurna dan
hukum-hukum yang konsisten, “hukum-hukum fisika”, telah terbentuk dari ledakan
yang biasanya menghasilkan kekacauan dan ketidak-teraturan. Ini membuktikan
bahwa setiap momen yang menyertai penciptaan alam semesta, termasuk Big Bang,
telah dirancang dengan sempurna. Sekarang, mari kita melihat perkembangan
selanjutnya.
l Langkah berikutnya
adalah momen ketika waktu telah berselang 10-1 detik. Pada saat ini, suhu
adalah 30 milyar derajat. Belum lagi satu detik terlewati dari t=0 ke tahap
ini. Saat ini, netron, proton dan partikel atom lainnya mulai muncul. Netron
dan proton — struktur yang akan kita analisis pada bab berikutnya — diciptakan
dari yang tidak ada dalam periode waktu yang bahkan lebih pendek dari satu
detik.
l Mari kita perhatikan
detik pertama setelah ledakan. Kerapatan masif/kepadatan (massive density) pada
waktu itu memberikan angka sangat besar. Menurut perhitungan, nilai kepadatan
massa pada tahap ini adalah 3,8 milyar kilogram per liter. Mudah saja
menyatakan angka ini dalam milyaran kilogram secara aritmetik dan
menunjukkannya di atas kertas. Tapi sangatlah tidak mungkin membayangkannya
dengan tepat. Untuk memberikan contoh sederhana agar besarnya angka ini dapat
dibayangkan, kita dapat mengatakan “jika gunung Everest di Himalaya memiliki
kepadatan seperti ini, ia akan menelan bumi kita seketika dengan gaya gravitasi
yang dimilikinya.”7
l Karakteristik paling
istimewa dari momen-momen berikutnya adalah, pada saat itu, suhu telah mencapai
tingkat lebih rendah. Pada tahap ini alam semesta telah berusia kira-kira 14
detik, memiliki suhu 3 milyar derajat dan terus meluas dengan kecepatan luar
biasa.
Ini adalah stadium di mana
inti atom yang stabil, seperti inti Hidro-gen dan Helium, mulai terbentuk. Satu
proton dan satu netron untuk pertama kalinya telah menemukan kondisi yang
kondusif untuk keber-samaan mereka. Dua partikel ini yang mempunyai massa kecil
sekali — antara ada dan tidak ada — namun karena gaya gravitasi, mulai menahan
kecepatan perluasan yang sangat hebat. Tampak jelas, sebuah proses yang
dramatis sadar dan terkendali sedang berlangsung di sini. Sebuah ledakan padat
memberikan jalan ke suatu keseimbangan yang hebat dan aturan yang tepat. Proton
dan netron telah mulai berkumpul untuk membentuk atom, balok penyusun zat.
Jelas tidaklah mungkin bagi par-tikel-partikel ini untuk memiliki kekuatan dan
kesadaran untuk mem-bangun keseimbangan yang dibutuhkan untuk pembentukan zat.
l Dalam periode setelah pembentukan ini, suhu
alam semesta telah turun 1 milyar derajat. Suhu ini enam puluh kali lebih besar
daripada suhu inti matahari kita. Hanya tiga menit dan dua detik berselang dari
momen pertama ke momen ini. Saat ini, partikel sub-atomik seperti foton,
proton, anti-proton, netron, dan anti-netron berjumlah banyak sekali. Kuantitas
semua partikel yang ada dalam fase ini dan interaksi mereka terhadap satu sama
lain sangat kritis. Begitu banyaknya sehingga penyimpangan sedikit saja
kuantitas partikel mana pun akan merusak tingkat energi yang telah mereka atur
dan mencegah perubahan energi menjadi materi.
Ambil elektron dan
positron sebagai contoh: bila elek-tron dan positron bergabung, energi akan
dihasilkan. Untuk itu, jumlah kedua partikel itu sangat penting. Katakanlah
bahwa 10 unit elektron bertemu dengan 8 unit positron. Dalam kasus ini, 8 dari
10 unit elektron tadi berinteraksi dengan 8 unit positron dan menghasilkan
energi. Dan sebagai hasilnya, dua unit elektron dilepaskan. Karena elektron
adalah salah satu partikel yang membentuk atom, bahan penyusun alam semesta,
maka elektron harus tersedia sejumlah yang dibutuhkan dalam fase ini agar alam
semesta terbentuk. Dari contoh di atas, bila jumlah positron lebih banyak
daripada elektron, maka alih-alih elektron, positron-lah yang akan tersisa
sebagai hasil dari energi yang dilepaskan dan alam semesta tidak akan pernah
terbentuk. Bila jumlah positron dan elektron sama, maka hanya energi saja yang
akan dihasilkan dan tidak ada yang tersisa untuk membentuk alam semesta. Namun,
kele-bihan jumlah elektron telah diatur sedemikian rupa sehingga sesuai de-ngan
jumlah proton di alam semesta pada selang waktu berikutnya setelah momen ini.
Dalam atom yang akan terbentuk nanti, jumlah elektron dan proton akan sama.
Jumlah partikel yang
muncul setelah Big Bang telah ditentukan dengan perhitungan sangat teliti, yang
akhirnya menuju pada pembentukan alam semesta. Profesor Steven Weinberg
mengomentari betapa kritisnya inter-aksi antara partikel-partikel ini:
Bila alam semesta dalam beberapa
menit pertama benar-benar terdiri dari jumlah partikel dan anti partikel yang
sama, semuanya akan hancur ketika suhu turun di bawah 1.000 juta derajat, dan
tidak akan ada yang tersisa kecuali radiasi. Ada bukti sangat kuat yang
menentang kemungkinan ini — kita ada di sini! Pasti ada kelebihan jumlah
elektron dari positron, proton dari anti-proton, dan netron dari anti-netron,
agar ada yang tersisa setelah penghancuran partikel dan anti-partikel untuk
menyediakan materi bagi alam semesta ini.8
l Sudah 34 menit dan 40 detik berlalu sejak
ledakan. Alam semesta sekarang berusia setengah jam. Suhu telah turun dari yang
semula milyaran derajat menjadi 300 juta derajat. Elektron dan positron terus
memproduksi energi dengan saling bertabrakan. Saat itu, kuantitas
partikel-partikel yang diperlukan telah berimbang sehingga memung-kinkan
pembentukan alam semesta.
Ketika kecepatan ledakan
menurun, partikel-partikel ini, yang hampir tanpa massa, mulai saling
berinteraksi. Atom hidrogen pertama terbentuk oleh sebuah elektron yang masuk
ke dalam orbit proton. Pembentukan ini mengenalkan kita pada gaya-gaya dasar
yang akan sering kita temui di alam semesta.
Tidak diragukan lagi,
partikel-partikel ini — yang merupakan ran-cangan jauh di luar jangkauan
pemahaman manusia dan memiliki struktur unik serta bergantung pada keseimbangan
rumit — tidak mungkin muncul bersama secara kebetulan dan mengarah ke tujuan
yang sama. Kesempurnaan ini menuntun banyak peneliti yang mengkaji topik ini
kepada kesimpulan penting: ini adalah “penciptaan” dan ada pengawasan tiada
tara pada setiap momen penciptaan ini. Setiap partikel yang diciptakan setelah
ledakan dimaksudkan untuk terbentuk pada waktu tertentu, pada suhu tertentu,
dan pada kecepatan tertentu. Tam-paknya sistem ini, yang bekerja hampir
menyerupai jam pengatur, telah diprogram dengan sangat tepat sebelum menjadi
aktif. Ini berarti bahwa Big Bang dan alam semesta sempurna yang berasal dari
Big Bang telah dirancang sebelum lahirnya ledakan dan setelah itu dijalankan.
Kuasa yang mengatur,
merancang, dan mengendalikan alam semesta ini tentu saja Allah, Pencipta segala
sesuatu.
Rancangan ini dapat
diamati tidak hanya dalam atom tetapi juga dalam setiap objek di alam semesta
baik besar maupun kecil. Partikel-partikel ini, yang awalnya terhempas saling
menjauh dengan kecepatan cahaya, tidak hanya menyebabkan formasi atom-atom
hidrogen tetapi juga membangkitkan semua sistem raksasa yang mengisi alam
semesta saat ini. Atom, molekul, planet, matahari dan bintang, tata surya,
galaksi, quasar, dan lain-lain terbentuk menurut rencana yang agung dan dalam
keteraturan dan keseimbangan sempurna. Partikel-partikel yang di-butuhkan untuk
membentuk sebuah atom saja tak mungkin secara tidak sengaja muncul bersama-sama
dan menciptakan keseimbangan yang indah, sehingga lebih tidak beralasan lagi
dan sangat tidak logis untuk menyatakan bahwa planet, galaksi, dan pendeknya,
keseluruhan sistem di alam semesta terbentuk begitu saja dan mengembangkan
keseim-bangannya sendiri. Kehendak yang membuat rancangan unik ini adalah
kehendak Allah, sang Pencipta seluruh alam semesta.
Atom-atom lainnya
terbentuk setelah atom hidrogen, yang merupa-kan keajaiban tersendiri. Pada
poin ini pelbagai pertanyaan muncul di benak, seperti “bagaimana atom-atom
lainnya terbentuk? Mengapa tidak semua proton dan netron membentuk atom
hidrogen saja? Bagaimana partikel-pertikel tersebut memutuskan atom apa yang
akan mereka bentuk dan seberapa banyak?” Jawaban dari pertanyaan ini kembali
membawa kita pada kesimpulan yang sama. Ada suatu kekuatan, ken-dali dan
rancangan yang hebat dalam pembentukan atom hidrogen dan atom-atom lain
berikutnya.
Kendali dan rancangan ini
melampaui kapasitas akal manusia dan menunjukkan bahwa alam semesta jelaslah
sebuah “penciptaan”. Hu-kum-hukum fisika yang berlaku setelah Big Bang tidak
berubah sama sekali selama hampir 17 miliar tahun terlalui. Lebih jauh,
hukum-hukum ini didasari oleh perhitungan yang begitu tepatnya sehingga
penyimpangan sekadar milimeter dari nilai yang sekarang dapat mengganggu
struktur dan ketertiban umum di seluruh alam semesta. Komentar seorang ahli
fisika terkenal, Prof. Stephen Hawkings, tentang hal ini sangat menarik.
Hawkings menerangkan bahwa fenomena-fenomena yang terjadi didasari oleh
perhitungan yang jauh lebih teliti daripada yang dapat kita bayangkan:
Jika satu detik setelah Big Bang, kecepatan
perluasan berkurang walaupun hanya satu bagian dari seratus ribu juta juta,
alam semesta ini dapat hancur kembali sebelum mencapai ukurannya yang
sekarang.9
Big Bang, yang dibangun
dengan perhitungan yang begitu teliti, de-ngan jelas mengungkapkan bahwa waktu,
ruang, dan materi tidak men-jadi ada dengan begitu saja, namun diciptakan oleh
Allah. Sama sekali tidak mungkin, kejadian-kejadian yang disebut di atas
berlangsung kare-na kebetulan saja yang kemudian mengarah pada pembentukan
atom, bahan penyusun alam semesta.
Tidaklah mengejutkan,
banyak ilmuwan yang meneliti permasalah-an ini telah menerima keberadaan sebuah
kekuatan tanpa batas dan kehendaknya dalam penciptaan alam semesta. Seorang
ahli astrofisika terkenal, Hugh Ross, menjelaskan bahwa sang Pencipta alam
semesta ini melampaui semua dimensi:
Bila didefinisikan, waktu
adalah dimensi di mana gejala sebab akibat berlangsung. Tidak ada waktu, tidak
ada sebab dan akibat. Bila permulaan waktu terjadi bersamaan dengan permulaan
alam semesta, seperti yang dikatakan teori ruang-waktu, maka sebab dari alam
semesta haruslah berupa suatu entitas yang bekerja dalam dimensi waktu yang
sepenuhnya berdiri sendiri dan telah ada sebelum dimensi waktu kosmos. … Ini
mengatakan kepada kita bahwa sang Pencipta adalah transenden, bekerja diluar
batas-batas dimensional alam semesta kita. Ini mengatakan kepada kita bahwa
Tuhan bukanlah alam semesta itu sendiri, Tuhan juga bukan tercakup di dalam
alam semesta. 10
Aspek terpenting dari Big
Bang adalah, bahwasanya kejadian ini memberi manusia kesempatan untuk memahami
kekuasaan Allah de-ngan lebih baik. Asal-muasal alam semesta dengan segala
isinya dari tidak ada, adalah satu dari tanda-tanda besar kekuasaan Allah.
Keseim-bangan rumit dalam energi pada momen ledakan adalah tanda yang sangat
nyata agar kita merenungkan ilmu Allah yang tak berbatas.
Gaya-Gaya Fundamental di Alam Semesta
Kita telah menyebutkan
bahwa hukum-hukum Fisika di alam semesta mulai berlaku setelah Big Bang.
Hukum-hukum ini didasari “empat gaya fundamental” yang dikenal fisika modern
dewasa ini. Gaya-gaya ini terbentuk bersamaan dengan pembentukan partikel
sub-atomik pertama pada waktu spesifik segera setelah Big Bang, untuk membentuk
seluruh aturan dan sistem alam semesta. Atom-atom yang menyusun materi alam
semesta terwujud dan tersebar merata di alam semesta berkat interaksi gaya-gaya
ini. Gaya-gaya ini adalah gaya tarik massa atau yang dikenal sebagai gaya
gravitasi, gaya elektromagnetik, gaya nuklir kuat, dan gaya nuklir lemah. Semua
gaya ini memiliki intensitas dan bidang kerja berbeda. Gaya nuklir kuat dan
gaya nuklir lemah beroperasi hanya pada skala subatomik. Dua gaya lainnya —
gaya gravitasi dan gaya elektromagnetik — mengatur kumpulan atom, atau yang
disebut “materi”. Pengaturan tanpa cacat di atas bumi disebabkan proporsi yang
sangat rumit dari gaya-gaya ini. Perbandingan gaya-gaya ini menghasilkan suatu
hal yang menarik. Semua materi yang diciptakan dan diedarkan ke penjuru alam
semesta setelah Big Bang dibentuk oleh efek gaya-gaya yang sangat jauh berbeda
ini. Berikut adalah nilai-nilai keempat gaya fundamental dengan selisih
menakjubkan, dalam satuan standar internasional:
Gaya-gaya fundamental ini
memungkinkan pembentukan alam semesta melalui penyebaran kekuatan dengan
sempurna. Proporsi antara gaya-gaya ini didasarkan pada keseimbangan yang
begitu rumit sehingga menimbulkan efek khusus itu terhadap partikel-partikel
pada proporsi ini saja.
1. Kekuatan Raksasa di
Dalam Inti: Gaya Nuklir Kuat
Sampai di sini, kita telah
menyaksikan bagaimana atom diciptakan, momen demi momen, dan keseimbangan rumit
yang berlaku dalam penciptaan ini. Kita melihat bahwa semua yang ada di sekitar
kita, termasuk diri kita sendiri disusun oleh atom-atom, dan atom-atom ini
mengandung banyak partikel. Lalu, apakah gaya yang tetap menyatukan semua
partikel yang membentuk inti atom itu? Gaya yang menjaga inti tetap utuh, dan
yang merupakan gaya paling dahsyat menurut hukum-hukum fisika, adalah “gaya
nuklir kuat”.
Gaya ini menjaga proton
dan netron dalam inti atom tetap di tempatnya. Inti atom dibentuk dengan cara
demikian. Gaya ini sangat kuat sehingga nyaris menyebabkan proton dan netron
dalam inti saling berikatan. Inilah sebabnya partikel-partikel kecil yang
memiliki gaya ini disebut juga “gluon” yang dalam bahasa Latin berarti lem.
Kekuatan ikatan tersebut disesuaikan dengan sangat teliti. Intensitas gaya ini
telah diatur secara spesifik agar proton dan netron tetap berjarak tertentu.
Bila gaya ini sedikit saja lebih kuat, maka proton dan netron akan saling
bertabrakan. Bila gaya ini sedikit saja lebih lemah, mereka akan saling
menjauh. Besarnya gaya ini tepat sesuai dengan yang dibutuhkan untuk membentuk
inti atom setelah detik-detik pertama Big Bang.
Pemboman Hiroshima dan
Nagasaki menunjukkan sedahsyat apa gaya nuklir kuat ini ketika dilepaskan.
Satu-satunya alasan mengapa bom atom sangat efektif adalah pelepasan sejumlah
kecil gaya ini yang tersembunyi di dalam inti atom. Hal ini akan dijelaskan
lebih terperinci pada bab-bab berikutnya.
2. Sabuk Pengaman Atom:
Gaya Nuklir Lemah
Salah satu faktor penting
yang menjaga keteraturan di muka bumi ini adalah keseimbangan di dalam atom.
Keseimbangan ini menjaga agar segala sesuatu tidak tiba-tiba terurai atau
memancar-kan radiasi berbahaya. “Gaya nuklir lemah” ber-tanggung jawab atas
keseimbang-an antara proton dan netron dalam inti atom. Gaya ini memainkan
peran penting dalam menjaga keseimbangan inti yang mengandung sejumlah besar
netron dan proton.
Sembari keseimbangan ini
dijaga, sebuah netron, bila dibutuhkan dapat berubah menjadi proton. Karena
jumlah proton dalam inti di akhir proses berubah, atom berubah pula dan menjadi
atom yang lain. Di sini hasilnya sangatlah penting. Sebuah atom berubah menjadi
atom berbeda tanpa terurai dan meneruskan eksistensi-nya. Sabuk pengaman ini
melindungi organisme hidup dari bahaya yang akan muncul jika partikel-partikel
terurai tanpa terkendali dan membahayakan manusia
3. Gaya yang Menjaga
Elektron Tetap pada Orbitnya: Gaya Elektromagnetik
Penemuan gaya ini
mengantarkan kita pada era baru dalam dunia fisika. Baru pada saat itulah
dipahami bahwa setiap partikel mengan-dung “muatan listrik” menurut
karakteristik strukturnya masing-masing dan bahwa ada gaya di antara
muatan-muatan listrik ini. Gaya ini membuat partikel-partikel yang bermuatan
listrik berlawanan saling tarik dan partikel-partikel bermuatan sama akan
saling tolak, sehingga menjamin proton dalam inti atom dan elektron yang
mengorbit di sekelilingnya tarik-menarik. Dengan cara ini, “inti” dan
“elektron”, dua elemen dasar atom, tetap di tempat mereka.
Perubahan kekuatan sekecil
apa pun pada gaya ini dapat menyebab-kan elektron-elektron terlepas jauh dari
inti atau melekat pada inti. Dalam kedua kasus ini, atom tidak mungkin
terbentuk, sehingga alam semesta pun tidak ada. Tetapi, sejak momen pertama
gaya ini terbentuk, proton-proton dalam inti menarik elektron dengan besar gaya
yang tepat dibutuhkan untuk pembentukan atom.
4. Gaya yang Menjaga Alam
Semesta Tetap Utuh: Gaya Gravitasi
Gravitasi adalah
satu-satunya gaya yang dapat kita rasakan sehari-hari, namun sedikit sekali
yang kita ketahui tentangnya. Gaya gravitasi sesungguhnya disebut “gaya tarik
massa”. Gaya ini paling lemah dibandingkan gaya lainnya, namun karena gaya
inilah, massa-massa yang sangat besar tarik-menarik. Gaya inilah yang membuat
galaksi dan bintang-bintang di alam semesta tetap berada pada orbitnya
masing-masing. Bumi dan planet-planet lain tetap di dalam orbit tertentu
mengi-tari matahari, sekali lagi karena adanya gaya gravitasi. Kita dapat
berjalan di atas bumi karena gaya ini. Bila ada pengurangan dalam nilai gaya
ini, bintang-bintang akan jatuh, bumi akan keluar dari orbitnya, dan kita akan
bertebaran ke luar angkasa. Bila nilainya lebih besar sedikit saja,
bintang-bintang akan bertabrakan, bumi akan bergerak menuju matahari, dan kita
akan melesak ke dalam kerak bumi. Walaupun tampak kecil sekali kemungkinan ini
bagi Anda, semua itu tidak akan terelakkan bila gaya ini bergeser dari nilainya
yang sekarang sekalipun hanya untuk sesaat.
Semua ilmuwan yang sedang
meneliti subjek ini mengakui bahwa ketepatan nilai gaya-gaya fundamental ini
sangat penting demi keber-adaan alam semesta.
Mengomentari hal ini,
seorang ahli biologi molekuler yang terkenal, Michael Denton menyatakan dalam
bukunya Nature's Destiny: How the Laws of Biology Reveal Purpose in the
Universe:
Jika, misalnya, gaya gravitasi satu triliun
kali lebih kuat, maka alam semesta akan jauh lebih kecil dan sejarah hidupnya
jauh lebih pendek. Sebuah bintang rata-rata akan mempunyai massa satu triliun
lebih kecil dari matahari dan masa hidup sekitar satu tahun. Di lain pihak,
jika gravitasi kurang kuat, tidak ada bintang atau galaksi yang akan pernah
terbentuk. Hubungan dan nilai-nilai lain tidak kurang kritisnya. Jika gaya
nuklir kuat sedikit lebih lemah saja, satu-satunya unsur yang akan stabil hanya
hidrogen. Tidak ada atom lain yang bisa terbentuk. Jika gaya nuklir kuat
tersebut sedikit lebih ku-at dalam kaitannya dengan elektromagnetisme, maka inti
atom yang terdiri dari dua proton menjadi yang paling stabil di alam semesta —
yang berarti tidak akan ada hidrogen, dan jika ada bintang atau galaksi yang
terbentuk, mereka akan sangat berbeda dari bentuknya sekarang. Jelas sekali,
jika se-mua gaya dan konstanta ini tidak mempunyai nilai tepat demikian, takkan
ada bintang, supernova, planet, atom, dan kehidupan.11
Seorang ahli fisika
terkemuka, Paul Davies, menyatakan kekaguman-nya terhadap penetapan nilai-nilai
hukum-hukum fisika yang berlaku di alam semesta.
Bila seorang melanjutkan
studi kosmologi, keingintahuannya bertambah. Temuan-temuan tentang sejarah
kosmos membuat kita menerima bahwa perluasan alam semesta telah diatur dalam
gerakannya dengan ketepatan yang sangat mengagumkan.12
Rancangan agung dan
keteraturan sempurna yang berlaku di seluruh alam semesta dibangun di atas
pondasi yang disediakan gaya-gaya fundamental ini. Pemilik keteraturan ini,
tanpa keraguan, adalah Allah, yang menciptakan segala sesuatu tanpa cacat.
Allah, Raja seluruh alam, menjaga bintang-bintang tetap berada di orbitnya dengan
gaya-gaya terlemah, dan menjaga keutuhan inti atom dengan gaya-gaya terkuat.
Semua gaya bekerja sesuai dengan “ukuran” yang telah Dia tentukan. Allah
menujukkan keteraturan dalam penciptaan alam semesta dan keseimbangan “yang
ditetapkan dengan serapi-rapinya” dalam salah satu ayat-Nya:
“Yang kepunyaan-Nya-lah
kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu
bagi-Nya dalam kekuasaan (Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan
Dia mene-tapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.” (QS. Al Furqan, 25: 2)
!
Picture Text
Alam semesta terbentuk melalui
sebuah ledakan besar (Big Bang). Kesempurnaan sistem alam semesta saat ini berawal
dari hamburan partikel dan gaya yang tersusun dalam keharmonisan dan
keteraturan yang luar biasa sejak tahap awal ledakan besar ini.
Bawah: Analisis cahaya dua
bintang Alpha Centauri selama beberapa waktu menunjukkan serangkaian perubahan
pada spektrumnya. Perubahan cahaya geser merah dan biru menunjukkan gambar dua
bintang yang menyelesaikan orbit mengitari satu sama lain sekali setiap 80
tahun.
Albert Einstein, ketika
berkunjung ke Observatorium Wilson, tempat Edwin Hubble melakukan pengamatannya.
Menurut efek Doppler, bila
galaksi berjarak tetap dari bumi, spektrum gelombang cahaya akan muncul pada
posisi standar (atas). Bila galaksi bergerak menjauhi kita, gelombang itu akan
tampak meregang dan geser merah (tengah). Bila galaksi bergerak menuju kita,
gelombang akan tampak menciut dan geser biru (bawah)
Tanduk Antena raksasa di
Laboratorium Bell di mana Arno Penzias dan Robert Wilson menemukan radiasi
latar belakang kosmis. Penzias dan Wilson menerima penghargan Nobel untuk
temuan ini pada tahun 1978.
Peluncuran satelit COBE
mensubstansikan lebih lanjut bahwa alam semesta terbentuk dari suatu ledakan
besar.
Setelah momen”0” ketika
materi maupun waktu tidak ada, dan ketika ledakan terjadi, alam semesta, dan
bahan penyusunnya yaitu atom, diciptakan dari tidak ada dengan proses yang
menakjubkan.
Apakah kamu tiada
mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi,
matahari, bulan, bintang, gunung, dan pohon-pohonan, binatang-binatang yang
melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan banyak di antara manusia yang
telah ditetapkan azab atasnya. Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak
seorang pun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia
kehendaki. (QS. Al Hajj, 22: 18) !
Dan Dia menundukkan malam
dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan
(untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (nya) (QS. An Nahl,
16:12) !
Manusia bisa berada di
lingkungan tanpa gravitasi hanya selama periode tertentu dengan menggunakan
perlengkapan khusus. Makhluk hidup hanya dapat bertahan hidup dalam sistem yang
mempunyai gravitasi.
Rancangan agung dan
keteraturan sempurna di seluruh alam semesta diatur dengan gaya-gaya
fundamental ini. Pemilik keteraturan ini, tak diragukan lagi, adalah Allah,
yang menciptakan segalanya dari ketiadaan tanpa cacat. Issac Newton
(1642-1727), Bapak fisika modern dan mekanika langit, yang dikenal sebagai
“salah satu ilmuwan terbesar di dunia” mengundang perhatian terhadap kenyataan
ini:
“Sistem matahari,
planet-planet dan komet yang sangat indah ini hanya dapat berlangsung dengan
tuntunan dan kendali Zat cerdas dan berkuasa. Zat ini mengatur segalanya, bukan
sebagai sukma dunia, namun sebagai Tuhan bagi semuanya, dan demi kekuasaan-Nya.
Dia biasa disebut Tuhan, Penguasa semesta alam.”
Bab 2
STRUKTUR ATOM
Udara, air, gunung,
binatang, tumbuhan, tubuh kita, kursi yang kita duduki, pendeknya semua yang
kita lihat, kita raba, dan kita rasa, mulai dari yang paling berat sampai
dengan yang paling ringan dibentuk dari atom. Setiap halaman buku yang Anda
pegang terdiri dari miliaran atom. Atom adalah partikel yang begitu kecil
sehingga tidak mungkin dilihat walaupun menggunakan mikroskop tercanggih.
Diameter atom hanyalah sebesar sepersejuta milimeter.
Mustahil bagi manusia
membayangkan ukuran ini. Oleh karena itu, mari kita coba memahaminya dengan
contoh:
Bayangkan Anda memegang
sebuah kunci. Tidak diragukan lagi, Anda tidak mungkin bisa melihat atom-atom
dalam kunci ini. Bila Anda tetap ingin melihatnya, maka Anda harus memperbesar
kunci ini menyerupai bumi. Setelah kunci Anda seukuran bumi, maka setiap atom
di dalamnnya seukuran buah ceri. 13
Mari kita perhatikan
contoh lain lagi agar dapat memahami kekecilan ini, dan bagaimana semua tempat
dan semua benda dipenuhi atom:
Katakanlah kita ingin
menghitung seluruh atom dalam sebutir garam, dan anggaplah bahwa kita dapat
menghiung satu miliar atom per detik. Meskipun kita sangat cekatan, akan
dibutuhkan lebih dari lima ratus tahun untuk menghitung jumlah atom di dalam
sebutir garam ini. 14
Lalu, ada apakah di dalam
struktur sekecil itu?
Meskipun teramat kecil, di
dalam atom terdapat sebuah sistem tanpa cacat, unik, dan kompleks yang dalam
kecanggihannya sebanding de-ngan sistem yang kita lihat di alam semesta secara
umum.
Setiap atom terbuat dari
inti dan sejumlah elektron yang bergerak mengitari orbitnya yang berjarak
sangat jauh dari inti. Di dalam inti ter-dapat partikel-partikel lain bernama
proton dan netron.
Dalam bab ini, kita akan
mengamati struktur atom yang luar biasa yang merupakan dasar dari semua yang
hidup maupun mati, dan melihat bagaimana atom-atom berkombinasi untuk membentuk
molekul dan akhirnya materi.
Kekekuatan yang Terkandung dalam Inti
Inti terletak tepat di
pusat atom dan terdiri dari sejumlah proton dan netron yang banyaknya
tergantung pada sifat-sifat atom tersebut. Jari-jari inti kira-kira seperseribu
jari-jari atom. Untuk menyatakannya dalam bentuk angka, jari-jari atom adalah
10-8 (0,00000001) cm, dan jari-jari inti adalah 10-12 (0,000000000001) cm.
Karena itu, volume inti sama dengan satu per sepuluh-miliar volume atom.
Karena kita tidak dapat
membayangkan besarnya (atau tepatnya kecilnya) angka ini, mari kita ambil
contoh buah ceri tadi. Mari kita lihat inti di dalam atom yang telah kita
bayangkan sebesar buah ceri ketika kunci di tangan Anda sebesar bumi. Bahkan
dengan perbesaran skala seperti itu, masih mustahil bagi kita melihat inti,
yang masih sangat-sangat kecil. Bila kita benar-benar ingin melihatnya, maka
kita harus mengubah kembali skalanya. Ceri yang mewakili atom, harus diperbesar
lagi menjadi sebuah bola raksasa yang berdiameter 200 meter. Bahkan dalam skala
yang sukar dipercaya ini pun, inti dari atom tidak lebih besar dari sebutir
debu. 15
Sekecil itulah, sehingga
bila kita membandingkan diameter inti yang 10-13 cm dan diameter atom yang 10-8
cm, kita sampai pada hasil berikut: jika kita asumsikan bahwa atom itu sebuah
bola, dan jika kita ingin memenuhi bulatan ini dengan inti, maka kita akan
membutuhkan 1015 (1.000.000.000. 000.000) inti untuk mengisinya.16
Akan Tetapi, ada satu hal
yang lebih mengejutkan lagi: walaupun ukuran inti satu per sepuluh-milyar
ukuran atom, massa inti mencakup 99,95% massa atom. Bagaimana bisa sesuatu yang
menguasai hampir keseluruhan massa, di lain pihak, hampir tidak ada ruang yang
ditem-patinya?
Alasannya adalah kerapatan
yang meliputi massa atom tidak tersebar merata ke seluruh atom. Hampir seluruh
massa atom dikumpulkan di inti. Katakanlah, Anda memiliki sebuah rumah
berukuran 10 milyar meter persegi, dan Anda harus menarik semua meubel di dalam
rumah itu ke sebuah kamar yang berukuan satu meter persegi. Dapatkah Anda
melakukannya? Tentu saja tidak. Tetapi inti atom dapat melakukan ini berkat
gaya hebat yang berbeda dengan gaya-gaya lain di alam semesta. Gaya ini adalah
gaya nuklir kuat, satu dari empat gaya fundamental di alam semesta yang telah
kita sebutkan pada bab sebelumnya.
Kita telah mengkaji bahwa
gaya ini, gaya paling dahsyat di alam, menjaga inti atom tetap utuh dan tidak
terjadi penguraian. Semua proton dalam inti memiliki muatan positif dan mereka
tolak-menolak karena gaya elektromagnetik. Namun, karena gaya nuklir kuat yang
seratus kali lebih kuat daripada gaya repulsif proton, gaya elektromagnetik
menjadi tidak efektif, dan proton-proton tetap di orbitnya.
Kesimpulannya, terdapat
dua gaya kuat yang saling berinteraksi di dalam atom yang terlalu kecil untuk
dapat kita lihat. Inti dapat tetap utuh berkat nilai gaya-gaya ini tepat.
Kalau kita membandingkan
ukuran atom dan jumlah atom di alam semesta, mustahil untuk mengabaikan bahwa
ada keseimbangan dan rancangan luar biasa yang sedang bekerja. Sangat jelas
bahwa gaya-gaya fundamental di alam semesta ini telah diciptakan secara khusus
dengan pengetahuan dan kekuasaan mahaluas. Bagi mereka yang tidak mau percaya,
hanya bisa menyatakan bahwa semua ini menjadi ada karena “kebetulan” saja.
Namun, perhitungan probabilitas secara ilmiah telah menyatakan bahwa
keseimbangan di alam semesta terbentuk secara “kebetulan” peluangnya adalah “0”
Semua ini adalah bukti yang jelas dari keberadaan Allah dan kesempurnaan
ciptaan-Nya.
Pengetahuan Tuhanku meliputi
segala sesuatu. Maka apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran. (QS. Al
An'aam, 6:80) !
Ruang di dalam Atom
Seperti disebutkan
sebelumnya, bagian terbesar dari atom adalah ruang. Ini menimbulkan pertanyaan
yang sama pada setiap orang: mengapa ada ruang seluas itu? Mari kita pikirkan.
Dalam kalimat sederhana, atom terdiri dari inti, dikelilingi elektron-elektron.
Tak ada apa-apa lagi antara inti dan elektron-elektron. Jarak mikroskopis “di
mana tidak terdapat apa pun”, sesungguhnya sangat besar dalam skala atom. Kita
dapat mencontohkan skala ini sebagai berikut: Jika sebuah kelereng berdiameter
satu sentimeter mewakili elektron yang berada paling dekat dengan inti, maka
inti tersebut akan berjarak satu kilometer jauhnya dari kelereng ini.17 Kita
dapat mengutip contoh di bawah ini untuk memperjelas perbandingan tesebut:
Ada ruang yang luas
terbentang di antara partikel-partikel dasar. Bila saya memisalkan proton dari
sebuah inti oksigen sebagai kepala “jarum pentul” yang terletak di atas meja di
depan saya, maka elektron yang bergerak mengitarinya hingga membentuk
lingkaran, akan melewati Belanda, Jerman, dan Spanyol (penulis kutipan ini
tinggal di Prancis). Karena itu, jika semua atom yang membentuk tubuh saya
berkumpul dengan begitu dekat hingga saling menyentuh, Anda tidak akan dapat
melihat saya lagi. Anda benar-benar tidak akan pernah dapat melihat saya dengan
mata telanjang. Saya akan menjadi sekecil partikel debu yang berukuran seper
sekian ribu milimeter.18
Sampai di sini kita
menyadari bahwa ada kesamaan antara ruang paling luas dan ruang yang paling
sempit yang kita ketahui di alam semesta. Saat kita mengarahkan mata kita ke
bintang, sekali lagi kita melihat kekosongan yang mirip dengan yang ada pada
atom. Ada kekosongan milyaran kilometer baik antar bintang maupun antar
galaksi. Namun, di dalam kedua kekosongan ini, sebuah keteraturan di luar batas
pemahaman manusia tampak jelas.
Di Dalam Inti: Proton dan Netron
Sampai tahun 1932,
dianggap bahwa inti terdiri dari proton dan elektron saja. Kemudian ditemukan
bahwa bukan elektron melainkan netron yang berada di dalam inti di samping
proton. (Seorang ilmuwan terkenal, Chadwick, membuktikan keberadaan netron
dalam inti pada tahun 1932 dan dia mendapatkan penghargaan Nobel untuk
penemuan-nya ini). Manusia diperkenalkan pada struktur atom yang sesungguhnya
hanya baru-baru ini.
Telah disebutkan
sebelumnya betapa kecil inti atom itu. Ukuran proton yang dapat masuk ke dalam
inti atom adalah 10-15 m.
Anda mungkin mengira bahwa
partikel sedemikian kecil itu tidak akan berarti bagi kehidupan seseorang.
Namun, partikel-partikel yang teramat kecilnya sehingga tidak dapat dibayangkan
manusia ini membentuk dasar dari segala sesuatu yang Anda lihat di sekeliling
Anda.
Sumber Keanekaragaman di Alam Semesta
Ada 109 unsur yang sudah
dapat diidentifikasikan sampai saat ini. Alam semesta, bumi kita, dan semua
benda yang hidup maupun mati, di-bentuk dengan penyusunan 109 unsur tersebut
dalam berbagai kombi-nasi. Sampai saat ini kita telah melihat bahwa semua unsur
terbuat dari atom-atom yang mirip satu sama lain, sementara atom ini juga
terbuat dari partikel-partikel yang sama. Jadi, jika semua atom yang membentuk
unsur terbuat dari partikel-partikel yang sama, apakah yang membuat unsur-unsur
itu saling berbeda dan menyebabkan pembentukan zat yang sangat beraneka ragam?
Adalah jumlah proton di
dalam inti atom yang pada prinsipnya membedakan unsur satu dengan yang lainnya.
Ada satu proton dalam atom Hidrogen, unsur yang paling ringan, dua proton di
dalam atom Helium, unsur kedua paling ringan, 79 proton dalam atom emas, 8
proton dalam atom oksigen, dan 26 proton dalam atom besi. Yang membedakan emas
dari besi, dan besi dari oksigen hanyalah perbedaan jumlah proton dalam
atom-atomnya. Udara yang kita hirup, tubuh kita, tumbuh-tumbuhan dan hewan,
planet-planet di angkasa, makhluk hidup dan benda mati, pahit dan manis, padat
dan cair, dan sebagainya… semuanya dibentuk dari proton, netron, dan elektron.
Garis Batas Keberadaan Fisik: Quark
Sampai dengan 20 tahun
yang lalu, dipercaya bahwa partikel terkecil yang membentuk atom adalah proton
dan netron. Namun baru-baru ini, ditemukan bahwa ada partikel yang jauh lebih
kecil di dalam atom yang membentuk partikel-partikel yang disebutkan di atas.
Penemuan ini memicu
perkembangan cabang ilmu fisika yang disebut “fisika partikel” yang menyelidiki
“sub-partikel”dalam atom dan pergerakannya. Penelitian fisika partikel
mengungkap bahwa proton dan netron yang membentuk atom sebenarnya terbentuk
oleh sub-partikel yang disebut quark.
Dimensi quark yang
membentuk proton, yang sedemikian kecil sehingga melampaui kemampuan imajinasi
manusia, jauh lebih menak-jubkan: 10-18 (0,000000000000000 001) meter.
Quark di dalam proton
tidak akan pernah dapat dipisahkan satu sama lain karena “gaya nuklir kuat”,
yang menjaga partikel-partikel tetap berada di dalam inti, juga bekerja di
sini. Gaya ini berfungsi sebagai pita karet antara quark-quark tersebut. Ketika
jarak antar quark bertambah, bertambah juga gaya ini dan dua quark tidak akan
pernah berjarak lebih dari seper-quadrilyun meter. Pita karet antara quark-quark
ini terbentuk oleh gluon yang memiliki gaya nuklir kuat. Quark dan gluon
berinteraksi sangat kuat. Namun, ilmuwan belum berhasil menyelidiki bagaimana
interaksi ini terjadi.
Penelitian di bidang
“fisika partikel” sedang berlangsung untuk memecahkan rahasia dunia partikel
sub-atomik. Namun, sekalipun dengan segala kecerdasan, kesadaran dan
pengetahuan yang dimiliki manusia, baru-baru ini kita hanya berhasil menemukan
partikel-partikel dasar yang membentuk segala sesuatu termasuk diri kita. Lebih
jauh lagi, semakin kita mencermati partkel-partikel ini, semakin detaillah
subjek ini, dan kita sudah dibuat terhenyak oleh batas dimensi 10-18 m dari
quark. Lalu, ada apa lagi di luar batas ini?
Dewasa ini, para ilmuwan
mengemukakan berbagai hipotesis me-ngenai subjek ini, tetapi seperti telah
disebutkan di atas, batas itu adalah titik terjauh yang bisa kita capai dalam
dunia materi alam semesta. Segala sesuatu yang melampaui titik ini hanya dapat
dinyatakan sebagai energi bukan materi. Yang terpenting adalah manusia
menemukan —di lokasi yang hanya bisa ditemukannya setelah seluruh teknologi
yang ada dikerahkan — keseimbangan luar biasa dan hukum-hukum fisika yang telah
berjalan seperti jam. Lebih jauh lagi, lokasi ini adalah di dalam atom, yang
merupakan bahan penyusun semua materi di alam semesta, termasuk makhluk hidup.
Manusia baru mulai
menyadari mekanisme sempurna yang berfung-si tanpa gagal pada organ dan sistem
di dalam tubuhnya sendiri. Pene-muannya tentang mekanisme sel pembentuk
struktur ini baru terjadi beberapa dekade lalu. Penciptaan agung yang tampak
pada atom pemba-ngun sel, proton dan netron dalam atom, dan quark di dalam
partikel-par-tikel tersebut, begitu sempurna sehing-ga mengejutkan setiap
orang, terlepas dari apakah dia percaya atau tidak. Hal mendasar yang perlu
dipikirkan di sini adalah bahwa semua mekanisme sempurna ini berjalan dengan
teratur setiap detik di sepanjang hidup manu-sia, tanpa campur tangannya, dan
sama sekali di luar kendalinya. Fakta ini menjadi bukti nyata bagi setiap orang
yang menggunakan nurani dan pengetahuannya bahwa semua itu diciptakan dan
diatur oleh Allah, Pemilik kekuatan dan ilmu yang mahatinggi.
“Semua yang ada di langit
dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan. Maka
nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar-Rah-maan, 55: 29-30)
!
Aspek Lain dari Atom: Elektron
Elektron adalah partikel
yang berotasi dan berevolusi/berputar mengelilingi inti atom seperti halnya
bumi berputar pada porosnya dan juga berputar mengelilingi matahari. Perputaran
ini, seperti rotasi planet, ternyata berjalan terus-menerus dan sangat teratur
pada jalur-jalur, yang kita sebut orbit. Namun, perbandingan ukuran bumi dan
matahari sangat berbeda dari skala atom. Untuk membuat perbandingan antara
ukuran elektron dan ukuran bumi, jika kita memperbesar atom sebesar bumi, maka
elektron hanya akan sebesar apel.19
Puluhan elektron yang
berevolusi dalam area yang begitu kecil sehingga tak terlihat walaupun
menggunakan mikroskop tercanggih menciptakan sebuah lalu lintas yang sangat
kompleks dalam atom. Yang paling menakjubkan di sini adalah bahwa
elektron-elektron ini, yang mengelilingi inti seperti sebuah tameng muatan
listrik, tidak pernah mengalami kecelakaan kecil sekalipun. Bahkan, satu
kecelakaan kecil saja di dalam atom dapat menyebabkan bencana untuk atom itu.
Tetapi kecelakaan seperti itu tidak pernah terjadi. Seluruh operasi ini
berjalan mulus. Elektron-elektron yang mengelilingi inti dengan kecepatan
sangat mengejutkan yaitu 1.000 km/detik, tidak pernah bertubrukan satu sama
lain. Sangat mengagumkan bahwa elektron-elektron ini, yang tidak berbeda satu
dengan lainnya, berputar di orbitnya sendiri-sendiri, dan ini jelas hasil dari
sebuah “penciptaan yang disengaja”. Jika mereka mempunyai massa dan kecepatan
berbeda, mungkin wajar saja kalau mereka mempunyai orbit berbeda di sekeliling
inti. Contohnya, urutan planet dalam tata surya kita mengikuti logika ini.
Planet-planet yang mempunyai massa dan kecepatan saling berbeda dengan
sendirinya mempunyai orbit berbeda dalam mengelilingi matahari. Tetapi kasus
elektron dalam atom sama sekali berbeda dari planet-planet ini. Semua elektron
sama benar namun mempunyai orbit berbeda di sekeliling inti: Bagaimana mereka
mengikuti jalur ini dengan akurat, bagaimana mereka bisa tidak saling
bertabrakan meskipun mereka berukuran sangat kecil dan bergerak dengan
kecepatan sangat tinggi? Pertanyaan ini membawa kita pada kesimpulan tunggal:
satu-satunya kebenaran yang kita lihat dalam keteraturan unik dan keseimbangan
rumit ini adalah penciptaan sempurna oleh Allah.
“Dia-lah Allah Yang
Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Mem-bentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama
yang Paling Baik. Ber-tasbih kepada-Nya apa yang di langit dan di bumi. Dan
Dia-lah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS. Al Hasyr, 59:24) !
Elektron adalah
partikel-partikel kecil, berukuran hampir seperdua-ribu ukuran netron dan
proton. Sebuah atom mempunyai jumlah elektron dan proton yang sama dan setiap
elektron bermuatan negatif yang setara dengan muatan positif yang dikandung
tiap proton. Total muatan positif pada inti dan total muatan negatif pada elektron
saling meniadakan dan atom menjadi netral.
Muatan listrik yang
dimilikinya membuat elektron patuh pada hu-kum-hukum fisika tetentu. Salah satu
hukum fisika ini adalah “muatan listrik yang sama saling tolak dan muatan yang
berlawanan akan saling tarik”.
Pertama, dalam kondisi
normal, elektron-elektron, yang seluruhnya bermuatan negatif, seharusnya saling
tolak mengikuti hukum ini dan melepaskan diri dari inti. Tetapi, ini tidak
terjadi. Bila elektron terlepas dari inti, maka alam semesta akan terdiri dari
proton, netron dan elektron bebas yang berkeliaran dalam ruang kosong. Kedua,
inti yang bermuatan positif seharusnya menarik elektron-elektron yang bermuatan
negatif, sehingga elektron akan melekat pada inti. Dalam kasus ini, inti akan
menarik semua elektron dan atom akan melesak hancur.
Akan tetapi, tak satu pun
hal ini terjadi. Kecepatan elektron yang luar biasa yang disebutkan di atas
(1.000 km/detik), gaya tolak-menolak yang dikeluarkan oleh sesama elektron, dan
gaya tarik-menarik antara inti dan elektron, merupakan nilai-nilai yang begitu
tepat sehingga ketiga faktor yang saling bertentangan ini saling menyeimbangkan
secara sempurna. Sebagai hasilnya, sistem luar biasa di dalam atom ini berjalan
tanpa kegagalan. Bahkan jika nilai salah satu gaya yang bekerja pada atom lebih
atau kurang daripada seharusnya, atom tidak akan pernah ada.
Di samping faktor-faktor
itu, jika tidak ada gaya-gaya nuklir yang mengikat proton dan netron di dalam
inti, proton-proton yang bermuatan sama bahkan tidak akan bisa saling mendekat,
apalagi berikatan di dalam inti. Dengan cara yang sama, netron-netron tidak
akan bisa melekat pada inti. Sebagai hasilnya, tidak akan ada inti dan karena
itu, tidak ada atom.
Semua perhitungan akurat
ini adalah indikasi bahwa sebuah atom pun tidak bebas lepas namun bekerja di
bawah kendali sempurna Allah. Jika tidak, alam semeta yang kita tinggali ini
pasti akan berakhir sebelum dimulai. Proses ini akan berbalik di permulaan dan
alam semesta tidak akan terbentuk. Namun Allah, Pencipta segala sesuatu, Yang
Mahakuasa dan Mahabesar, menetapkan keseimbangan yang sangat tepat di dalam
atom seperti Dia menetapkan semua keseimbangan di alam semesta, yang karenanya
atom terus eksis dalam keteraturan sempurna.
Para ilmuwan telah
memberikan usaha terbaik mereka selama berta-hun-tahun untuk mengungkap rahasia
keseimbangan yang ditetapkan oleh Allah ini, dan berhasil hanya sejauh memberi
nama untuk gejala-gejala yang teramati seperti “gaya elektromagnetik”, “gaya
nuklir kuat”, “gaya nuklir lemah”, dan “gaya tarik massa”… Tetapi, seperti yang
disebutkan di bagian pendahuluan buku ini, tak seorang pun memikirkan
pertanyaan “Mengapa?” Mengapa gaya-gaya ini beroperasi pada inten-sitas
tertentu di bawah aturan-aturan tertentu? Mengapa daerah yang diatur gaya-gaya
ini, aturan-aturan yang mereka patuhi, dan intensitas gaya-gaya ini, memiliki
keharmonisan yang begitu hebat?”
Para ilmuwan tidak berdaya
dihadapkan pada semua pertanyaan ini karena yang bisa mereka lakukan hanyalah
memperkirakan keteraturan dalam peristiwa yang terjadi. Penelitian mereka,
bagaimanapun juga, membangkitkan kenyataan yang tidak dapat dibantah. Setiap
titik di alam semesta menunjukkan campur tangan Pemilik kecerdasan dan
kehendak, yang tidak membiarkan satu atom pun menganggur. Ada kekuatan tunggal
yang menjaga semua gaya ini dalam keharmonisan, dan itu adalah Allah, Yang
memegang seluruh kekuatan dan kekuasaan. Allah menjelmakan kekuasaan-Nya di
mana saja Dia berkehendak dan kapan saja Dia berkehendak. Seluruh alam semesta,
dari atom terkecil hingga galaksi tak berujung mampu melanjutkan keberadaannya
hanya karena kehendak dan penjagaan Allah.
Di dalam Al Quran, Allah
menyatakan bahwa tidak ada kekuatan kecuali Dia dan Dia mengumumkan hukuman
bagi mereka yang, karena ketidaktahuannya, menganggap bahwa makhluk tak berdaya
(hidup atau mati) yang diciptakan Allah memiliki daya dan kekuatan yang mandiri
dari-Nya, dan memberikan atribut karakteristik ketuhanan pada mereka.
“Dan jika seandainya
orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada
hari kia-mat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat
berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).” (QS. Al Baqarah, 2: 165) !
Sampai sejauh ini, tidak
ada ilmuwan yang mampu menjelaskan penyebab dan sumber gaya-gaya di dalam atom
dan tentunya di alam semesta pula, dan mengapa gaya-gaya tertentu berperan pada
saat-saat tertentu. Yang dilakukan oleh ilmu pengetahuan hanyalah membuat
pengamatan, mengukur dan mengarang “nama-nama” untuk hasil temuan mereka.
“Penamaan” seperti itu
dianggap sebagai penemuan besar di dunia sains. Padahal yang dilakukan ilmuwan
bukanlah usaha untuk mem-bentuk keseimbangan baru di alam semesta atau
membangun sistem baru, namun hanya usaha untuk memahami dan menguraikan rahasia
keseim-bangan yang nyata di dalam kosmos. Yang biasa mereka lakukan adalah
hanya mengamati salah satu keajaiban dari yang tak terhitung banyaknya ciptaan
Allah di alam semesta dan menamainya. Para ilmuwan yang mendeteksi sistem atau
struktur agung ciptaan Allah diberi aneka penghargaan ilmiah, dihormati dan
dikagumi orang. Dalam hal ini, yang seharusnya benar-benar dihormati, tanpa ada
keraguan, adalah Allah, yang Maha Pengasih, yang Maha Penyayang, yang
menciptakan sistem itu dari tidak ada menjadi ada, melengkapinya dengan
keseimbangan sangat rumit dan terus-menerus menciptakan keajaiban luar biasa.
“Sesungguhnya pada
pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan
di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasan-Nya) bagi orang-orang yang
bertaqwa.” (QS. Yunus, 10: 6) !
Orbit Elektron
Puluhan elektron, yang
berpusing dan mengorbit dalam satu daerah tak teramati bahkan oleh mikroskop
paling canggih sekalipun, men-ciptakan lalulintas yang sangat kompleks di dalam
atom seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Namun lalulintas ini begitu
teratur, tak tertandingi oleh lalulintas kota yang paling sistimatis.
Elektron-elektron tidak pernah saling bertabrakan, karena setiap elektron
memiliki orbit sendiri dan orbit-orbit ini tidak identik.
Ada tujuh kulit eletkron
di seputar inti atom. Jumlah elektron yang tidak pernah berubah dalam tujuh
kulit ini ditentukan dengan rumus matematika: 2n2. Jumlah maksimum elektron
yang boleh ada di setiap kulit telah ditentukan dengan formula ini (n
menunjukkan nomor kulit elektron).
Bahwa jumlah tak terbatas
kulit elektron dari atom yang membangun alam semesta setia pada jumlah yang
sama dengan mengkuti formula 2n2, menunjukkan keteraturan. Bahwa tidak ada
kekacauan terjadi di dalam atom walaupun elektron-elektron berpindah dengan
kecepatan luar biasa, juga menunjukkan keteraturan unik. Ini adalah keteraturan
yang sama sekali tidak dapat dianggap sebagai kebetulan. Satu-satunya
penjelasan untuk keberadaan keteraturan ini adalah bahwa Allah menciptakan
segala sesuatu sebagai manisfestasi kekuatan-Nya dalam keteraturan dan
keselarasan seperti yang disebutkan Al Quran. Allah merujuk keteratur-an yang
diciptakan-Nya dalam ayat-ayat Al Quran:
“Sesungguhnya Allah telah
mengadakan ke-tentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Ath-Thaalaq, 65: 3) !
“Dia telah menciptakan
segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.”,
(QS. Al Furqaan, 25: 2) !
“Dan segala sesuatu pada
sisi-Nya ada ukurannya. Yang mengetahui semua yang gaib dan yang tampak; Yang
Mahabesar lagi Mahatinggi.” (QS. Ar-R'ad, 14: 8-9) !
“Dan Kami telah
menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung yang Kami tumbuhkan
pada-nya segala sesuatu menurut ukuran. “ (QS. Al Hijr, 15: 19) !
“Matahari dan bulan
(beredar) menurut perhitungan.” (QS. Ar-Rahman, 55: 5) !
“Dan Allah meninggikan
langit dan Dia meletakkan neraca (keadil-an)” (QS. Ar-Rahman, 55: 7) !
Seperti yang dijelaskan
ayat tersebut, Allah, Raja seluruh dunia, Dia-lah yang menciptakan segala
sesuatu dalam proporsi, ukuran, dan keter-aturan sempurna. Proporsi dan ukuran
ini meliputi seluruh jagat raya, dari partikel sub-atomik terkecil, hingga
benda-benda raksasa di ruang angkasa: tata surya, galaksi, dan segala sesuatu
di antara mereka. Keku-atan, ilmu, dan citarasa seni Allah yang mahaluas dan
tak berbatas lah yang menghasilkan semua itu. Allah memperkenalkan
sifat-sifat-Nya kepada umat manusia dalam ukuran, keteraturan, dan keseimbangan
sempurna pada makhluk dan sistem yang diciptakan-Nya. Dia menun-jukkan
kekuatannya yang tiada berakhir di depan mata kita. Ini adalah kebenaran yang
seharusnya dituju manusia dengan penelitian dan perhitungan sainsnya.
Gelombang atau Partikel?
Ketika elektron pertama
kali ditemukan, partikel ini dianggap sama dengan proton dan netron yang
ditemukan di dalam inti. Namun, pada percobaan berikutnya, ditemukan bahwa
mereka menunjukkan karak-teristik gelombang seperti partikel cahaya, yaitu
foton. Kemudian, Fisika Kuantum menyimpulkan bahwa setiap partikel sekaligus
juga merupa-kan bentuk gelombang dengan frekuensi tertentu.
Telah diketahui bahwa
cahaya menyebar dengan cara yang sama seperti gelombang pada permukaan air
ketika batu dilempar ke dalam danau. Namun, cahaya terkadang mempunyai
karakteristik partikel materi dan teramati dalam bentuk pulsa yang sporadis dan
periodik seperti tetes hujan yang jatuh dari kusen jendala . Dikotomi yang sama
ini terjadi juga pada elektron, yang menimbulkan keraguan besar dalam dunia
ilmu pengetahuan. Penjelasan Richard P. Feynman seorang profesor Fisika
teoretis yang terkenal meredakan kebingungan ini:
Sekarang kita tahu
bagaimana perilaku elektron dan cahaya. Tetapi bagaimana saya menyebutnya? Jika
saya katakan mereka berperilaku seperti partikel maka saya memberikan kesan
yang salah; begitu juga jika saya katakan mereka berperilaku seperti gelombang.
Mereka berperilaku dengan cara mereka yang unik, yang secara teknis dapat
disebut cara mekanik kuantum. Mereka menunjukkan perilaku yang tidak pernah
Anda lihat sebelumnya…. Sebuah atom tidak berperilaku seperti beban yang
tergantung pada per dan berayun-ayun. Juga tidak seperti model mini tata surya
dengan planet-planet kecil berputar mengelilingi orbitnya. Juga tidak tampak
seperti kabut atau awan yang mengelilingi inti. Atom berperilaku tidak seperti
apa pun yang pernah Anda lihat sebelumnya. Tapi setidaknya ada penyeder-hanaan.
Elektron berperilaku dalam hal ini dengan cara yang persis sama seperti foton;
keduanya aneh, namun dengan keanehan yang sama. Jadi diperlukan imajinasi
tinggi untuk mengapresiasi perilaku mereka, karena kita akan menggambarkan
sesuatu yang berbeda dari apa pun yang pernah Anda tahu. 21
Karena ilmuwan tidak
pernah mampu menjelaskan perilaku elektron, sebagai solusinya mereka memberinya
nama baru: “Gerakan Mekanika Kuantum”. Mari kita kutip lagi ucapan Profesor
Feynman yang dengan kalimat berikut ini menyatakan sifat luar biasa elektron
dan ketakjuban yang dirasakannya:
Jangan terus-menerus
berkata pada diri Anda, jika Anda masih dapat menghindarinya, “bagaimana
perilakunya bisa seperti itu?” karena Anda akan “tersesat”, masuk ke jalan buntu
yang tak seorang pun berhasil keluar. Tak seorangpun tahu bagaimana perilakunya
bisa seperti itu.22
Akan tetapi, jalan buntu
yang disebut Feynman sebenarnya tidaklah demikian. Alasan mengapa sebagian
orang tidak menemukan jalan keluar dari dilema ini adalah karena sekalipun ada
bukti nyata, mereka tidak dapat menerima bahwa sistem dan keseimbangan luar
biasa ini diadakan oleh Pencipta yang Mahaagung. Situasinya sangatlah jelas:
Allah menciptakan alam semesta, melengkapinya dengan keseimbangan luar biasa
dan dibuat menjadi ada tanpa ada contoh sebelumnya. Jawaban dari pertanyaan
ilmuwan ”bagaimana perilakunya bisa seperti itu?” yang tidak pernah bisa
dipecahkan atau dimengerti, terletak pada kenyataan bahwa Allah adalah Pencipta
segala sesuatu, dan bahwa segala sesuatu ada hanya karena perintah-Nya
“Jadilah!”
“Allah menciptakan langit
dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah)
Dia hanya mengatakan kepadanya: ‘Jadilah’. Lalu jadilah ia.” (QS. Al Baqarah,
2: 117) !
Gerbang Dunia Penuh Warna Dibuka oleh Elektron
Pernahkan Anda berpikir
bagaimana hidup di dunia tanpa warna? Coba bayangkan bila tubuh Anda,
orang-orang di sekitar Anda, laut, langit, pohon, bunga-bunga, pendek kata,
semuanya berwarna hitam. Anda tidak mau hidup di dunia seperti itu, bukan?
Apakah yang membuat bumi
ini berwarna-warni? Bagaimanakah warna-warna yang membuat dunia begitu indah
ini muncul?
Karakteristik tertentu
yang ada dalam materi membuat kita dapat menangkap objek berwarna. Warna
dibentuk sebagai hasil alami dari gerakan tertentu elektron-elektron di dalam
atom. Anda mungkin akan berpikir “Apa hubungan gerakan elektron dengan warna?”.
Mari kita jelaskan hubungan ini:
Elektron berevolusi hanya
di dalam kulit-kulit elektron. Kita baru saja menyebutkan bahwa ada tujuh kulit
elektron. Setiap kulit elektron memiliki tingkat energi tertentu, yang
bervariasi tergantung pada jarak kulit dengan inti. Semakin dekat jarak kulit
elektron dengan inti, semakin kecil energi yang dimiliki elektronnya, dan
semakin jauh jaraknya de-ngan inti, semakin besar energi yang dimiliki
elektronnya.
Setiap kulit elektron
memiliki “subkulit (sub-shells)”, di mana elek-tron-elektron dari kulit
tersebut bergerak terus-menerus.
Satu elektron perlu
menerima energi eksternal agar dapat berpindah dari satu kulit ke kulit lain.
Sumber energi ini disebut “foton”.
Dalam ungkapan paling
sederhana, foton adalah “partikel cahaya”. Setiap bintang di alam semesta ini
adalah sumber foton. Sumber foton yang paling penting untuk dunia kita adalah,
tentu saja, matahari. Foton disebarkan ke seluruh penjuru angkasa dari matahari
dengan kecepatan 300.000 km per detik.
Ketika foton dari matahari
ini tiba di bumi dan menabrak atom-atom objek di bumi, elektron-elektron atom
terkadang mulai berpindah. Jika elektron yang dapat berpindah dengan bantuan
energi ini melompat ke kulit energi yang lebih tinggi dan kembali lagi ke kulit
asalnya, ia akan memancarkan foton, yang membentuk warna yang akan tertangkap
mata anda. Setiap proses yang telah dirangkum dalam beberapa kalimat di atas
telah berlangsung sejak awal penciptaan tanpa kegagalan. Setiap langkah
berjalan di bawah perencanaan hebat dan mengikuti aturan. Jika satu bagian saja
dari interaksi antara elektron dan foton tidak bekerja, alam semesta akan gelap
dan tanpa warna.
Mari kita urutkan lagi
langkah kerja yang harus terjadi mengikuti rencana dan secara teratur untuk
pembentukan alam semesta berwarna, alih-alih gelap.
l Cahaya datang dari matahari ke bumi berdifusi dalam bentuk
par-tikel foton. Partikel foton ini menyebar ke seluruh bumi dan bertub-rukan
dengan atom materi.
l Foton tidak dapat bergerak jauh di dalam atom. Mereka menubruk
elektron-elektron yang mengitari inti.
l Elektron menyerap (mengabsorpsi) foton yang menubruknya.
l Ketika elektron mengambil energi dari foton yang diserap tadi, ia
melompat ke kulit lain yang memiliki tingkatan energi lebih tinggi.
l Elektron ini mencoba kembali lagi ke rumahnya yang lama.
l Jika kembali lagi ke kulit aslinya, ia memancarkan foton yang
memu-at energi.
l Foton yang dipancarkan elektron ini menentukan warna sebuah objek.
Sebagai rangkuman, warna
sebuah objek terdiri atas campuran partikel cahaya yang diserap, kemudian
dipancarkan oleh objek ini, dan mencapai mata kita. Warna benda yang tidak
memancarkan cahaya sendiri tetapi memantulkan cahaya yang diterimanya dari
matahari bergan-tung pada dua hal yaitu cahaya yang diterimanya dan perubahan
yang dibuatnya pada cahaya ini. Bila sebuah benda yang disinari dengan cahaya
putih tampak "merah”, ini karena benda tersebut menyerap seporsi besar
campuran yang sampai padanya dari sinar matahari dan hanya memancarkan merah
saja. Yang dimaksud “menyerap” adalah sebagai berikut:
Seperti yang disebutkan
sebelumnya, setiap kulit memiliki subkulit dan elektron berpindah antara
subkulit-subkulit ini. Setiap kulit mempu-nyai tingkat energi tertentu dan
elektron membawa energi sebanyak yang diizinkan oleh tingkat energi kulit yang
mereka putari. Kulit yang lebih jauh dari inti memiliki energi yang lebih
besar. Bila satu ruang untuk satu elektron menjadi tersedia di kulit lebih
tinggi, elektron tiba-tiba hilang, dan kemudian muncul kembali dalam subkulit
dengan tingkat energi lebih tinggi. Tetapi, agar elektron dapat melakukan ini, ia
harus meningkatkan energinya ke tingkat yang diminta oleh kulit tujuan.
Elektron akan meningkatkan energinya dengan menyerap (menelan) partikel foton
dari matahari.
Kita dapat membuat situasi
lebih jelas dengan beberapa contoh. Mari kita perhatikan kupu-kupu Morpho.
Pigmen pada kupu-kupu menyerap seluruh cahaya matahari dan memancarkan kembali
hanya yang ber-warna biru. Ketika partikel cahaya untuk warna yang dipantulkan
men-capai retina mata, mereka dikonversikan menjadi sinyal-sinyal elektrik oleh
sel-sel cone dalam retina dengan cara tertentu sehingga ditangkap sebagai warna
biru dan kemudian dikirimkan ke otak. Akhirnya warna biru terbentuk di otak.
Ini berarti bahwa warna
sebuah objek bergantung pada karakter ca-haya yang dipancarkan dari sumber cahaya
dan seberapa banyak bagian cahaya ini dipancarkan kembali oleh benda tersebut.
Sebagai contoh, warna selembar gaun tidak sama bila dilihat di bawah sinar
matahari dan di bawah sinar lampu toko. Jika sebuah objek dianggap hitam oleh
otak kita, itu berarti bahwa objek ini mengabsorpsi semua cahaya dari mata-hari
dan tidak ada yang dipantulkan. Demikian pula, jika benda meman-tulkan semua
cahaya dari matahari dan tidak menyerapnya sedikitpun, maka otak kita menangkap
warna putih dari benda itu. Dalam hal ini, hal-hal yang perlu kita cermati
adalah sebagai berikut:
l Warna sebuah
benda bergantung pada si-fat-sifat cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya.
l Warna sebuah
benda bergantung pada re-aksi elektron-elektron molekul dalam strukturnya,
misalnya cahaya apa yang akan diserap elektron-elektron ini dan cahaya apa yang
tidak diserapnya.
l Warna sebuah benda
bergantung pada ba-gaimana otak kita menangkap foton yang sampai pada retina.
Di sini, marilah kita
berhenti sejenak dan berpikir sekali lagi.
Elektron yang berevolusi
dengan kecepat-an menakjubkan di sekitar inti atom, yang me-rupakan materi yang
terlalu kecil untuk dilihat mata, tiba-tiba menghilang dari kulit-nya dan
melompat ke tempat lain yang disebut sub-kulit. Juga dibutuhkan ruang kosong pada
sub-kulit ini untuk lompatan tersebut. Elektron mendapatkan energi yang
dibutuhkan selama proses dengan menyerap foton. Kemudian ia kembali ke orbitnya
semula. Selama aksi ini, terbentuklah sesuatu yang dianggap mata ma-nusia
sebagai warna-warna. Lebih jauh lagi, atom-atom yang berjumlah trilyunan ini
terus melakukannya setiap waktu, karenanya kita melihat “citra” tak terputus.
Mekanisme menakjubkan ini
tidak tertan-dingi kerja mesin apa pun buatan manusia. Se-buah jam misalnya,
memiliki mekanisme yang sangat rumit, dan semua bagiannya (gigi, cak-ram, mur,
baut dan sebagainya) harus ditem-patkan di lokasi yang tepat dan dengan cara
yang tepat sehingga jam bekerja dengan baik. Bila terjadi masalah, sekalipun
kecil, dalam mekanismenya maka jam tersebut akan terganggu. Tetapi, ketika kita
memikirkan struktur atom dan bagaimana mekanisme elektron-elektron bekerja,
kesederhanaan struktur jam itu dapat lebih dimengerti. Seperti yang telah
disebutkan, mekanisme elektron terlalu kompleks, sempurna, dan tanpa cacat
untuk dibandingkan dengan sistem mana pun yang dibu-at manusia. Jelas, sebuah
sistem dengan kompleksitas begitu menakjub-kan dan berjalan begitu sempurna
tidak mungkin muncul dengan spon-tan, sebagai hasil peristiwa kebetulan seperti
yang dikatakan ilmuwan materialis. Sekarang mari kita ajukan perta-nyaan ini:
Ketika Anda berjalan-jalan di gurun dan melihat sebuah jam ter-geletak di
tanah, apakah An-da akan berpikir bahwa jam itu terbentuk dari debu, pasir,
tanah dan batu secara kebetul-an? Tak seorang pun akan ber-pikir seperti itu,
karena rancangan dan pengetahuan pada jam tersebut terlalu jelas. Padahal,
rancangan dan pengetahuan dalam sebuah atom seperti yang disebutkan di atas
sangat superior dibandingkan mekanisme apa pun buatan manusia. Pemilik pengetahuan
ini adalah Allah, yang memiliki ilmu mahatinggi, yang mengetahui, melihat, dan
menciptakan segala sesuatu.
Allah menciptakan setiap
“tempat” baik yang dapat kita lihat dan yang tidak dapat kita lihat, dengan
cita seni tak terbatas dan Dia memberikan rahmat tak terhitung untuk kita
manfaatkan, apakah kita menyadarinya atau tidak. Seluk beluk warna yang belum
kita ketahui sebelumnya, dan kita merasa tidak perlu mempelajarinya, telah
menarik perhatian kita pada detail dan kompleksitasnya ketika ilmu pengetahuan
berkembang. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan dan kema-juan ilmu
pengetahuan seharusnya menyebabkan setiap orang yang menggunakan akal dan
nuraninya untuk mempercayai keberadaan Allah. Walaupun begitu, masih ada
orang-orang yang mengabaikan ke-luasan cita seni dan ilmu yang dapat diamati di
mana pun di alam se-mesta. Seorang ilmuwan terkenal, Louis Pasteur, memberikan
komentar menarik tentang hal ini dengan mengatakan, “Ilmu pengetahuan yang
sedikit menjauhkan Anda dari Tuhan, namun pengetahuan yang dalam mendekatkan
Anda kepada-Nya”.23
Ketika seseorang belajar
lebih banyak mengenai contoh-contoh pen-ciptaan di sekitarnya, ia akan lebih
memahami bahwa Allah meling-kupinya dari segala arah, Dia mengatur seluruh
urusan di langit dan bumi, dan mengendalikan segala sesuatunya. Manusia ini
mengerti bah-wa hidupnya pasti akan diambil dan mendapat balasan untuk apa pun
yang dilakukannya di dunia. Ketika orang beriman lebih akrab dengan fenomena
tak terhitung banyaknya yang terjadi di sekitarnya, keka-gumannya akan ilmu
Allah meningkat. Kekaguman ini adalah langkah yang sangat penting menuju
pengakuan kekuatan dan kekuasaan tak terbatas milik Allah, dan menjadi takut
kepada-Nya. Hal ini dinyatakan dalam Al Quran:
“Tidakkah kamu melihat
bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami menghasilkan dengan
hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan diantara gunung-gunung
itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada pula
yang hitam pekat dan demikian (pula) di antara manusia, bina-tang-binatang
melata dan binatang-binatang ternak ada yang ber-macam-macam warnanya (dan
jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya,
hanyalah ulama. Sesung-guhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS.
Faathir, 35: 27-28) !
Picture Text
Ruang antara proton-proton
dan elektron-elektron atom adalah selebar daerah yang ditandai di peta
Yang menyebabkan perbedaan
unsur-unsur adalah jumlah proton dalam inti atomnya. Perbedaan inilah yang
membuat material-material di atas tampak begitu berbeda satu dengan lainnya.
Proton dan netron dalam
inti terbentuk dari partikel yang lebih kecil lagi yang disebut quark.
Dari struktur atom hingga
ke struktur quark, dapat dilakukan analisis partikel-partikel terkecil yang
membentuk atom dengan menggunakan akselerator modern. Diagram di samping
menggambarkan hubungan ini secara berurutan.
Pada diagram sebelah
kanan, Anda melihat empat jenis orbit berbeda yang dibuat elektron, tergantung
pada gerak gelombang. Elektron mengikuti orbit ini, tak ubahnya planet-planet
yang bergerak mengelilingi matahari, tergantung pada sifat
partikel-partikelnya. Gerakan elektron yang berbeda ini mencegah batasan
tertentu.
Revolusi elektron
mengitari inti berada dalam keseimbangan sangat rumit sebagaimana planet
berevolusi mengelilingi matahari.
Sesungguhnya pada
pertukaran
malam dan siang itu dan
pada apa yang
diciptakan Allah di langit
dan di bumi,
benar-benar terdapat
tanda-tanda
(kekuasan-Nya) bagi
orang-orang
yang bertaqwa.
(QS. Yunus, 10:6) !
PARTIKEL-PARTIKEL TERAKSELERASI
Pengkajian partikel yang
merupakan bahan penyusun materi dimungkinkan dengan menyelidiki partikel yang
berjuta-juta kali lebih kecil daripada atom.
Penelitian terhadap
partikel yang sangat renik ini hanya dapat dilakukan dengan menggunakan
peralatan eksperimental fisika partikel yang sangat kompleks dan besar.
Eksperimen yang sedemikian rumit hanya dapat dilakukan dengan penggunaan
komputer yang ekstensif .
Fisika partikel
energi-tinggi adalah bidang sains yang mempelajari bahan pembangun materi dan
interaksi di antara mereka. Percobaan terbaru yang dilakukan dengan bantuan
teknologi baru yang canggih memungkinkan kita memperluas dengan cepat
pengetahuan kita tentang komposisi materi.
Penelitian pada fisika
partikel dilakukan di laboratorium akselerasi partikel yang berdiameter
berkilo-kilometer. Di dalam akselarator, partikel bermuatan — kebanyakan proton
dan elektron — dipercepat hingga kecepatan sangat tinggi melalui medan
elektromagnetik dan diarahkan pada kamar awan. Partikel yang dipercepat
kemudian dibuat bertabrakan dengan target tetap atau dengan sesamanya.
Partikel-partikel yang pecah sebagai hasil tabrakan ini akan diuji dengan
pelbagai sistem detektor.
Teknologi akselerator dan detektor,
yang kecanggihannya dengan cepat meningkat sejak tahun 1950, membuat tabrakan
berenergi setinggi mungkin. Penelitian tentang tabrakan ini oleh sistem
detektor lanjut membuka jalan untuk penemuan bahwa proton dan netron, yang
diketahui sebagai dasar materi, mempunyai sub-struktur yang terdiri dari
partikel, yang disebut quark. Pengukuran dilakukan pada tingkat energi tinggi
memberi peluang kepada ilmuwan untuk mempelajari komposisi materi pada jarak
sekecil seperseratus jari-jari proton. Laboratorium akselerator hanya ditemukan
di beberapa pusat di dunia karena pendirian dan pengoperasiannya sangat mahal.
Yang terpenting adalah CERN (Jenewa), DESY (Hamburg), Fermilab-FNAL (Chicago)
dan SLC (California). Para ahli fisika energi-tinggi mengikuti studi
eksperimental ini di pusat-pusat tersebut dalam kelompok-kelompok besar dan
mempelajari rahasia atom. Di antara lab-lab ini, SLC berdiameter 3 km dan CERN
27 km. Namun, pemenang dalam kompetisi ukuran ini adalah proyek AS, SSC yang
sedang dibangun di pusat kota Texas, Amerika Serikat, dengan diameter sekitar
85 km. Biaya peralatan meningkat sebanding dengan ukuran (untuk SSC, angkanya
mendekati 6 milyar dollar)20.
Laboratorium fisika
partikel CERN menggunakan tabung 100 meter di bawah tanah yang dipasang melingkar
dengan diameter 27 km. Partikel awalnya dipercepat di dalam tabung panjang ini,
kemudian dibuat saling bertabrakan.
Labortorium fisika
partikel CERN adalah pusat penelitian internasional yang berlokasi di
perbatasan Swiss-Prancis dan didirikan oleh 19 negara Eropa anggotanya. Tujuan
penelitian laboratorium ini adalah struktur dasar materi dan partikel-partikel
utama yang membentuk struktur ini. Sekitar 3.000 ahli fisika, insinyur, teknisi
dan karyawan administratif dipekerjakan di lab ini, yang dikunjungi lebih dari
6.000 ahli fisika anggota untuk tujuan riset.
ELEKTRON MEMBANTU KEHIDUPAN MANUSIA
Listrik adalah salah satu
bagian paling penting dalam hidup kita. Tampaknya kita tidak dapat melakukan
apa pun tanpanya. Hidup kita terikat pada listrik ketika kita makan, menonton
TV, berpergian dari satu tempat ke tempat lain atau membersihkan rumah. Kita
menekan tombol dan segala sesuatu di sekitar kita menjadi terang. Kita tekan
tombol lain, dan semua peralatan listrik mulai bekerja. Bentuk listrik yang
kita gunakan setiap waktu disebut arus listrik. Yang membuat arus ini terjadi
adalah elektron-elektron yang kita bicarakan sejak awal buku ini. Listrik
adalah arus bermuatan yang terbentuk dari pergerakan elektron dan ion bermuatan
negatif. Peralatan seperti televisi dan kulkas dalam penggunaan sehari-hari
membutuhkan listrik sebesar 1-2 Amper. Jadi, apa arti jumlah ini? Arus sebesar
1 Ampere/detik berarti transmisi 6 milyar kali satu milyar elektron dari area
tertentu per detik. Ini adalah satu juta kali lebih besar daripada untuk sebuah
sambaran kilat.
Elektron mengikuti orbit
yang sangat kompleks dalam atom. Walaupun lingkungan yang jauh lebih padat
daripada lalulintas kota terbentuk dalam tempat yang begitu kecil, tak satu
kecelakaan pun terjadi.
TANDA-TANDA DARI AL-QURAN
Ketika mempelajari kulit
elektron, kita juga harus memikirkan ayat yang menjelaskan hal ini di dalam Al
Quran. Ada tujuh kulit elektron di sekeliling inti atom. Pada setiap kulit
terdapat elektron dalam jumlah tertentu. Mungkinkah pernyataan “tujuh langit”
yang digunakan dalam Quran untuk menggambarkan lapisan-lapisan yang membentuk
langit, dimaksudkan juga sebagai kulit elektron yang seakan-akan menjadi langit
dari atom? (QS. Al Mulk, 67:3)
Angka ini tidak pernah
berubah. Tidak pernah menjadi 6 atau 8. Di sini, yang paling ajaib adalah bahwa
angka tujuh kulit elektron sangat sesuai dengan ayat ini.
Tujuh puluh persen sinar
yang mencapai bumi kita dari matahari porsinya sangat tepat untuk kelangsungan
kehidupan di bumi.
Sangat banyak macam sinar
dari matahari sampai ke bumi. Seperti terlihat pada spektrum elektromagnetik di
atas, kita hanya melihat sebagian kecil saja dari sinar-sinar ini.
Rancangan superior dalam
pembentukan warna telah membawa kita pada fakta tunggal: alam semesta telah
diciptakan dalam keharmonisan dan keteraturan luar biasa, dari partikel
terkecil hingga terbesar. Cita rasa seni warna adalah salah satu tanda ciptaan
Allah yang sempurna.
Foton dari matahari yang
menabrak struktur objek di bumi memungkinkan kita melihat dunia penuh warna.
Bab 3
LANGKAH KEDUA MENUJU MATERI: MOLEKUL
Apa sebetulnya yang
membuat benda-benda yang Anda lihat di sekitar Anda saling berbeda? Apa yang
membedakan warna, bentuk, rasa dan bau mereka? Mengapa satu zat lunak, semen-tara
yang lain keras, namun satu lagi cair? Dari yang sudah Anda baca sejauh ini,
Anda mungkin akan menjawab pertanyaan ini dengan menga-takan, “Perbedaan di
antara atom-atom merekalah yang menyebab-kannya”. Tetapi, jawaban ini tidak
memadai, karena jika atom-atom adalah penyebab perbedaan ini, maka harus ada
miliaran atom yang memiliki sifat bebeda-beda. Dalam praktiknya, tidak seperti
itu. Banyak materi tampak berbeda dan memiliki sifat-sifat berbeda walaupun
atom-atom mereka sama. Penyebabnya adalah beragam ikatan kimia yang dibentuk
atom di antara mereka untuk menjadi molekul.
Untuk menjadi materi,
molekul adalah langkah kedua setelah atom. Molekul adalah unit terkecil yang
menentukan sifat-sifat kimia dari suatu materi. Benda kecil ini disusun oleh
dua atom atau lebih dan terkadang oleh ribuan kelompok atom. Atom-atom terikat
dalam molekul dengan ikatan kimia yang ditentukan oleh gaya tarik
elektromagnetik, yang berarti bahwa ikatan-ikatan ini terbentuk berdasarkan
muatan listrik atom. Muatan listrik atom, pada gilirannya, ditentukan oleh
elektron-elektron yang berada pada kulit terluar. Penyusunan molekul dalam
kombinasi berbeda menimbulkan keanekaragaman materi di sekitar kita. Pentingnya
ikatan kimia yang mendasari perbedaan materi menjadi jelas di sini.
Ikatan-Ikatan Kimia
Seperti yang diterangkan
di atas, ikatan kimia dibentuk melalui gerakan elektron-elektron di kulit
terluar atom. Tiap atom memiliki ke-cenderungan untuk mengisi kulit terluarnya
dengan elektron sejumlah yang mampu ia tampung. Jumlah maksimum elektron yang
dapat ditampung oleh kulit terluar atom adalah 8. Untuk melakukan ini, atom
menerima elektron dari atom lain demi melengkapkan jumlah elektron kulit
terluar menjadi 8, atau jika atom ini memiliki elektron lebih sedikit pada
kulit terluar, ia memberikannya pada atom lain, membuat subkulit yang
sebelumnya telah dilengkapi di dalam orbit terluarnya. Kecenderungan atom untuk
saling bertukar elektron menyusun basis yang memicu gaya ikatan kimia yang
mereka bentuk di antara mereka.
Gaya penggerak ini, yaitu,
tujuan atom untuk meningkatkan jumlah elektronnya pada kulit terluar menjadi
maksimal, menyebabkan atom membentuk tiga macam ikatan dengan atom lain. Yaitu,
ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan logam.
Biasanya, ikatan khusus
yang dikategorikan sebagai “ikatan lemah”, terjadi di antara molekul. Ikatan
ini lebih lemah daripada ikatan yang di-bentuk oleh atom untuk menjadi molekul,
karena molekul membutuh-kan struktur yang lebih fleksibel untuk membentuk
materi.
Sekarang, mari kita tinjau
sekilas sifat ikatan-ikatan itu dan bagaimana mereka terbentuk.
Ikatan Ion
Atom-atom yang digabungkan
dengan ikatan ion saling bertukar elektron untuk melengkapi jumlah elektron
pada kulit terluarnya menjadi delapan. Atom yang memiliki sampai dengan empat
elektron pada kulit terluarnya memberikan elektron ini kepada atom lain yang
akan berga-bung dengannya, dan dengan keempat elektron itu mereka berikatan.
Atom yang memiliki lebih dari empat elektron pada kulit terluarnya menerima
elektron dari atom lain yang akan berikatan dengannya. Mole-kul-molekul yang
terbentuk dengan jenis ikatan ini memilik struktur kristal (kubik). Molekul
garam dapur (NaCl) adalah salah satu senyawa yang terbentuk oleh ikatan ini.
Mengapa atom memiliki kecenderungan itu? Apa yang akan terjadi bila mereka
tidak memilikinya?
Hingga saat ini, ikatan
yang dibentuk atom dapat didefinisikan secara umum. Belum dimengerti mengapa
atom-atom mengikuti prinsip ini. Mungkinkah atom-atom memutuskan sendiri bahwa
jumlah elektron kulit terluarnya harus 8? Tentu saja tidak. Ini adalah perilaku
yang berkehendak, dan berada di luar jangkauan atom, karena atom tidak memiliki
intelegensi, keinginan, atau kesadaran. Jumlah ini adalah kunci dalam penggabungan
atom-atom sebagai molekul, yang merupakan langkah pertama dalam penciptaan
materi, dan akhirnya alam semesta. Jika atom tidak memiliki kecenderungan
seperti itu yang berdasarkan prinsip ini, molekul, dan pada gilirannya, materi
tidak akan ada. Tetapi, sejak pertama kali diciptakan, atom telah berperan
dalam pembentukan molekul dan materi dengan sempurna berkat kecenderungan ini.
Ikatan Kovalen
Para ilmuwan yang
mempelajari ikatan antara atom menghadapi situasi yang sangat menarik.
Sementara sebagian atom saling bertukar elektron agar ikatan terjadi, beberapa
dari mereka justru saling berbagi elektron pada kulit terluarnya. Penelitian
lebih jauh mengungkap bahwa banyak molekul yang memegang peranan kritis dalam
kehidupan ada berkat ikatan kovalen ini.
Mari kita tinjau sebuah
contoh sederhana untuk menjelaskan ikatan-ikatan kovalen ini dengan lebih baik.
Seperti yang telah disebutkan se-belumnya mengenai kulit-kulit elektron, atom
dapat membawa maksimal dua elektron pada kulit paling dalam. Atom hidrogen
mempunyai elektron tunggal dan ia memiliki kecenderungan untuk melengkapkan
jumlah elektronnya menjadi dua supaya stabil. Untuk itu, atom hidrogen
membentuk ikatan kovalen dengan atom hidrogen lainnya. Jadi, kedua atom
hidrogen berbagi elektron tunggal masing-masing sebagai elektron kedua. Maka
terbentuklah molekul H2.
Ikatan Logam
Jika sejumlah besar atom
bergabung dengan berbagi elektron ma-sing-masing, ini disebut ikatan logam.
Logam seperti besi, tembaga, seng, aluminium, dan lain-lain, yang membentuk
materi mentah banyak perkakas dan instrumen yang kita lihat atau gunakan
sehari-hari, men-dapatkan badan yang padat dan rapat karena ikatan-ikatan logam
yang terbentuk oleh atom-atomnya.
Para ilmuwan tidak mampu
menjawab pertanyaan mengapa elektron-elektron pada kulit elektron atom memiliki
kecenderungan itu. Yang paling menarik, makhluk hidup menjadi ada karena
kecende-rungan ini.
Langkah Berikutnya: Senyawa
Apakah Anda pernah
bertanya-tanya berapa banyak senyawa yang dapat dibentuk dengan ikatan-ikatan
ini?
Di laboratorium, senyawa
jenis baru diproduksi setiap hari. Sekarang ini, hampir ada dua juta senyawa.
Senyawa kimia paling sederhana dapat berukuran sekecil molekul hidrogen,
sementara ada juga senyawa yang terbentuk dari jutaan atom. 27
Berapa paling banyak
sebuah unsur membentuk senyawa berbeda? Jawaban dari pertanyaan ini sangat
menarik, karena di satu sisi ada unsur-unsur tertentu yang tidak berinteraksi
dengan unsur lainnya (gas-gas lembam/inert gasses), sementara di sisi lain ada
atom karbon yang mampu membentuk 1.700.000 senyawa. Seperti yang dinyatakan di
atas, jumlah total senyawa ada sekitar dua juta. 108 dari total 109 unsur
membentuk 300.000 senyawa. Namun karbon, membentuk 1.700.000 senyawa sepenuhnya
sendirian dengan cara sangat menakjubkan.
Bahan Penyusun Kehidupan: “Karbon”
Karbon adalah unsur paling
penting untuk makhluk hidup, karena semua organisme hidup dibangun dari senyawa
karbon. Halaman banyak sekalipun tidak akan cukup untuk menjelaskan sifat-sifat
atom karbon, yang sangat penting untuk keberadaan kita. Lagipula ilmu kimia
belum mampu menemukan semua sifatnya. Di sini kami akan menye-butkan hanya
beberapa sifat karbon yang paling penting.
Struktur yang beraneka
ragam seperti membran sel, tanduk rusa, batang kayu, lensa mata, dan bisa
laba-laba disusun oleh senyawa karbon. Karbon, bergabung dengan hidrogen,
oksigen, dan nitrogen dalam kuantitas dan susunan geometri yang berbeda-beda,
menghasil-kan pelbagai jenis materi dengan pelbagai sifat baru. Jadi, apa yang
menyebabkan karbon mampu membentuk hampir 1,7 juta senyawa?
Salah satu sifat
terpenting karbon adalah kemampuannya untuk membentuk rantai dengan sangat
mudah dengan cara membariskan atom-atom karbon. Rantai karbon terpendek dibuat
dengan dua atom karbon. Meskipun belum diketahui pasti berapa banyak atom
karbon yang membentuk rantai terpanjang, kita dapat berbicara tentang rantai
dengan 70 mata rantai. Jika kita lihat bahwa atom yang dapat membentuk rantai
terpanjang selain karbon adalah silikon yang membentuk enam sambungan, maka
keluarbiasaan karbon dapat dimengerti lebih baik. 28
Mengapa karbon membentuk
rantai dengan begitu banyak mata rantai adalah karena rantainya tidak linear.
Rantai dapat bercabang, juga mampu membentuk poligon.
Dalam hal ini, bentuk
rantai memainkan peranan penting. Dalam dua senyawa karbon, misalnya, jika
atom-atom karbon yang berjumlah sama membentuk rantai-rantai yang berbeda,
terbentuklah dua zat berbeda. Karakteristik atom karbon yang disebutkan di atas
menghasilkan molekul-molekul yang penting untuk kehidupan.
Sebagian molekul senyawa
karbon hanya mengandung beberapa atom, yang lain mengandung ribuan bahkan
jutaan atom. Juga, tak ada elemen lain yang semampu karbon dalam membentuk
molekul-molekul stabil dan tahan lama.
Mengutip David Burnie
dalam bukunya, Life:
Karbon adalah unsur yang
luar biasa. Tanpa kehadiran karbon dan sifat-sifat uniknya, tidak mungkin ada
kehidupan di muka bumi.29
Seorang ahli kimia dari
Inggris, Nevil Sidgwick, menulis dalam bukunya Unsur-Unsur Kimia dan
Senyawanya, tentang pentingnya karbon bagi makhluk hidup:
Karbon adalah elemen yang
unik di antara unsur-unsur dalam jumlah dan variasi senyawa yang bisa
dibentuknya. Lebih dari seperempat juta telah ditemukan dan dijelaskan, tetapi
ini tetap belum bisa menggam-barkan kemampuan karbon sepenuh-nya, mengingat
karbon adalah dasar semua bentuk materi hidup.30
Kelas senyawa yang
dibentuk dari karbon dan hidrogen saja disebut 'hidrokarbon'. Ini adalah
keluarga besar senyawa yang mencakup gas alam, minyak cair, kerosin, dan minyak
pelumas. Hidrokarbon eti-lena dan propilena menjadi basis industri petrokimia.
Hidrokarbon se-perti benzena, toluena, dan terpentin adalah senyawa-senyawa
yang sangat dikenal orang yang berurusan dengan cat. Naftalena yang me-lindungi
pakaian kita dari ngengat adalah hidrokarbon lain. Hidro-karbon yang
direaksikan dengan klorin atau fluorin membentu zat ana-estetik, zat kimia yang
digunakan kuntuk memadamkan api, dan freon yang digunakan untuk pembekuan.
Seperti yang dikatakan
Sidgwick diatas, akal manusia tidak cukup untuk mengerti sepenuhnya potensi
atom yang memiliki hanya 6 proton, 6 netron dan 6 elektron ini. Tidak mungkin
bahkan satu sifat saja dari atom yang sangat penting dalam kehidupan ini, untuk
terbentuk secara tidak sengaja. Atom karbon, seperti yang lain, telah
diciptakan oleh Allah sesuai benar untuk tubuh makhluk hidup, yang dikuasai
Allah sampai ke atom terkecil.
“Kepunyaan Allah-lah apa
yang ada di langit dan apa yang di bumi, dan adalah (pengetahuan) Allah maha
meliputi segala sesuatu.” (QS. An-Nisaa', 4: 126) !
Ikatan Antarmolekul: Ikatan Lemah
Ikatan yang menjalin
atom-atom dalam molekul lebih kuat daripada ikatan-ikatan lemah antar molekul
ini. Ikatan ini dapat membantu pem-bentukan jutaan, bahkan miliaran jenis
molekul.
Lalu, bagaimana
molekul-molekul bergabung untuk membentuk materi?
Karena molekul-molekul
menjadi stabil setelah pembentukan, mereka tidak lagi bertukar atom.
Jadi, apa yang membuat
mereka tetap berikatan?
Dalam usaha untuk menjawab
pertanyaan ini, para ahli kimia menghasilkan teori-teori berbeda. Penelitian
menunjukkan bahwa molekul-molekul mampu bergabung dengan pelbagai cara
tergantung pada sifat atom dalam komposisi mereka.
Ikatan ini sangat penting
untuk ki-mia organik, yang merupakan kimia makhluk hidup, karena molekul
ter-penting untuk kehidupan dibentuk berkat kemampuan mereka menjalin ikatan
ini. Protein contohnya. Bentuk-bentuk tiga dimensi yang kompleks dari protein,
yang merupakan bahan penyusun makhluk hidup, terbentuk berkat ikatan ini. Ini
berarti bahwa ikatan kimia lemah antar molekul setidaknya sama pentingnya
dengan ikatan kimia kuat antar atom demi pembentukan kehidupan. Tentu saja, kekuatan
ikatan ini harus memp-unyai ukuran tertentu.
Kita lanjutkan dengan
contoh protein. Molekul yang disebut asam amino bergabung membentuk protein,
sebuah molekul yang jauh lebih besar. Atom-atom yang membentuk asam amino
tergabung oleh ikatan kovalen. Ikatan lemah menyatukan asam amino-asam amino
ini se-demikian sehingga membentuk pola tiga dimensi. Protein dapat ber-fungsi
dalam organisme hidup hanya jika mereka memiliki pola tiga dimensi ini. Jadi,
jika ikatan-ikatan ini tidak ada, baik protein maupun kehidupan tidak akan ada.
Ikatan “hidrogen”, sejenis
ikatan lemah, memainkan peranan utama dalam pembentukan materi yang sangat
penting untuk kehidupan kita. Contohnya, molekul-molekul yang membentuk air,
sebagai dasar kehidupan, disatukan dengan ikatan hidrogen.
Molekul Ajaib: Air
Zat cair yang khusus
dipilih untuk kehidupan — “air” — meliputi dua pertiga bagian permukaan bumi.
Tubuh seluruh makhluk hidup di bumi dibentuk cairan khusus ini dengan
perbandingan berkisar antara 50-95%. Dari bakteri yang hidup di sumber air
panas dengan suhu mendekati titik didih air, sampai lumut pada aliran lelehan
salju, kehidupan ada di segala tempat di mana ada air, tidak peduli pada suhu
berapa pun. Bahkan dalam setetes embun di daun setelah hujan, beribu-ribu
organisme berukuran mikroskopis lahir, berkembang biak, dan mati.
Bagaimana tampak bumi ini
bila tidak ada air? Tentunya, di mana-mana hanya ada gurun. Laut tidak ada, dan
sebagai gantinya menganga ngarai dan lubang mengerikan. Langit tampak tidak
berawan dan akan berwarna aneh.
Sebetulnya, air yang
merupakan dasar kehidupan di bumi sangat sulit terbentuk. Pertama, mari kita
bayangkan, molekul-molekul hidro-gen dan oksigen, yang merupakan komponen air,
kita masukkan ke dalam mangkok kaca. Lalu kita biarkan mereka dalam mangkok
kaca untuk waktu sangat lama. Gas-gas ini belum tentu membentuk air walaupun
mereka berada di dalam mangkok selama ratusan tahun. Kalaupun air bisa
terbentuk, tak akan lebih dari setetes di dasar mangkok dan itu mungkin akan
terjadi setelah beribu-ribu tahun.
Air terbentuk begitu
lambat dalam kondisi ini karena faktor suhu. Pada suhu kamar, oksigen dan
hidrogen bereaksi sangat lambat.
Oksigen dan hidrogen,
dalam keadaan bebas, berbentuk molekul H2 dan O2. Untuk membentuk molekul air,
mereka harus bertubrukan. Sebagai hasil dari tubrukan ini, ikatan-ikatan yang
membentuk molekul hidrogen dan oksigen melemah, sehingga tidak ada rintangan
lagi bagi atom-atom hidrogen dan oksigen untuk bergabung. Suhu meningkatkan
energi yang kemudian meningkatkan kecepatan molekul-molekul ini, dan akhirnya
memperbanyak jumlah tubrukan. Jadi, ini mempercepat reaksi. Namun, saat ini
tidak ada suhu yang cukup tinggi untuk meng-hasilkan air di bumi. Panas yang
dibutuhkan untuk membentuk air disediakan ketika bumi terbentuk, yang
menghasilkan begitu banyak air sehingga memenuhi tiga perempat bagian permukaan
bumi. Kini, air menguap dan naik ke atmosfer di mana air mendingin dan kembali
ke bumi dalam bentuk hujan. Jadi, tidak ada peningkatan dalam kuantitas; hanya
siklus yang tiada henti.
Sifat-Sifat Ajaib Air
Air mempunyai banyak sifat
kimia yang istimewa. Setiap molekul air terbentuk dari penggabungan atom
hidrogen dan oksigen. Yang menarik adalah bahwa kedua gas ini, yang satu
bersifat membakar, yang lain bersifat mudah terbakar, bergabung untuk membentuk
cairan, yaitu air.
Sekarang, mari kita lihat
sepintas bagaimana air terbentuk secara kimia. Muatan listrik air adalah 0,
berarti netral. Tetapi disebabkan ukuran atom oksigen dan hidrogen, komponen
oksigen molekul air memiliki muatan yang sedikit negatif, dan komponen
hidrogennya bermuatan sedikit positif. Ketika lebih dari satu molekul air
bergabung, muatan-muatan positif dan negatif saling menarik untuk membentuk
ikatan yang sangat khusus yang disebut “ikatan hidrogen”. Ikatan hidrogen
adalah ikatan yang sangat lemah dan entah mengapa berumur pendek. Usia ikatan
hidrogen ini kira-kira satu per seratus-milyar detik. Tetapi begitu satu ikatan
pecah, ikatan yang lain terbentuk. Jadi, molekul-molekul air merekat kuat satu
sama lain sambil mempertahankan bentuk cair karena mereka diikat dengan ikatan
lemah.
Ikatan hidrogen juga
memungkinkan air menahan perubahan tempe-ratur. Walaupun temperatur udara
meningkat cepat, suhu air meningkat dengan lambat, dan begitu juga bila suhu
udara tiba-tiba turun, maka suhu air akan turun dengan lambat. Dibutuhkan
perubahan suhu yang besar untuk menyebabkan perubahan suhu dalam air. Energi
termal air yang tinggi ini memiliki fungsi penting dalam hidup kita. Sebagai
contoh, terdapat sejumlah besar air dalam tubuh kita. Bila air beradaptasi
sesuai dengan perubahan suhu yang tiba-tiba di udara, kita akan menjadi demam
atau beku tiba-tiba.
Air juga memerlukan energi
termal yang tinggi untuk menguap. Kare-na air menggunakan energi termal cukup
banyak saat menguap, suhunya menjadi turun. Sebagai contoh, kembali ke tubuh
manusia, suhu tubuh normal manusia adalah 36oC, dan suhu tertinggi yang dapat
ditolerir tubuh adalah 42o C. Interval 6o ini memang sangat kecil dan bahkan
bekerja di bawah terik matahari selama berjam-jam dapat meningkatkan suhu badan
setinggi itu. Tetapi, tubuh kita mengeluarkan banyak energi termal dengan
berkeringat, yaitu menguapkan air di dalam tubuh, yang akhirnya menyebabkan
suhu tubuh menjadi turun. Bila tubuh kita tidak memiliki mekanisme seperti itu,
bekerja di bawah sinar matahari beberapa jam saja akan fatal akibatnya.
Ikatan hidrogen melengkapi
air dengan sifat lain yang juga luar biasa, yaitu air lebih kental pada keadaan
cair daripada keadaan bekunya. Padahal, sebagian besar zat di bumi lebih kental
pada bentuk padat daripada bentuk cairnya.
Berlawanan dengan zat
lain, air memuai ketika membeku. Ini karena ikatan hidrogen mencegah
molekul-molekul air agar tidak berikatan terlalu kuat, akibatnya banyak ruang
kosong di antara mereka. Ikatan hidrogen terurai ketika air berada dalam
kondisi cair, yang menyebabkan atom-atom oksigen saling mendekat dan membentuk
struktur yang lebih kental.
Hal ini juga yang menjadi
penyebab es lebih ringan daripada air. Biasanya, bila Anda mencair-kan logam
apa saja dan memasukkan logam padatnya ke dalam cairan itu, maka logam padat
ini akan langsung tenggalam ke dasar cairan. Pada air, tidak seperti itu.
Gunung es dengan berat puluhan ribu ton mengapung di atas air seperti
pelampung. Jadi keuntungan apa yang diberikan oleh sifat-sifat air ini untuk
kita?
Mari kita jawab pertanyaan
ini dengan contoh sungai: Ketika cuaca sangat dingin, yang membeku bukan
seluruh sungai namun hanya permukaannya saja. Air mencapai kondisi terberat
pada suhu 4OC dan begitu air mencapai suhu ini, air langsung tenggelam ke
dasar. Es ter-bentuk di atas air sebagai lapisan, di bawah lapisan ini air
terus mengalir, dan karena 4OC adalah suhu di mana organisme hidup masih dapat
bertahan, maka kehidupan dalam air tetap berlangsung.
Sifat-sifat unik yang
telah Allah berikan kepada air membuat kehi-dupan bisa terwujud di atas bumi.
Dalam Al Quran, Allah menyatakan pentingnya rahmat besar ini, yang
diberikan-Nya kepada manusia:
“Dia-lah yang menurunkan
air hujan dari langit untuk kamu, seba-hagiannya menjadi minuman dan
sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu
menggem-balakan ternakmu dan Dia menundukkan malam dan siang matahari dan bulan
untukmu. Dan binatang-binatang itu ditundukkan (untuk-mu) dengan perintah-Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan
Allah) bagi kaum yang memahaminya.” (QS. An- Nahl, 16: 10-11) !
Sifat Air yang Menarik
Kita semua tahu bahwa air
mendidih pada suhu 100O C dan membeku pada suhu 0OC. Sebetulnya, pada kondisi
normal, air tidak mendidih pada suhu 100OC melainkan pada 180O C. Mengapa?
Dalam tabel periodik,
sifat-sifat unsur dalam grup yang sama meningkat mulai dari unsur teringan
hingga unsur terberat. Urutan ini paling tampak pada senyawa hidrogen. Senyawa
elemen-elemen dari grup yang sama dengan oksigen pada tabel periodik disebut
“hidrida”. Air bahkan disebut “oksigen hidrida”. Hidrida unsur-unsur lain dalam
grup ini memiliki struktur molekul yang sama dengan air. Titik didih dari
senyawa-senyawa ini semakin tinggi dimulai dari belerang (Sulfur) hingga unsur
yang lebih berat lagi; namun, titik didih air justru bertolak belakang dengan
pola ini. Air atau oksigen hidrida mendidih kurang 80OC dari yang semestinya.
Situasi lain yang juga mengejutkan adalah titik beku air. Seharusnya, menurut
urutan dalam sistem periodik, air membeku pada suhu 100 OC. Tetapi air
melanggar aturan ini dan membeku pada suhu 0OC, 100OC lebih tinggi dari
seharusnya. Hal ini membuat kita bertanya-tanya, mengapa tidak ada hidrida
lain, melainkan hanya air (oksigen hidrida), yang melanggar aturan sistem
periodik ini?
Hukum-hukum fisika,
hukum-hukum kimia, dan lain-lainnya yang kita sebut aturan hanyalah usaha untuk
menerangkan keseimbangan sempurna di alam semesta, dan detail penciptaan.
Seluruh penelitian yang dilakukan di abad ke-20, lebih jelas menunjukkan bahwa
semua keseimbangan fisik di alam semesta dirancang khusus untuk kehidupan manusia.
Penilitian mengungkap bahwa semua hukum fisika, kimia dan biologi yang berlaku
di alam semesta seperti halnya atmosfer, matahari, atom-atom, molekul-molekul,
dan lain-lain, semuanya diatur seperti yang dibutuhkan dalam menyokong
kehidupan manusia. Air, seperti elemen lain yang disebut di atas, cocok untuk
kehidupan sampai pada taraf tidak tertandingi zat cair lain, dan sebagian besar
bumi terisi air dalam jumlah yang memang tepat untuk kehidupan. Jelas bahwa
semua itu tidak mungkin merupakan kebetulan dan bahwa ada aturan dan rancangan
sempurna yang berlaku di alam semesta.
Sifat-sifat kimia dan
fisika air yang mengejutkan ini membuktikan bahwa zat cair ini telah diciptakan
khusus untuk kehidupan manusia. Allah memberikan kehidupan kepada manusia melalui
air dan dengan-nya menumbuhkan segala sesuatu dari tanah yang dibutuhkan
manusia agar tetap hidup. Allah menyeru manusia untuk memikirkan hal ini:
“Dan Dia-lah yang
menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tum-buhkan dengan air itu segala
macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman
yang menghijau, Ka-mi keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang
banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan
kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan deli-ma yang serupa
dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan
(perhatikan pulalah) kematangan-nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada
tanda-tanda (ke-kuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al An’aam,
6: 99) !
Langit-Langit Pelindung: Ozon
Udara yang kita hirup,
yaitu atmosfer paling rendah, komposisi utamanya adalah gas oksigen. Yang
dimaksud gas oksigen adalah O2. Dengan kata lain molekul-molekul oksigen di
atmosfer bawah masing-masing terdiri dari dua atom. Tetapi, molekul oksigen
terkadang terbentuk dari tiga atom (O3). Dalam hal ini, molekul ini tidak
disebut oksigen lagi, tetapi ozon. Karena kedua gas ini saling berbeda.
Satu hal yang perlu
disebutkan di sini: Sementara oksigen terbentuk ketika dua atom bergabung,
mengapa gas berbeda yang disebut ozon yang terbentuk ketika tiga atom oksigen
bergabung? Bukankah sama-sama atom oksigen yang bergabung, apakah itu dua atau
tiga atom dalam satu molekul? Lalu mengapa dua gas yang berbeda ini muncul?
Sebelum menjawab pertanyaan ini, sebaiknya kita tinjau apa yang membedakan
gas-gas ini.
Oksigen (O2) ditemukan
pada atmosfer lebih rendah dan memberi kehidupan pada semua makhluk melalui
pernapasan. Ozon (O3) adalah gas beracun dan berbau tidak sedap. Ozon ditemukan
pada lapisan atmosfer tertinggi. Andaikan kita harus menghirup ozon alih-alih
oksigen, tak ada manusia yang bertahan hidup.
Ozon berada di atmosfer
teratas, karena di sana ozon berfungsi vital untuk kehidupan. Ia membentuk
lapisan kira-kira 20 km di atas atmosfer yang menyelubungi bumi seperti sabuk.
Ozon menyerap sinar-sinar ultraviolet yang dipancarkan matahari, mencegahnya
mencapai bumi dengan intensitas penuh. Karena sinar ultraviolet mempunyai
energi sangat besar, kontak langsung dengan bumi akan menyebabkan segala
sesuatu di bumi terbakar, dan tidak memungkinkan kehidupan berkem-bang. Karena
alasan ini, lapisan ozon menjadi tameng pelindung di at-mosfer.
Agar ada kehidupan di
bumi, semua makhluk hidup harus dapat ber-nafas dan terlindungi dari radiasi
sinar matahari yang berbahaya. Yang membentuk sistem ini adalah Allah, yang
mengatur setiap atom, setiap molekul. Tanpa izin Allah, tak ada kekuatan yang
dapat menyatu-kan atom-atom ini dengan proporsi berbeda-beda seperti molekul
oksigen dan molekul ozon.
Molekul yang Kita Rasakan dan Cium
Indra perasa dan penciuman
adalah persepsi yang membuat hidup manusia lebih indah. Kenikmatan yang
dihasilkan indra-indra ini telah menarik minat orang sejak zaman dahulu, namun
baru-baru ini saja ditemukan bahwa ini disebabkan oleh interaksi molekuler.
“Rasa dan bau adalah
persepsi yang dibuat oleh berbagai molekul berbeda pada organ-organ indra kita.
Singkatnya, bau makanan, minum-an, atau aneka buah dan bunga yang dapat kita
lihat di sekeliling kita, semuanya terdiri dari molekul-molekul volatil (mudah
menguap). Jadi, bagaimana hal ini terjadi?
Molekul-molekul volatil
seperti aroma vanila, dan aroma bunga ma-war mencapai reseptor (penerima) yang
berada pada rambut-rambut ge-tar di area hidung yang disebut epitelium dan
berinteraksi dengan resep-tor-reseptor itu. Interaksi ini ditangkap sebagai bau
di otak kita. Sejauh ini, ada tujuh jenis reseptor yang telah dikenali dalam
lubang hidung kita, yang dibatasi oleh membran pencium sebesar 2-3 cm2. Tiap
reseptor berhubungan dengan sejenis bau dasar. Sama halnya, ada 4 jenis
reseptor kimia di bagian depan lidah kita. Reseptor-reseptor ini berhu-bungan
dengan rasa asin, manis, asam, dan pahit. Otak kita menangkap molekul-molekul
yang datang ke reseptor dari organ indra kita sebagai sinyal kimia.
Telah diketahui bagaimana
rasa dan bau diterima dan bagaimana mereka terbentuk, namun para ilmuwan sejauh
ini belum mencapai kesepakatan mengapa zat tertentu berbau tajam, sementara zat
lain samar saja, dan mengapa ada zat yang lezat, dan ada yang tidak.
Pikirkanlah sebentar. Kita
dapat tinggal di sebuah dunia tanpa rasa atau aroma apa pun. Karena kita tidak
akan mengetahui konsep rasa dan aroma, bahkan tidak terpikirkan oleh kita untuk
mengharapkan persepsi ini. Namun kejadiannya tidak begitu. Dari tanah cokelat
berbau unik menghasilkan beratus-ratus jenis buah yang enak dan harum, sayur
dan bunga ratusan warna, bentuk, dan aroma. Lalu, mengapa atom-atom ini, yang
di satu sisi bergabung dengan cara luar biasa untuk membentuk zat, di sisi lain
bergabung untuk menghasilkan bau dan rasa? Meskipun kita sering menganggap hal
itu biasa dan tidak ingat betapa mereka itu rahmat yang besar, mereka adalah
sumbangan bagi dunia kita sebagai hasil sebuah cita seni yang menakjubkan.
Untuk makhluk hidup
lainnya, sebagian hanya makan rumput dan sebagian lain aneka bahan makanan.
Tentunya, tidak ada yang berbau enak atau terasa lezat. Kalaupun enak, ini
tidak berarti banyak bagi makhluk hidup itu karena mereka tidak memiliki
kesadaran seperti kesadaran manusia. Kita juga bisa mengkonsumsi satu jenis
nutrisi saja seperti mereka. Apakah Anda pernah memikirkan betapa biasa dan
hambarnya hidup Anda jika Anda hanya bisa makan satu jenis makanan seumur hidup
dan hanya minum air putih. Oleh karena itu, bau dan rasa, seperti rahmat yang
lain, diberikan Allah, yang Maha Pemurah dan Pengasih, pada manusia secara
cuma-cuma. Ketiadaan dua indra ini akan membuat hidup manusia sangat hambar.
Sebagai rasa syukur atas semua rahmat ini, manusia seharusnya mencoba menjadi
orang yang menye-nangkan Allah. Dan sebagai imbalan dari sikap ini, Allah
menjanjikan kepadanya kehidupan abadi, yang berlimpah rahmat jauh lebih banyak
dan sempurna daripada yang tampak di bumi yang merupakan contoh saja dari
kenikmatan di kehidupan nanti. Namun, balasan untuk orang yang tidak bersyukur,
ingkar, dan menjauhi Allah, adalah:
“Dan ingatlah juga,
tatkala Tuhanmu memaklumkan ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan
menambah (nikmat) kepada-mu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih’.” (QS. Ibrahim, 14: 7) !
Bagaimana Kita Memandang Materi?
Yang kita diskusikan
sejauh ini telah mengungkapkan bahwa apa yang kita sebut materi bukanlah satu
entitas yang memiliki warna, bau, dan bentuk tertentu, seperti yang kita semula
percayai. Yang kita bayang-kan sebagai materi, yaitu tubuh kita, kamar kita,
rumah kita, dunia dan seluruh alam semesta, pada kenyataannya tidak lain adalah
energi. Lalu, apa yang membuat segala sesuatu di sekitar kita dapat dilihat dan
disentuh?
Alasan mengapa kita
merasakan benda-benda di sekitar kita sebagai materi adalah tabrakan
elektron-elektron di kulit-kulit orbit atom dengan foton, dan atom yang saling
tarik dan tolak sesamanya.
Anda bahkan sebenarnya
tidak memegang buku yang menurut Anda, Anda pegang sekarang… Sebenarnya,
atom-atom tangan Anda tolak-menolak dengan atom-atom buku, dan Anda merasakan
sensasi sentuhan tergantung intensitas gaya tolak ini. Seperti yang telah
disebutkan ketika membahas struktur atom, mereka dapat saling mendekat sedekat
diameter sebuah atom. Padahal, atom-atom yang mampu sedekat ini hanyalah
atom-atom yang saling bereaksi. Jadi, kalau atom-atom dari zat yang sama saja
tidak dapat bersentuhan, apalagi kita. Tidak mungkin kita menyentuh materi yang
kita pegang, meremas atau mengangkatnya dengan tangan kita. Bahkan, bila kita
dapat berada sedekat mungkin dengan benda di tangan kita, kita akan terlibat
dalam reaksi kimia dengan objek tersebut. Dalam hal ini, sangat tidak mungkin
bagi manusia atau makhluk hidup lain untuk bertahan hidup walapun hanya satu
detik. Makhluk hidup akan langsung bereaksi dengan materi yang dia injak,
duduki, sandari, dan akan berubah menjadi sesuatu yang lain.
Gambaran akhir yang muncul
dalam situasi ini sangat menarik: kita hidup di dunia yang 99,95% terdiri dari
kekosongan berisi atom-atom yang hampir seluruhnya merupakan energi.37
Sebenarnya kita tidak pernah menyentuh apa yang kita anggap “kita sentuh dan
kita pegang”. Jadi, sejauh mana kita mengindra materi yang kita lihat, dengar
atau cium? Apakah substansi-substansi ini benar-benar seperti apa yang kita
lihat dan dengar? Sama sekali tidak. Hal ini sudah kita singgung pada saat kita
membahas elektron dan molekul. Ingat, sungguh tidak mungkin kita melihat zat
yang kita anggap ada dan kita lihat, karena fenomena yang kita sebut melihat
sebenarnya terdiri dari image-image tertentu yang terbentuk di otak kita oleh
foton-foton dari matahari, atau dari sumber cahaya lainnya, yang menabrak
materi, dan materi ini lalu menyerap porsi tertentu dari cahaya yang datang,
dan memancarkan sisanya. Yang dipancarkan kembali dari benda itulah yang sampai
pada mata kita. Sehingga dapat dikatakan bahwa materi yang kita lihat hanyalah
terdiri dari informasi-informasi yang dibawa oleh foton yang direfleksikan ke
mata kita. Jadi, berapa banyak data tentang materi ini yang disampaikan pada
kita melalui informasi ini? Kita tidak memiliki bukti bahwa bentuk asli materi
yang ada di luar telah direfleksikan sepenuhnya kepada kita.
Picture Text
Atom sodium memberikan
elektron terluarnya kepada atom klorin dan menjadi bermuatan positif. Karena
menerima elektron, atom klorin menjadi bermuatan negatif. Keduanya membentuk
ikatan ion melalui dua muatan berlawanan yang tarik-menarik ini. 24
Sebagian atom membentuk
molekul baru dengan ikatan kovalen, berbagi elektron pada orbit terluar
mereka.25
Ikatan antara atom-atom
logam sangat berbeda dengan bentuk ikatan kimia lain — setiap atom logam
menyumbangkan elektron terluarnya pada kolam umum. “Lautan elektron” ini
menjelaskan sifat kunci logam — kemampuannya menghantarkan listrik.26
Materi mentah alam semesta
dan tabel periodik: 92 unsur yang ditemukan bebas di alam dan 17 unsur yang
dibuat di laboratorium atau dalam reaksi nuklir, disusun dalam sebuah tabel
yang disebut “Tabel Periodik” menurut jumlah protonnya. Sekilas kita lihat,
Tabel Periodik hanyalah kotak-kotak berisi satu atau dua huruf dengan
angka-angka di sudut atas dan bawah. Namun yang paling menarik, tabel ini
menampung elemen-elemen seluruh alam semesta termasuk udara yang kita hirup, di
samping pula tubuh kita.
TIGA MOLEKUL YANG SAMA
MENGHASILKAN TIGA ZAT SANGAT BERBEDA.
Bahkan perbedaan jumlah
atom antar molekul menyebabkan hasil yang sangat berbeda. Sebagai contoh, mari
kita cermati dua molekul yang ditulis di bawah ini. Keduanya tampak mirip
kecuali pada komponen karbon dan hidrogennya. Hasilnya adalah dua substansi
yang sangat bertolak belakang:
C18H24O2 dan C19H28O2.
Dapatkah Anda menebak
molekul-molekul apa ini? Kami beritahu saja Anda: yang pertama adalah estrogen
yang kedua adalah testosteron. Yang pertama adalah hormon yang bertanggungjawab
atas sifat-sifat kewanitaan, dan yang kedua adalah hormon yang bertanggung
jawab atas sifat-sifat kelaki-lakian. Paling menarik di sini adalah, bahkan
sedikit perbedaan dalam jumlah atom menyebabkan perbedaan seksual.
Sekarang mari kita lihat
formula di bawah ini:
C6H12O2.
Bukankah molekul ini
menyerupai molekul hormon estrogen dan testosteron? Jadi, molekul apa ini?
Apakah hormon lain lagi? Biar kami jawab langsung: ini adalah molekul gula.
Dari contoh ketiga molekul
yang tersusun dari unsur-unsur yang sama, terlihat jelas betapa beragamnya zat
yang dihasilkan dari perbedaan jumlah atom. Di satu sisi, ada hormon untuk
karakteristik seksual, sementara di lain sisi, ada gula, makanan dasar
Apa yang Terjadi
Seandainya Atom-Atom yang Berdekatan Tiba-Tiba Bereaksi?
Baru saja dikatakan bahwa
seluruh alam semesta dibentuk dari interaksi 109 unsur atom yang berbeda-beda.
Di sini ada hal yang perlu disebutkan, yaitu bahwa kondisi yang sangat penting
harus dipenuhi agar reaksi dimulai. Sebagai contoh, air tidak terbentuk
kapanpun oksigen dan hidrogen bertemu, dan besi tidak segera berkarat begitu
bersentuhan dengan udara. Kalau demikian, besi, yang merupakan logam keras dan
mengkilat, dalam beberapa menit saja akan berubah menjadi besi-oksida, yang
berupa bubuk halus. Tidak ada logam yang tersisa di bumi dan keteraturan di
dunia akan sangat terganggu. Jika atom-atom yang kebetulan berdekatan dengan
jarak tertentu bersatu segera tanpa harus memenuhi kondisi-kondisi tertentu,
atom dari dua zat berbeda akan langsung berinteraksi. Dalam kasus ini, Anda
bahkan tidak mungkin duduk di kursi, karena atom-atom yang membentuk kursi akan
langsung bereaksi dengan atom-atom yang membentuk tubuh Anda, dan Anda akan
menjadi manusia setengah kursi (!). Tentu saja dalam dunia seperti itu, tidak
akan ada kehidupan. Bagaimana hal itu dihindari?
Sebagai contoh,
molekul-molekul hidrogen dan oksigen bereaksi sangat lambat pada suhu kamar.
Ini berarti air terbentuk sangat lambat pada suhu kamar. Tetapi bila suhu
lingkungan meningkat, energi molekul juga meningkat dan reaksi dipercepat,
sehingga air terbentuk dengan cepat pula. Jumlah minimum energi yang dibutuhkan
molekul untuk bereaksi dengan yang lain disebut energi aktivasi. Misalnya, agar
molekul hidrogen dan oksigen bereaksi satu sama lain untuk membentuk air,
energi mereka haruslah lebih tinggi dari energi aktivasi.
Coba pikirkan. Jika suhu
bumi sedikit lebih tinggi, atom-atom akan bereaksi terlalu cepat, yang berarti
akan merusak keseimbangan di alam. Bila kebalikannya, suhu bumi lebih rendah,
maka atom-atom akan bereaksi terlalu lambat, yang sekali lagi akan mengganggu
keseimbangan di alam. Ini menjelaskan mengapa jarak bumi dari matahari sangat
tepat untuk menyokong kehidupan di bumi. Tentu saja, keseimbangan rumit yang
dibutuhkan untuk kehidupan tidak berakhir di sini. Kemiringan sumbu bumi,
massanya, luas permukaannya, proporsi gas-gas dalam atmosfer, jarak antara bumi
dan bulan, serta banyak faktor lain, harus tepat nilainya seperti sekarang ini
sehingga makhluk hidup bisa bertahan. Ini menunjuk pada fakta bahwa semua
faktor ini tidak dapat berkembang secara kebetulan dan semuanya diciptakan
Allah, Pemilik kekuasaan tertinggi, yang memahami semua sifat makhluk.
Biasanya, peran ilmu
pengetahuan selama proses ini hanyalah memberi nama hukum-hukum fisika yang
teramati. Seperti dijelaskan di awal, dalam fenomena seperti itu, pertanyaan
seperti “apa?”, “bagaimana?” dan “dengan cara bagaimana?”
menjadi tidak penting. Apa
yang kita capai dengan semua pertanyaan ini hanyalah penjabaran dari
hukum-hukum yang telah ada. Pertanyaan utama yang seharusnya diajukan adalah
“mengapa?” dan “siapa yang menciptakan hukum-hukum ini?” Jawaban
pertanyaan-pertanyaan ini tetap menjadi teka-teki bagi para ilmuwan yang menganut
dogma-dogma materialis secara buta.
Di sini, di mana para
materialis mencapai jalan buntu, gambarannya sangat jelas bagi orang-orang yang
melihat kejadian di alam semesta dengan pikiran dan kesadarannya. Keseimbangan
tanpa cacat di alam semesta, yang tidak bisa dijelaskan sebagai suatu
kebetulan, telah diwujudkan menurut perencanaan dan kehendak yang agung,
seperti yang dinyatakan dalam ayat, “Allah memperhitungkan segala sesuatu.”
(Surat an-Nisa: 86), dan Dia menciptakan segala sesuatu menurut perhitungan,
aturan, dan keseimbangan yang sangat teliti.
Intan, batu yang sangat
berharga, adalah turunan karbon, yang di sisi lain, banyak ditemukan di alam
sebagai grafit.
Protein harus memiliki
konfigurasi tiga dimensi yang khusus untuk menjalankan peranan pentingnya dalam
tubuh kita. Ikatan lemah antar molekul membentuk struktur ini.
“Apakah kamu tiada melihat
bahwasanya Allah menurunkan air dari langit, lalu jadilah bumi itu hijau?
Sesungguhnya Allah Mahahalus lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Hajj, 22: 63) !
Jika pembekuan air tidak
dimulai dari permukaan ke dasar, sebagian besar laut akan membeku dalam setahun
dan kehidupan di laut akan terancam.
Karena kerapatan air beku
lebih kecil daripada bentuk cairnya, maka es terapung di air.
Molekul-molekul pada permukaan
zat cair membentuk tegangan permukaan. Tegangan ini memberikan gaya kohesi
antara molekul-molekul permukaan, yang cukup untuk mencegah kaki serangga air
menembus permukaan. Tegangan permukaan air sangat penting untuk proses-proses
fisiologis.31
“Allah-lah yang telah
menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia
mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezeki untuk
kamu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan
dengan kehendak-Nya, dan dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. Dan
Dia telah menundukkan pula bagimu matahari dan bulan yang terus-menerus beredar
(dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang. Dan dia telah
memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya.
Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya.
Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (QS. Ibrahim, 14: 32-34) !
Bagaimana klorin
menghancurkan ozon?
Klorin bereaksi dengan
ozon, menghasilkan sebuah molekul oksigen, dan sebuah ion hipoklorit (OCl-)
(1). Ion-ion ini bereaksi dengan atom oksigen (O2) (2) untuk membebaskan klorin
(3), yang dapat bereaksi dengan ozon dan menghancurkan molekul ozon yang
lain.32
PIPERIN. Piperin adalah
komponen aktif merica putih dan hitam (Piper nigrum). Merica hitam diperoleh
dengan membiarkan buah yang belum matang berfermentasi dan kemudian
dikeringkan. Merica putih didapatkan dengan menghilangkan kulit dan daging dari
buah matang, dan mengeringkan biji-bijinya.33
Para-HYDROXYPHENOL-2-
BUTANONE ve IONONE
Campuran dari kedua
molekul ini menghasilkan aroma yang sangat sedap. Butanon adalah molekul yang
penghasil bau buah raspberrie yang sudah masak. Bau segar buah yang baru
dipetik sebagian dihasilkan oleh Ionon, yang juga menghasilkan aroma jerami
kering dan violet. Ionon adalah komponen pewangi minyak bunga violet.34
Furylmethanethiol. Molekul
ini adalah salah satu molekul penghasil aroma kopi. Efek stimulasi dari kopi
disebabkan oleh kafein. Warna biji kopi kering di samping ini disebabkan oleh
reaksi pencokelatan yang terjadi ketika zat organik yang mengan-dung nitrogen
dipanaskan. Di dalam biji sementara terperang-kap molekul-molekul penghasil
rasa dan efek stimulasi.35
b-KERATIN
Sutra, nama umum dari
b-Keratin, adalah cairan yang memadat yang dikeluarkan sejumlah serangga dan
labah-labah, yang paling berharga dikeluarkan oleh ulat sutra, ulat dari
ngengat sutra. Zat ini adalah sebuah polipeptida yang disusun sebagian besar
dari glisin, alanin, dan sedikit asam amino lainnya. Molekul b-keratin tidak
membentuk helix; melainkan mereka bertumpukan membentuk lembaran bergelombang
rantai asam amino, di mana glisin muncul hanya pada satu sisi lembaran itu.
Lembaran-lembaran itu kemudian saling bertumpuk. Struktur datar ini terasakan
ketika Anda menyentuh permukaan lembut sutra. 36
Gambar di atas adalah
gambar molekul berbau busuk, dan sebelah kanan adalah gambar molekul berbau
harum. Seperti yang kita lihat, yang membedakan bau tidak sedap dengan aroma
wangi adalah perbedaan kecil dalam mikrokosme yang tidak kasatmata.
Bab 4
ATOM-ATOM YANG MENJADI HIDUP
Sampai di sini, kita telah
membahas atom dan bagaimana materi diciptakan dari yang sebelumnya tidak ada.
Kita katakan bahwa atom adalah bahan penyusun semua benda baik hidup maupun
mati. Perlu ditegaskan bahwa atom adalah bahan penyusun organisme hidup, di
samping benda-benda mati. Karena atom adalah partikel-partikel yang tidak
hidup, sangat menakjubkan bahwa atom merupakan bahan penyusun makhluk hidup.
Ini juga merupakan masalah yang tidak pernah dapat dijelaskan oleh para
pendukung teori evolusi.
Membayangkan atom-atom
yang tidak hidup bergabung membentuk organisme hidup, sama tak mungkinnya
dengan membayangkan batu-batu bergabung membentuk organisme hidup. Bayangkan
sebongkah batu dan seekor kupu-kupu; yang satu benda mati, yang lainnya hidup.
Tetapi apabila kita tinjau esensi mereka, kita akan melihat bahwa keduanya
terbentuk oleh partikel-partikel subatomik yang sama.
Contoh berikut ini akan
lebih menjelaskan kemustahilan benda mati berubah dengan sendirinya menjadi
benda hidup: dapatkah aluminium terbang? Tidak. Bila kita gabungkan aluminium
dengan plastik dan bahan bakar, dapatkah ia terbang? Tentu saja, belum bisa.
Tetapi, jika kita gabungkan material-material ini dengan cara tertentu sehingga
mem-bentuk sebuah pesawat, baru mereka dapat terbang. Jadi, apa yang membuat
sebuah pesawat bisa terbang? Apakah sayapnya? Mesinnya? Pilotnya? Tak satu pun
dari mereka dapat terbang sendiri. Sesungguhnya, pesawat terbang dibuat dengan
rancangan tertentu melalui perakitan aneka bahan yang masing-masing tidak dapat
terbang. Kemampuan untuk terbang bukan berasal dari aluminium, bukan juga dari
plastik, atau bahan bakar. Spesifikasi bahan ini sangat penting, tetapi
kemam-puan untuk terbang hanya bisa didapatkan setelah bahan-bahan ini
di-gabungkan menurut suatu rancangan khusus. Begitu juga makhluk hi-dup. Sebuah
sel hidup disusun dari atom-atom yang tidak hidup dengan rancangan khusus.
Kemampuan sel hidup seperti pertumbuhan, repro-duksi dan lain-lainnya, adalah
hasil dari rancangan sempurna, bukan merupakan sifat-sifat molekul. Rancangan
tersebut adalah rancangan Allah dalam menciptakan yang hidup dari yang mati
“Sesungguhnya Allah
menumbuhkkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang
hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup (Yang memiliki
sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?” (QS. Al
An’aam, 6: 95) !
Hanya Allah yang Mahakuasa
dan Mahabijaksana yang dapat meng-hidupkan substansi mati, dengan kata lain,
menciptakan makhluk hidup. Sistem hidup mempunyai struktur yang sedemikian
kompleks sehingga tak sepenuhnya dimengerti bagaimana mereka bekerja meskipun
fasilitas teknologi tersedia saat ini.
Akan tetapi, ada kenyataan
yang dipahami dengan bantuan ilmu pe-ngetahuan yang membuat kemajuan luar biasa
bersamaan dengan teknologi yang semakin canggih di abad ke-20 ini. Makhluk
hidup mempunyai struktur yang sangat-sangat kompleks. Ketika teori evolusi
diajukan pada pertengahan abad ke-19, penelitian ilmiah yang dilakukan dengan
mikroskop primitif telah menciptakan kesan bahwa sel hanyalah segumpal materi sederhana.
Namun pada abad ke-20, observasi dan penelitian yang dilakukan dengan alat-alat
canggih dan mikroskop elektron mengungkap bahwa sel, yang merupakan bahan
penyusun benda-benda hidup, mempunyai struktur sangat kompleks yang hanya dapat
dibentuk sebagai hasil rancangan sempurna. Yang paling penting, penelitian ini
menunjukkan bahwa mustahil kehidupan bisa muncul begitu saja dari zat mati.
Sumber kehidupan hanyalah kehidupan. Fakta ini telah dibuktikan secara
eksperimental pula.38 Ini merupakan masalah yang tidak pernah dapat dipecahkan
oleh para evolusionis. Oleh karena itu, alih-alih menunjukkan bukti-bukti
ilmiah, ilmuwan evolusionis yang menemui jalan buntu, menceritakan dongeng yang
tak lebih dari omong kosong. Mereka mengajukan pernyataan yang sama sekali
tidak masuk akal dan tidak ilmiah bahwa materi mempunyai kesadaran, kemampuan,
dan kemauan sendiri. Anehnya, mereka sendiri juga tidak mempercayai kisah tidak
logis ini dan pada akhirnya terpaksa mengaku bahwa pertanyaan utama yang harus
dijawab tidak dapat dijawab secara ilmiah:
Pernah ada sebuah masa
sebelum kita hidup, ketika bumi masih kosong dan tak berpenghuni. Sekarang
dunia kita dipenuhi dengan kehidupan. Bagai-mana ini terjadi? Bagaimana molekul
organik berbasis karbon dibuat dalam ketiadaan kehidupan? Bagaimana makhluk
hidup yang pertama muncul? Bagaimana kehidupan berevolusi sehingga terbentuk
makhluk hidup sedemikian detail dan rumit seperti kita, yang dapat menggali
misteri asal-usul kita sendiri?39
Misteri evolusi terbesar
saat ini adalah bagaimana materi muncul dan ber-evolusi, mengapa bentuknya di
alam semesta dan di bumi seperti sekarang ini? Dan mengapa ia mampu membentuk
dirinya menjadi kumpulan molekul hidup yang kompleks?40
Seperti yang diakui para
ilmuwan evolusio-nis di atas, tujuan utama teori evolusi adalah untuk
menyangkal bahwa Allah menciptakan makhluk hidup. Meskipun kebenaran
pencipta-an sangat jelas pada setiap sudut alam semesta dan tampak gamblang
bahwa setiap detail adalah hasil desain yang terlalu sempurna untuk terjadi
secara kebetulan, evolusionis menutup mata pada kenyataan ini dan terjebak
dalam lingkaran intelektual tak putus.
Alih-alih percaya pada
kebenaran, para ilimuwan evolusionis memilih membicarakan kemampuan benda mati,
bagaimana mereka mengubah diri menjadi organisme hidup. Sambil menutup mata
dari kebenaran, para ilmuwan ini tanpa sadar mempermalukan diri mereka sendiri.
Sangat jelas, menyatakan bahwa atom mempunyai bakat dan menggunakan bakat ini
untuk mengubah diri menjadi sistem hidup, tidak ada hubungannya dengan nalar.
Setelah membaca contoh
yang akan kita kutip sekarang, Anda akan menentukan sendiri realistis atau
tidak kisah-kisah ini. Berikut ini adalah skenario yang diajukan para
evolusionis untuk menggambarkan peru-bahan atom-atom mati dan tidak
berkesadaran menjadi organisme hidup, atau tepatnya, menjadi manusia dengan
tingkat kesadaran dan kecerdas-an tinggi.
Setelah Big Bang,
atom-atom, yang mengandung gaya-gaya yang tepat seimbang, entah bagaimana
memunculkan dirinya. Sementara sebagian atom, yang memadai jumlahnya untuk
membentuk seluruh alam semes-ta, membentuk bintang-bintang dan planet-planet,
serta sebagian mem-bentuk bumi. Sebagian atom yang membentuk bumi, pada awalnya
mem-bentuk daratan, dan kemudian, secara tiba-tiba memutuskan untuk mem-bentuk
makhluk hidup! Atom-atom ini pertama-tama mengubah dirinya menjadi sel-sel
dengan struktur yang sangat kompleks dan kemudian memproduksi duplikat sel yang
mereka bentuk dengan membelah diri menjadi dua. Setelah itu mereka mulai
berbicara dan mendengar. Kemu-dian, atom-atom ini berubah menjadi
profesor-profesor yang melihat diri mereka sendiri melalui mikroskop elektron
dan menyatakan bahwa me-reka muncul secara kebetulan. Sebagian atom bergabung
untuk memben-tuk insinyur-insinyur sipil yang membangun jembatan dan gedung
pen-cakar langit, sementara atom-atom lain bergabung untuk memproduksi satelit,
pesawat terbang. Dan atom-atom lainnya lagi menjadi spesialis di bidang fisika,
kimia, dan biologi. Atom-atom seperti karbon, magnesium, fosfor, potasium dan
besi berkumpul untuk membentuk otak yang sempurna dengan kompleksitas luar
biasa, dan masih mengandung rahasia yang belum terungkap. Otak ini mulai
melihat benda-benda tiga dimensi dengan resolusi sempurna yang belum pernah
dicapai teknologi. Sebagian atom membentuk pelawak dan mentertawakan lelucon
yang dibuat pelawak. Lagi, sebagian atom menciptakan musik dan menikmati musik
itu.
Cerita ini bisa kita
perpanjang, tetapi mari kita hentikan sampai sini, dan melakukan eksperimen
untuk menunjukkan bahwa cerita seperti itu tidak akan pernah terwujud. Biarkan
para evolusionis memasukkan atom-atom sebanyak yang diperlukan unsur-unsur yang
membentuk kehidupan ke dalam sebuah tong. Biarkan mereka menambahkan apa saja
yang mereka anggap perlu ke dalam tong itu agar atom-atom ini bersatu untuk
membentuk zat organik, dan biarkan mereka menunggu. Biarkan mereka menunggu
selama 100 tahun, 1.000 tahun, dan bila perlu selama 100 juta tahun, dengan
mengalihkan tugas penantian dari ayah kepada anaknya. Akankah suatu saat muncul
seorang profesor dari tong ini? Tentu saja tidak. Berapa lama pun mereka
menunggu, seorang professor tidak akan muncul dari tong ini. Bukan hanya
professor, satu makhluk hidup pun tak akan keluar dari tong ini. Tidak ada
burung, ikan, kupu-kupu, apel, gajah, mawar, stroberi, jeruk, bunga violet,
pohon, semut, lebah madu, bahkan nyamuk, tidak akan pernah ada, karena
sekalipun jutaan keping zat organik terkumpul, mereka tidak akan dengan spontan
memiliki sifat-sifat makhluk hidup.
Sekarang, mari kita lihat
apakah atom-atom yang tidak berkesadaran dapat secara spontan membentuk DNA,
batu pertama kehidupan, dan protein.
DNA (Deoxyribonucleic
Acid/Asam Deoksiribonukleat), yang terletak pada inti sel mengandung kode-kode
yang membawa informasi dari semua organ dan karakteristik tubuh. Kode ini
sedemikian kompleks sehingga para ilmuwan hanya dapat menerjemah-kannya secara
terbatas baru pada tahun 1940-an. DNA, yang berisi semua informasi tentang
makhluk hidup pemiliknya, juga dapat berkembang biak sendiri. Bagaimana molekul
yang terbentuk melalui perakitan dari atom-atom dapat berisi informasi dan
bagaimana ia memperbanyak jumlahnya dengan menduplikat diri sendiri, masih
merupakan salah satu pertanyaan yang tidak terjawab.
Protein adalah bahan
pembangun makhluk hidup dan mereka me-mainkan peran kunci dalam banyak fungsi
penting organisme. Misalnya, hemoglobin mengirim oksigen ke seluruh tubuh kita,
antibodi menjinak-kan mikroba yang memasuki tubuh kita, dan enzim membantu kita
mencer-na makanan yang kita makan dan mengubahnya menjadi energi.
Rumus pada DNA kita memungkinkan pembentukan 50.000 macam protein.
Jelas, protein sangat penting untuk kelangsungan makhluk hidup dan ketiadaan
satu protein saja, mustahil makhluk hidup itu bisa hidup. Secara ilmiah
mustahil bagi DNA dan protein, yang masing-masing merupakan molekul besar,
untuk terbentuk begitu saja secara kebetulan.
DNA adalah serangkaian nukleotida yang tersusun dalam urutan
terentu. Protein adalah serangkaian asam amino yang tersusun lagi-lagi dalam
urutan tertentu. Sebelumnya, secara matematika tidak mungkin baik untuk molekul
DNA maupun molekul protein, yang terdiri dari ribuan jenis, untuk memilih
secara kebetulan urutan yang diperlukan untuk kehidupan. Perhitungan
probabilitas menunjukkan bahwa molekul protein yang paling sederhana sekalipun
berpeluang nol untuk dapat mencapai urutan yang benar. (Untuk informasi lebih
detail, baca buku Keruntuhan Teori Evolusi oleh Harun Yahya). Di samping
ketidakmungkinan matematis ini, juga ada hambatan kimiawi untuk pembentukan
molekul ini secara kebetulan. Jika hubungan antara DNA dan protein merupakan
fungsi waktu, peluang dan proses alami, maka harus ada semacam kecenderungan
kimiawi pada DNA dan protein untuk bereaksi, seperti asam dan basa yang mempunyai
kecenderungan kuat untuk bereaksi. Dalam hal ini, jika 'peluang' benar-benar
berperan, asam-gula, asam aminefosforat, dan seluruh tuan rumah (host) dari
reaksi-reaksi kimia alami lainnya akan terjadi di antara fragmen-fragmen DNA
dan protein manapun, dan makhluk hidup yang kita lihat sekarang tidak akan
terbentuk.
Apakah kecenderungan alami
fragmen-fragmen DNA dan protein untuk bereaksi secara kimia ini lantas membuat
waktu, peluang, dan hu-kum kimia pada akhirnya akan menghasilkan kehidupan dari
campuran molekul-molekul ini? Tidak. Bahkan sebaliknya. Masalahnya adalah bahwa
semua reaksi kimia alami ini adalah reaksi yang salah selama ini mengenai
sistem kehidupan. Jika diserahkan pada waktu, peluang, dan kecenderungan
kimiawi mereka sendiri, DNA dan protein akan bereaksi sedemikian rupa sehingga
menghancurkan sistem kehidupan dan akan menghambat perkembangan kehidupan.41
Sudah jelas, sama sekali mustahil bagi DNA dan
protein, yang sama sekali tidak dapat terbentuk secara acak, dibiarkan tak
terkedali untuk membentuk kehidupan mengikuti formasi mereka sendiri. Jean
Guitto, filsuf kontemporer, menegaskan ketidakmungkinan ini dalam bukunya yang
berjudul Dieu et la Science (Tuhan dan Ilmu Pengetahuan), dengan menyatakan
bahwa kehidupan tidak terbentuk secara kebetulan:
Mengikuti 'kebetulan' yang
manakah atom-atom tertentu saling mendekat untuk membentuk molekul pertama dari
asam amino? Sekali lagi, melalui kebetulan yang mana molekul-molekul ini
bergabung untuk membentuk struktur kompleks yang disebut DNA? Saya mengajukan
pertanyaan seder-hana ini seperti ahli biologi, Francois Jacob bertanya: Siapa
yang mem-persiapkan rencana agar molekul DNA pertama memberikan pesan pertama
yang memicu kelahiran sel hidup pertama?
Jika orang puas dengan
asumsi yang melibatkan faktor kebetulan, perta-nyaan-pertanyaan ini — dan
banyak lagi lainnya — tidak akan pernah terja-wab; Inilah sebabnya, selama
beberapa tahun terakhir, para ahli biologi mulai mengubah pandangannya.
Peneliti-peneliti ternama tidak puas dengan menceritakan kembali hukum Darwin
tanpa berpikir, dari waktu ke waktu; mereka mengajukan teori baru yang
mengejutkan. Teori-teori ini berda-sarkan pada gagasan bahwa ada Zat Pengatur
yang jelas lebih superior daripada materi terlibat dalam proses ini. 42
Seperti yang dikatakan
Jean Guitton, sains telah mencapai suatu titik, berkat penelitian dan
penemuan-penemuan ilmiah di abad ke-20, sehingga secara ilmiah telah terbukti
bahwa teori evolusi Darwin tidak berlaku. Ahli biologi Amerika, Michael Behe,
menyampaikan hal ini dalam bukunya yang terkenal, Darwin's Black Box:
Sains telah mengalami
kemajuan luar biasa dalam memahami bagaimana kimia kehidupan bekerja, tetapi
keanggunan dan kerumitan sistem biologi pada tingkat molekul telah melumpuhkan
usaha-usaha sains untuk menjelaskan asal usul manusia. Jangankan kemajuan,
usaha untuk menjelaskan asal usul sistem biomolekular yang spesifik dan
kompleks saja nyaris tidak ada. Banyak ilmuwan berpura-pura menyatakan bahwa
penje-lasan sudah di tangan, atau akan ada cepat atau lambat, tetapi tidak ada
du-kungan untuk pernyataan ini dalam literatur ilmiah profesional. Lagipula,
ada alasan-alasan yang memaksa — ber-dasarkan struktur sistem itu sendiri —
kita berpikir bahwa penjelasan Darwin untuk mekanisme kehidupan selamanya
terbukti tidak masuk akal.43
Seperti halnya seluruh
alam semesta di-ciptakan dari sesuatu yang tidak ada, begitu pula makhluk
hidup. Tidak ada yang dapat muncul dari ketiadaan secara kebetulan, demikian
pula, zat mati tidak dapat berga-bung secara kebetulan untuk membentuk makhluk
hidup. Hanya Allah, pemilik kekuatan, kebijakan, dan ilmu pengetahuan tak
terhingga, yang memiliki kekuatan untuk melakukan semua ini:
“Sesungguhnya Tuhan kamu
ialah Allah yang telah menciptakan la-ngit dan bumi dalam enam masa, lalu dia
bersemayan di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya
dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bin-tang
(masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, men-ciptakan dan
memerintah hanyalah hak Allah. Mahasuci Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al
A’raaf, 7: 54) !
Picture Text
Dapatkah material—
plastik, aluminium, dan baja di atas — terbang? Tidak. Mereka tidak dapat
terbang sekalipun mereka ditempatkan bersama dalam suatu wadah. Pesawat dibuat
dengan merakit banyak bahan yang masing-masing tidak mampu terbang, dengan
rancangan khusus. Kemampuan untuk terbang bukan didapat dari aluminium,
plastik, atau bahan bakar. Spesifikasi bahan ini sangat penting, tetapi
kemampuan untuk terbang hanya bisa didapatkan setelah bahan-bahan ini
digabungkan menurut suatu rancangan khusus. Begitu juga makhluk hidup. Sebuah
sel hidup disusun dari atom-atom yang tidak hidup dengan rancangan khusus.
Mengapa kamu kafir kepada
Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidup-kan kamu, kemudian kamu
dimatikan dan dihidupkannya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?
(QS. Al Baqarah, 2: 28) !
Jelas betapa tidak
berartinya sketsa di atas. Semua orang kini tahu bahwa batu-batu atau kerikil
di alam tidak berubah menjadi katak atau ikan. Tak diragukan lagi, mustahil
kehidupan bisa terbentuk dari materi mati. Ini menyangkal teori evolusi yang
menyatakan bahwa kehidupan muncul dari benda mati secara kebetulan.
KETIKA ATOM MEMPELAJARI ATOM
Menurut pernyataan
evolusionistis, atom-atom yang secara kebetulan berubah menjadi profesor dan
melihat diri sendiri dengan mikroskop elektron, menyatakan bahwa mereka
terbentuk secara kebetulan. Tidak diragukan pernyataan demikian sangat tidak
meyakinkan bahkan bagi anak kecil.
Molekul DNA yang
mengandung informasi lengkap tentang sel-sel hidup dalam sistem pengkodean
sempurna, memiliki struktur yang sangat kompleks. Struktur molekul tanpa cacat
ini menggugurkan pernyataan evolusionis bahwa ia terbentuk secara kebetulan.
“Semua yang berada di
langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran
Allah). Dan Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. Kepunyaan-Nyalah
kerajaan langit dan bumi. Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Mahakuasa atas
segala sesuatu.” (QS. Al Hadiid, 57: 1-2) !
Dan kepada Allah sajalah
bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi
dan (juga) para malaikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri.
Mereka takut kepada Tuhan mereka yang berkuasa atas mereka dan melaksanakan apa
yang diperintahkan (kepada mereka). (QS. An-Nahl, 16: 49-50) !
Bab 5
KEKUATAN ATOM
Kita mengetahui bagaimana
atom, bahan pembangun seluruh alam semesta dan segala sesuatu di dalamnya, baik
hidup mau-pun mati, membentuk materi dengan cara luar biasa. Seperti yang telah
kita kaji, partikel kecil ini mempunyai organisasi yang sempurna di dalamnya.
Namun, aspek ajaib dari atom tidak berakhir di sana, atom juga menyimpan energi
yang sangat dahsyat.
Kekuatan tersembunyi di
dalam atom sedemikian hebat sehingga penemuannya memungkinkan manusia untuk
membangun kanal besar antarsamudra, menggali menembus gunung, memproduksi iklim
buat-an, dan menyelesaikan banyak proyek bermanfaat. Namun, sementara kekuatan
tersembunyi di dalam atom berguna bagi kemanusiaan di satu sisi, ia mengandung
bahaya sangat besar bagi kemanusiaan di sisi lain. Sedemikian dahsyat sehingga
penyalahgunaan kekuatan ini, puluhan ribu orang kehilangan jiwanya dalam waktu
yang relatif singkat — bebe-rapa detik saja — di Hiroshima dan Nagasaki di masa
Perang Dunia ke-2. Beberapa tahun belakangan, sebuah kecelakaan yang terjadi di
Pembangkit Tenaga Nuklir Chernobyl, Rusia menyebab-kan kematian atau terlukanya
sejumlah besar manusia.
Sebelum memberikan
informasi lebih detail tentang bencana yang disebabkan kekuatan atom di
Hiroshima, Nagasaki dan Chernobyl, mari kita tinjau sifat kekuatan atom dan
bagaimana kekuatan ini dilepaskan.
Kekuatan Tersembunyi di Dalam Inti
Pada bab berjudul “Episode
Pembentukan Atom”, telah dikatakan bahwa gaya yang menjaga proton dan netron
tetap bergabung di dalam inti atom adalah “gaya nuklir kuat”. Kekuatan dahsyat
energi nuklir didapatkan dengan pelepasan sebagian kecil dari gaya ini di inti.
Kadar energi ini bervariasi tergantung jenis unsurnya, karena jumlah proton dan
netron dalam inti setiap unsur berbeda. Ketika inti berkembang, jumlah netron
dan proton dan kadar gaya yang mengikat mereka meningkat. Sangat sulit untuk
melepaskan gaya yang berperan menjaga kebersamaan proton dan netron di dalam
inti besar. Ketika jarak antar partikel semakin jauh, mereka, seperti tali
busur yang terentang, mencoba untuk berkumpul kembali dengan gaya yang lebih
kuat.
Sebelum mencermati gaya
ini lebih detail, mari kita berpikir sejenak. Bagaimana gaya sedemikian besar
berada di tempat yang sedemikian kecil? Gaya ini baru ditemukan setelah
bertahun-tahun penelitian yang dilakukan oleh ribuan orang. Jika tidak
di-ganggu, gaya ini tidak akan membahayakan siapa pun, tetapi karena intervensi
manusia, gaya ini kapan saja dapat membunuh jutaan manusia.
Dua proses teknis yang
disebut “fisi” dan “fusi” melepaskan gaya dahsyat dalam inti atom ini, yang
dapat membahayakan jiwa jutaan manusia. Meskipun reaksi ini semula tampaknya
terjadi di dalam inti atom, sebenarnya semua komponen atom terlibat. Reaksi
yang disebut fisi adalah reaksi nuklir di mana inti atom membelah menjadi
fragmen, dan reaksi yang disebut fusi membawa dua inti bergabung dengan sebuah
gaya yang kuat. Dalam kedua reaksi ini, energi dalam jumlah besar dilepaskan.
Fisi
Fisi adalah reaksi nuklir
di mana inti atom, yang terikat oleh gaya terkuat di alam semesta, atau “Gaya
Nuklir Kuat”, terbelah menjadi fragmen-fragmen. Bahan utama yang digunakan
dalam percobaan fisi adalah “uranium” karena atom uranium adalah salah satu
atom terberat. Dengan kata lain, terdapat banyak proton dan netron di dalam
inti atomnya.
Dalam percobaan fisi,
ilmuwan menembakkan sebuah netron pada inti uranium dengan kecepatan tinggi.
Mereka menghadapi situasi yang sangat menarik. Setelah netron diserap inti
uranium, inti uranium menjadi sangat tidak stabil. Inti atom tak stabil berarti
ada perbedaan jumlah proton dan netron di dalam inti yang menyebabkan
ketidak-seimbangan di dalam strukturnya. Karena itu, inti memulai pembelahan
menjadi fragmen dan memancarkan sejumlah energi untuk meng-hilangkan
ketidakseimbangan ini. Inti, di bawah pengaruh energi yang dilepaskan, mulai
mengeluarkan komponen-komponen yang dimiliki-nya dengan kecepatan tinggi.
Mengingat hasil percobaan
ini, netron diakselerasi dan uranium dibombardir dengan netron di dalam
lingkungan khusus yang disebut “reaktor”. Namun, uranium dibombardir dengan
netron menurut ukuran tertentu, tidak secara acak, karena setiap netron yang
mem-bombardir atom uranium harus dengan cepat mengenai uranium dan pada titik
yang diinginkan. Karena itu, percobaan ini dilakukan dengan mempertimbangkan
segala kemungkinan. Jumlah uranium, jumlah ne-tron untuk menembak uranium,
durasi, dan kecepatan tembak netron, harus dihitung dengan saksama.
Setelah semua perhitungan
dilakukan dan lingkungan yang sesuai disiapkan, inti dibombardir dengan
netron-netron sedemikian rupa se-hingga mereka menembus inti atom di dalam
uranium. Dari gumpalan inti, satu inti saja yang terbelah menjadi dua sudah
cukup. Dalam pem-belahan ini, rata-rata dua atau tiga netron dikirim keluar
dengan kece-patan tinggi dan energi yang besar. Netron-netron yang dilepaskan
memulai reaksi berantai dengan menabrak inti uranium lainnya dalam gumpalan
itu. Setiap inti yang baru terbelah berperilaku seperti inti uranium pertama.
Jadi, reaksi berantai pun dimulai. Sejumlah besar inti uranium terbelah menjadi
fragmen sebagai hasil reaksi berantai ini, dan menyebabkan terlepasnya sejumlah
besar energi.
Pembelahan inti seperti
inilah yang menyebabkan bencana di Hiro-shima dan Nagasaki, dan merenggut nyawa
puluhan ribu orang. Sejak momen pertama bom atom dijatuhkan di Hiroshima oleh
Amerika Seri-kat dalam Perang Dunia II, tahun 1945, dan setelahnya,
diperkirakan 100.000 orang mati. Satu bom lagi yang dijatuhkan Amerika di
Nagasaki tiga hari setelah bencana di Hiroshima menyebabkan kematian 40.000
orang tepat pada saat peledakan. Kekuatan yang dilepaskan inti di sam-ping
menyebabkan kematian banyak orang, juga menghancurkan area pemukiman yang luas,
dan radiasinya menimbulkan banyak penyim-pangan genetik yang tidak bisa
diperbaiki dan masalah psikologis di pemukiman yang tersisa, yang kelak akan
mempengaruhi generasi berikutnya.
Jika bumi kita, seluruh
atmosfer, semua benda hidup dan mati terma-suk kita, terdiri dari atom, apa
yang mencegah atom-atom itu melakukan reaksi nuklir seperti yang terjadi di
Hiroshima dan Nagasaki, yang dapat saja terjadi kapan saja dan di mana saja?
Netron diciptakan dengan
cara seperti itu sehingga, ketika mereka bebas di alam — tanpa terikat pada
sebuah inti — mereka rentan terha-dap dekomposisi/peluruhan yang disebut
“disintegrasi beta”. Karena peluruhan ini, tidak ada netron yang berkeliaran
bebas di alam. Karena itu, netron yang digunakan pada reaksi nuklir ini
didapatkan melalui metode buatan.
Ini menjelaskan bahwa,
Allah, Pencipta seluruh alam semesta, men-ciptakan segala sesuatu dengan ukuran
tepat. Jika netron tidak luruh dalam kondisi bebas, bumi hanya akan menjadi
bola langit tak berpeng-huni di mana reaksi berantai berjalan terus-menerus.
Allah menciptakan atom lengkap dengan kekuatan dahsyat di dalamnya dan menjaga
kekuatan ini terkendali secara menakjubkan.
Fusi
Fusi nuklir, kebalikan
dari fisi, adalah proses penyatuan dua inti ringan menjadi inti yang lebih
berat dan menggunakan energi pengikat yang dilepaskan. Namun, untuk mencapai
hal ini secara terkendali sangat tidak mudah. Ini karena inti bermuatan listrik
positif dan berto-lakan satu sama lain dengan kuat jika dipaksa bersatu. Karena
itu, sebuah gaya yang cukup kuat diperlukan untuk mengatasi gaya repulsif di
antara mereka agar fusi terjadi. Energi kinetik yang dibutuhkan ini setara
dengan temperatur sekitar 20-30 juta derajat.44 Temperatur ini luar biasa
tinggi sehingga tidak ada satu pun benda padat untuk menampung
partikel-partikel yang akan terlibat dalam reaksi fusi ini tahan ter-hadapnya.
Jadi, tidak ada satu mekanisme pun di dunia yang dapat merealisasikan fusi
kecuali panas dari bom atom.
Reaksi fusi terjadi di
matahari sepanjang waktu. Panas dan sinar yang datang dari matahari adalah
hasil fusi antara hidrogen dan helium, dan energi dilepaskan sebagai ganti
materi yang hilang selama perubahan ini. Setiap detik, matahari mengubah 564
juta ton hidrogen menjadi 560 juta ton helium. 4 juta ton sisa materi diubah
menjadi energi. Kejadian luar biasa ini menghasilkan tenaga matahari yang
sangat vital bagi kehidupan di planet kita, dan telah berjalan selama jutaan
tahun tanpa jeda. Dalam benak kita mungkin akan timbul pertanyaan seperti ini:
Jika setiap detik matahari kehilangan materinya sebanyak 4 juta ton, kapan
matahari akan habis?
Matahari kehilangan 4 juta
ton materi setiap detiknya, atau 240 juta ton per menit. Jika kita asumsikan
bahwa matahari telah memproduksi energi dengan laju seperti ini selama 3 milyar
tahun, maka matahari telah kehilangan massanya selama itu sebesar 400.000 juta
kali juta ton, yang sama dengan seper 5000 total massa matahari sekarang.
Jumlah ini seperti satu gram pasir yang hilang dari bongkahan batu seberat 5
kilogran dalam kurun 3 milyar tahun. Ini menjelaskan bahwa massa matahari
sedemikian besar sehingga waktu yang sangat-sangat panjang akan terlewati
sebelum matahari habis.
Abad ini, manusia hanya
dapat menemukan komposisi matahari dan kejadian kejadian yang berlangsung di
dalamnya. Sebelumnya, tidak ada yang pernah tahu tentang gejala seperti ledakan
nuklir, fisi atau fusi. Tak seorang pun tahu bagaimana matahari menghasilkan
energi. Tetapi, selagi manusia tak menyadari semua ini, matahari terus-menerus
menjadi sumber energi bumi dan kehidupan, selama jutaan tahun dengan mekanisme
menakjubkan ini.
Sekarang, yang benar-benar
menarik adalah bahwa bumi kita telah diletakkan pada jarak sedemikian tepat
dari matahari — sumber energi bermassa besar — sehingga tidak terpapar kekuatan
matahari yang membakar dan merusak, sekaligus tidak kehilangan energi
bermanfaat yang disediakan matahari. Demikian pula, matahari yang memiliki daya
dan energi sebegitu besarnya, diciptakan pada jarak, dengan kekuatan dan
ukuran, yang sempurna untuk seluruh kehi-dupan di bumi, dan terutama, manusia.
Massa raksasa dan
reaksi-reaksi nuklir hebat yang terjadi di dalamnya terus melakukan aktivitas
selama berjuta-juta tahun dalam keharmonisan sempurna dengan bumi dan peri-laku
terkendali. Untuk memahami betapa hebat, terkendali, dan seimbangnya sistem
ini, kita hanya perlu mengingat bahwa manusia tidak mampu mengendalikan sumber
tenaga nuklir paling sederhana yang didirikannya sendiri. Tak ada ilmuwan, tak
peralatan teknologi canggih, yang mampu mencegah kecelakaan nuklir yang terjadi
di reaktor Chernobyl di Rusia pada tahun 1986. Dikatakan bahwa efek kecelakaan
nuklir ini bertahan hingga 30-40 tahun. Walaupun ilmuwan telah menutup bagian
reaktor yang terkontaminasi dengan beton sangat tebal untuk mencegah kerusakan
lebih lanjut, belakangan dilaporkan bahwa ada kebocoran pada beton ini.
Jangankan ledakan nuklir,
kebocoran nuklir saja sudah sangat berba-haya bagi kehidupan manusia, dan sains
tidak berdaya terhadap ancam-an ini.
Di sini, kita berhadapan
dengan kekuatan Allah yang mahaluas dan kedaulatan-Nya pada setiap partikel
(atom) di alam semesta dan par-tikel-partikel subatomik di dalamnya (proton,
netron,). Kekuatan Allah dan kedaulatan-Nya atas segala sesuatu yang
diciptakan-Nya dinyata-kan dalam ayat berikut:
“Kamu tidak berada dalam
suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Quran dan kamu tidak
mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu
melakukan-nya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah
(atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula)
yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh
Mahfuzh).” (QS. Yunus, 10: 62) !
Efek Bom Atom: Hiroshima dan Nagasaki
Bom atom yang dijatuhkan
pada tahun terakhir Perang Dunia ke-2 telah menunjukkan pada seluruh dunia
kekuatan dahsyat yang tersim-pan dalam atom. Kedua bom itu menyebabkan ratusan
ribu orang kehi-langan jiwa dan menyisakan kerusakan fisik seumur hidup pada
orang-orang yang selamat.
Mari kita lihat kekuatan
dahsyat dalam atom, yang menyebabkan ke-matian ratusan ribu orang dalam
beberapa detik, yang dilepaskan detik per detik:
Pada Momen Ledakan
Mari kita asumsikan bom
atom meledak pada ketinggian 2.000 m seperti yang terjadi di Hiroshima dan
Nagasaki. Netron-netron yang membombardir uranium dan yang membelah atom
pertama menjadi fragmen-fragmen, menghasilkan reaksi berantai di dalamnya
seperti yang disebutkan sebelumnya. Dengan kata lain, netron-netron yang
ter-lempar keluar dari inti pertama yang pecah menabrak inti lain dan
memecahnya pula. Jadi, semua inti terfragmentasi dengan cepat dalam reaksi
berantai, dan ledakan terjadi dalam waktu sangat singkat. Netron bergerak
begitu cepat sehingga bom melepaskan total energi sebesar 1.000 milyar kilo
kalori hanya dalam sepersejuta detik.
Bom segera berubah menjadi
gas, dan temperatur gas ini meningkat menjadi beberapa juta derajat dan tekanan
gas meningkat menjadi satu juta atmosfer.
Seperseribu Detik Setelah Ledakan
Diameter massa gas yang
diledakkan meningkat dan pelbagai radiasi dipancarkan. Radiasi-radiasi ini
membentuk “kilatan awal (initial flash)” ledakan. Kilatan ini dapat menyebabkan
kebutaan total pada orang-orang yang berada dalam radius puluhan kilometer dari
ledakan. Kilatan ini ratusan kali lebih kuat daripada yang dipancarkan dari
permukaan matahari (per satuan permukaan). Waktu yang berselang setelah ledakan
begitu pendeknya sehingga orang yang berada di dekat lokasi ledakan bahkan
belum sempat menutup mata.
Tekanan akibat guncangan
ini menyebabkan kerusakan berat di dalam bangunan. Menara-menara pemancar daya,
jembatan-jembatan dan gedung-gedung tinggi yang dibangun dari baja-kaca juga
rusak. Di sekitar ledakan, sekumpulan besar debu halus membumbung.
Dua Detik Setelah Ledakan
Kumpulan debu yang
berkilat dan udara di sekitarnya membentuk bola api. Panas yang dipancarkan
bola api ini, yang permukaannya masih sangat panas dan berpendar seperti
matahari, bahkan cukup dahsyat untuk menyalakan zat-zat yang mudah terbakar di
dalam lingkup daerah berdiameter 4-5 km. Radiasi bola api dapat menyebabkan
kerusakan permanen pada indra penglihatan. Pada momen ini, gelombang kejut yang
bergerak dengan kecepatan sangat tinggi meluas di sekitar bola api.
Enam Detik Setelah Ledakan
Pada saat ini, gelombang
kejut menghantam bumi dan menyebabkan kerusakan mekanik pertama. Gelom-bang ini
menciptakan tekanan udara yang sangat tinggi, yang intensitasnya baru menurun
setelah jauh dari pusat ledakan. Bahkan sekitar 1,5 km dari titik ini, tekanan
tambahan dua kali lebih kuat daripada tekanan atmosfer normal. Kemungkinan
orang bertahan hidup pada tekanan ini adalah 1%.
Tiga Belas Detik Setelah Ledakan
Gelombang kejut menyebar
sepanjang permu-kaan bumi dan diikuti ledakan yang terjadi karena reposisi
udara oleh bola api. Ledakan ini menyebar sepanjang bumi pada kecepatan 300-400
km/jam.
Sementara itu, bola api
telah mendingin dan volumenya menurun. Karena lebih ringan dari udara, bola api
ini mulai naik. Gerakan ke atas menyebabkan arah angin di bumi berbalik dan
menimbulkan angin kencang mulai bertiup ke arah pusat, walaupun sebelumnya
bertiup keluar dari pusat ledakan.
Tiga Puluh Detik Setelah Ledakan
Setelah bola api naik,
bentuknya yang bulat berubah seperti bentuk jamur.
Dua Menit Setelah Ledakan
Awan berbentuk jamur tadi
kini telah mencapai ketinggian 12.000 m. Ini adalah batas terendah lapisan
stratosfer. Angin yang bertiup di ketinggian ini menyebabkan awan gelap
berbentuk jamur itu menyebar, dan komponennya yang sebagian besar debu
radioaktif berhamburan ke dalam atmosfer. Karena debu radioaktif ini berisikan partikel-partikel
yang sangat kecil, mereka dapat naik ke lapisan-lapisan atmosfer lebih atas.
Sebelum kembali jatuh ke bumi, debu ini mungkin berhasil mengelilingi bumi
beberapa kali terbawa angin pada lapisan atmosfer yang lebih tinggi. Jadi, debu
radioaktif sisa ledakan ini mungkin telah tersebar di seluruh dunia.
Radiasi yang Dipancarkan Atom
Radiasi terdiri dari sinar
gamma, netron, elektron dan partikel-partikel subatomik sejenis, yang bergerak
dengan kecepatan tinggi, mencapai 200.000 km/detik. Partikel-partikel ini dapat
dengan mudah menembus tubuh manusia dan merusak sel-sel pembentuk tubuh.
Kerusakan ini dapat menyebabkan kanker fatal atau bila terjadi pada sel-sel
reproduksi, dapat mengakibatkan gangguan genetika yang memengaruhi generasi
berikutnya. Jadi, partikel radioaktif yang menembus tubuh manusia berakibat
sangat serius.
Radiasi yang dilepaskan
dalam ledakan atom mempengaruhi makhluk hidup baik secara langsung maupun
melalui produk-produk peluruhan radioaktif yang timbul dalam ledakan.
Ketika satu partikel atau
sinar ini mengenai materi dengan kece-patan tinggi, dengan kuat ia menabrak
atom atau molekul yang meng-halanginya. Tubrukan ini dapat menyebabkan
kerusakan struktur sel. Sel menjadi mati, atau kalaupun pulih, ia bisa tumbuh
tanpa terkendali — yaitu kanker — mungkin setelah berminggu-minggu,
berbulan-bulan , atau bertahun-tahun kemudian.
Radiasi sangat kuat di
daerah dengan radius 500 m dari pusat ledakan. Mereka yang berhasil selamat
dari faktor fatal telah kehilangan hampir semua sel-sel darah putih, luka-luka
muncul di atas kulit, dan mereka semua meninggal karena pendarahan dalam waktu
singkat, sekitar beberapa hari sampai 2-3 minggu kemudian. Efek radiasi bagi
orang-orang yang berada lebih jauh dari lokasi ledakan bervariasi. Mereka yang
terkena sinar merusak yang dipancarkan bola api dari jarak 13, 16, dan 22 km,
berturut-turut menderita luka bakar tingkat pertama, kedua, dan ketiga. Masalah
pencernaan dan pendarahan paling sedikit terjadi, na-mun penyakit nyata yang
muncul belakangan adalah: rambut rontok, kulit terbakar, anemia, kemandulan,
keguguran, melahirkan bayi cacat atau salah bentuk. Dalam kasus ini, kematian
sangat mungkin terjadi dalam periode 10 hari hingga 3 bulan. Bahkan
bertahun-tahun kemudian, kerusakan mata, leukimia, dan kanker radiasi bisa berkembang.
Satu bahaya terbesar dari ledakan bom hidrogen (bom nuklir lain dengan kekuatan
dahsyat yang disebabkan fusi inti bermacam-macam isotop hidrogen dalam
membentuk inti helium) adalah tembusnya debu radio-aktif ke dalam tubuh,
melalui pernafasan, pencernaan, dan kulit. Debu ini menyebabkan masalah-masalah
yang disebutkan di atas tergantung dan kadar kontaminasinya.
Semua ini disebabkan oleh
atom yang bahkan tidak dapat kita lihat dengan mata kita. Atom-atom dapat
membentuk hidup seperti mereka dapat menghancurkannya. Sifat-sifat atom ini
jelas menunjukkan kepada kita betapa tak berdayanya kita dan betapa besar
kekuatan Allah.
“Dan orang-orang yang
kafir berkata: “Hari berbangkit itu tidak akan datang kepada kami,” katakanlah,
“Pasti datang, demi Tuhanku yang mengetahui yang gaib, sesungguhnya kiamat itu
pasti akan datang kepadamu. Tidak ada tersembunyi daripadanya seberat zarrah
pun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula) yang lebih
kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam Kitab yang nyata
(Lauh Mahfuzh). “(QS. Saba’, 34: 3) !
Picture Text
Fisi adalah sebuah reaksi
pemisahan inti atom menjadi fragmen-fragmen. Seperti terlihat pada gambar
berikut, atom uranium 235 yang ditabrakan dengan sebuah netron menjadi terpisah
dan membentuk atom kripton 92 dan barium 142. Dampak dari tabrakan ini yaitu
dilepaskannya sinar gamma dalam bentuk energi
Fusi nuklir, kebalikan
dari fisi, adalah proses penyatuan dua inti ringan menjadi inti yang lebih
berat dan menggunakan energi pengikat yang dilepaskan. Inti di bintang berfusi
ketika mereka bertabrakan. Inti baru kemudian terbentuk, dan neutrino,
positron, netron dan proton serta partikel subatomik lainnya dilepaskan sebagai
energi. Sumber energi yang besar dari bintang-bintang adalah fusi nuklir ini.
Ratusan ribu orang
meninggal dalam beberapa detik saja akibat pelepasan kekuatan dahsyat yang
tersembunyi dalam inti atom.
Tiga macam reaksi fusi
yang tampak pada diagram menghasilkan pelepasan energi dan partikel.
Kecelakaan nuklir yang
terjadi di reaktor Chernobyl, Rusia pada tahun 1986 mengakibatkan dampak
permanen pada manusia dan semua makhluk hidup. Ilmuwan menyatakan efek ini akan
bertahan 30-40 tahun lagi. Langkah-langkah untuk mencegah kebocoran nuklir
tidak banyak menolong. Sebuah studi sedang dilakukan untuk menghilangkan dampak
radiasi yang berbahaya.
Radiasi bisa menimbulkan
kerusakan sangat serius, dengan membentuk ion positif ketika mengenai atom dan
menyingkirkan elektron-elektron di kulit terluarnya. Elektron membentuk ion
negatif dengan berikatan pada atom netral lain.
Kehidupan hancur total
setelah bom dijatuhkan di Hiroshima, dan hanya puing-puing yang tersisa.
Debu radiasi menyebar
sangat luas akibat angin kencang yang terbentuk setelah ledakan, dan
meninggalkan gambaran seakan segalanya diselimuti lapisan abu.
“Dan orang-orang yang
kafir berkata: “Hari berbangkit itu tidak akan datang kepada kami,” katakanlah,
“Pasti datang, demi Tuhanku yang mengetahui yang gaib, sesungguhnya kiamat itu
pasti akan datang kepadamu. Tidak ada tersembunyi daripadanya seberat zarrah
pun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula) yang lebih
kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam Kitab yang nyata
(Lauh Mahfuzh). “(QS. Saba’, 34: 3) !
KESIMPULAN
Dengan tubuh tersusun atas
atom-atom, Anda menghirup atom di udara, memakan atom dalam makanan dan meminum
atom dalam air. Yang Anda lihat tidak lain adalah tabrakan elektron atom di
mata Anda dengan foton. Dan bagaimana yang Anda rasakan dengan sentuhan?
Sensasi itu dibentuk oleh atom-atom kulit Anda yang menolak atom-atom objek.
Memang, dewasa ini hampir
setiap orang tahu bahwa tubuhnya, alam semesta, dunia, pendeknya, segala
sesuatu, terdiri atas atom. Tetapi, barangkali sebagian besar orang sejauh ini
tidak pernah memikirkan sistem macam apa yang dimiliki entitas yang kita sebut
atom itu. Atau kalaupun mereka berpikir, mereka tidak merasakan kebutuhan untuk
menyelidikinya, karena mereka selalu menganggap itu tugas ahli fisika saja.
Akan tetapi, manusia
terkait dalam sistem yang sempurna ini sepanjang hidupnya. Sistem ini
sedemikian rupa sehingga setiap atom dari trilyunan atom yang membentuk kursi
yang kita duduki memiliki susunan yang jika diuraikan perlu satu buku
tersendiri. Diperlukan banyak halaman untuk menyampaikan informasi, sistem dan
kekuatan sebuah atom saja. Dengan kemajuan teknologi dan peningkatan ilmu
pengetahuan kita mengenai alam semesta, buku ini akan semakin tebal.
Lalu, bagaimana susunan
ini terbentuk? Tidak mungkin partikel-partikel yang tersebar setelah Big Bang
membentuk atom dengan keputusan tiba-tiba, dan kemudian lingkungan kondusif
terbentuk secara kebetulan, dan atom-atom ini lalu berubah menjadi materi.
Jelas mustahil menjelaskan sistem seperti ini sebagai suatu kebetulan. Segala
sesuatu yang Anda lihat di sekitar Anda, dan bahkan udara yang tidak dapat Anda
lihat terdiri dari atom-atom, dan terdapat lalulintas yang sangat kompleks di
antara atom-atom ini.
Jadi, siapa yang dapat
mengatur lalulintas atom-atom? Andakah? Bila Anda mengira bahwa tubuh Anda
terdiri dari atom-atom saja, maka atom mana yang mengatur apa? Apakah atom-atom
otak Anda, yang tidak berbeda dengan atom-atom lain, mengontrol atom lainnya?
Bila kita menganggap atom-atom di kepala adalah pengatur, maka kita harus bisa
menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
l Bila semua atom yang membentuk otak adalah pengatur, bagai-mana dan
berdasarkan apa mereka mengambil keputusan? Bagaimana trilyunan atom otak
bekerja sama?
l Mengapa tidak ada satu pun atom dari trilyunan atom ini yang
menentang keputusan yang diambil?
l Bagaimana atom-atom ini berkomunikasi satu sama lain?
Mengingat
pertanyaan-pertanyaan di atas, jelas sebuah deduksi yang sangat tidak logis
untuk mengatakan bahwa trilyunan atom yang membentuk otak seluruhnya adalah
pengatur.
Jadi, bukankah tepat bila
kita berpikir bahwa hanya satu dari trilyun-an atom ini yang menjadi pengatur
dan yang lain adalah pengikutnya? Bila kita percaya bahwa satu atom menjadi
pengatur maka pertanyaan yang akan muncul adalah:
l Atom mana yang menjadi pengatur? Siapa yang memilih atom ini?
l Di bagian otak mana atom ini berada?
l Apa perbedaan atom ini dengan atom lainnya?
l Mengapa atom lain mematuhi atom ini tanpa syarat?
Sebelum menjawab
pertanyaan ini, ada satu hal lagi yang perlu di-nyatakan: satu atom pengatur
tersebut juga terbuat dari partikel-partikel lain. Mengapa dan dengan motif apa
partikel-partikel ini bergabung membentuk atom pengatur? Siapa yang mengontrol
partikel-partikel ini? Karena ada kehendak lain yang mengarahkan
partikel-partikel ini, layakkah mempertahankan keyakinan tentang atom tunggal
di otak yang menjadi pengatur?
Sampai di sini, tak
terelakkan lagi bahwa pernyataan itu tidak berlaku. Bagaimana atom yang tak
terhitung jumlahnya di alam semesta meneruskan eksistensinya dengan penuh
keharmonisan, padahal orang, binatang, tumbuhan, tanah, udara, air, benda,
planet, ruang angkasa, dan lain-lainnya terbuat dari atom? Atom mana yang dapat
menjadi pengatur, padahal atom itu sendiri terbuat dari banyak subpartikel?
Menyatakan pendapat seperti itu atau menganggap segala sesuatu terjadi begitu
saja, dan mengingkari keberadaan Allah yang menciptakan seluruh dunia, hanyalah
“mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka
meyakini (kebenaran)nya.“ (QS. An-Naml , 27: 14).
Coba pikirkan: manusia,
yang terbuat dari susunan atom dengan aneka kombinasi, dilahirkan, diberi makan
dengan atom-atom, dan tumbuh besar dengan atom-atom. Kemudian dia membaca
buku-buku yang terbuat dari atom dalam sebuah gedung yang terbuat dari atom
pula. Kemudian, dia menerima ijazah yang terdiri dari atom-atom yang menyatakan
“Sarjana Teknik Nuklir”. Namun, dia masih bisa maju dan menyampaikan pidato
seperti ini: “ Atom-atom ini bergabung dengan spontan, dan sis-tem yang begitu
hebat di dalamnya terbentuk secara kebetulan.” Jika memang demikian, dari mana
dia mendapatkan kesadaran, ke-inginan dan kecerdasan untuk memberikan pidato
ini?
Dalam hampir setiap
halaman buku ini, ki-ta berulang-ulang melihat bahwa sangat tidak mungkin bagi
atom yang membangun benda-benda hidup atau mati di alam semesta untuk terbentuk
secara kebetulan. Apa yang akan kita katakan kepada mereka, yang sudah
mendengar penjelasan ini, namun tetap berpikir bahwa fenomena ini menjadi ada
secara “kebetulam” atau terbentuk sampai seperti sekarang ini karena mekanisme
“coba-coba”, tidak akan berbeda dengan apa yang dikatakan oleh Nabi Ibrahim
(Alaihis Salam) kepada orang-orang yang ingkar:
“Apakah kamu tidak
memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah
telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan,
‘Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,’ orang itu ber-kata: ‘Saya
dapat menghidupkan dan mematikan’ Ibrahim berkata ‘Sesungguhnya Allah
menerbitkan matahari dari timur, maka terbit-kanlah dia dari barat,”’lalu heran
terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang
yang zalim.” (QS. Al Baqarah, 2: 258) !
“Maka bagi Allah-lah
segala puji, Tuhan langit dan Tuhan bumi, Tuhan semesta alam
Dan bagi-Nyalah keagungan
di langit dan di bumi, Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS. Al
Jaatsiyah, 45: 36-37)
"Mahasuci Engkau,
tidak ada yang kami ketahui
selain dari apa yang telah
Engkau ajarkan kepada kami;
sesungguhnya Engkaulah
Yang Maha Mengetahui
lagi Mahabijaksana."
(QS. Al Baqarah, 2: 32) !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar